Bab 7 Matilah!
"Anak haram, menangislah!"
Farah berteriak, Siesy gemetaran karena takut. Dia membuka mulutnya yang terluka, tapi tidak bisa menangis.
Farah memegang sebuah tang, lalu menjepit lengan Siesy dan memutarnya dengan kuat.
Dia berteriak, "Menangislah!"
"Ah …"
Rasa sakit yang luar biasa membuat Siesy berteriak histeris, seperti seekor kucing yang direbus di air mendidih, suaranya terdengar memilukan.
Namun, dia sudah disiksa parah sehingga tidak bisa menangis lagi.
Kemudian, Farah menjambak rambut Siesy dan membenturkannya dengan kuat, "Menangislah, dengar tidak, menangislah!"
Farah mencengkeram wajah Siesy, menjepit bibirnya dan memutarnya, "Cepat menangis!"
Siesy sudah mati rasa karena kesakitan. Dia tidak mengerti kenapa ayahnya tidak datang menyelamatkannya, kenapa ayah meninggalkan dia dan ibunya.
Ibu bilang ayah adalah pahlawan besar, dia akan datang melindunginya dan ibu.
Namun … kenapa, dia masih belum datang saat dirinya dan ibu ditindas.
Boom!
Tiba-tiba, sebuah mobil langsung menabrak dinding halaman sekolah dan masuk ke dalam seperti seekor monster.
"Farah!"
Mobil masih belum berhenti total, tapi Balin segera keluar sambil berteriak dan mendekatinya.
"Semuanya jangan ke sana, biarkan Marsekal yang mengurusnya. Hubungi orang lainnya dan beri tahu kalau Tuan putri kecil sudah ditemukan."
Yuki memberikan perintah sambil menangis, "Hukum mati semua keluarga Farah, jangan lepaskan satu pun! Jika ada yang kabur satu, seluruh tim akan dibunuh!"
Satu per satu perintah dingin berdarah dikeluarkan.
"Baik!"
Air mata telah mengaburkan netra semua orang!
Anak kecil yang umurnya kurang dari empat tahun disiksa parah seperti itu!
Binatang, benar-benar bajingan!
"Bunuh! Bunuh! Bantai seluruh Kota QT untuk membalaskan dendam nyonya dan Tuan putri kecil! Aku mau mereka minta maaf dengan kematian!"
Dewa perang Ducan yang temperamental berteriak!
Dewa perang Danish yang bijaksana berkata, "Hanya boleh membunuh orang yang bersalah!"
Ducan berteriak, "Berengsek! Mereka semua pantas mati!"
Dewa perang Gareth yang tatapannya sedingin ular berbisa berkata dengan nada suram, "Meskipun Kota QT dipenuhi lautan mayat, selama Marsekal puas, maka aku akan membuat tempat ini menjadi kota mati. Aku sendiri yang akan menanggung konsekuensinya!"
Yuki menyeka air matanya, lalu berkata, "Bunuh Keluarga Wongso dulu, cari sebuah alasan, jangan sampai mempengaruhi hubungan nyonya dan Marsekal dengan Keluarga Wongso. Selain itu, bunuh semua sahabat Farah, semuanya harus mati, jangan beri tahu Marsekal!"
…...
Balin bergegas ke depan, emosinya memuncak saat melihat kondisi putrinya. Dadanya bergerak naik turun seolah akan meledak. Aura pembunuhan menyebar dan kemarahannya seperti dewa kematian.
Gadis kecil yang disiksa adalah gadis yang ada di telepon dan dia adalah putrinya!
"Kamu cari mati!"
Balin seperti disambar petir saat melihat putrinya! Meskipun neraka tingkat delapan belas juga tidak seperti ini! Orang sekejam apa yang bisa menyiksa gadis kecil yang usianya kurang dari empat tahun!
Balin merasa kepalanya berdengung!
Orang sekeji apa yang melakukan hal tidak manusiawi ini!
Balin berteriak, suaranya terdengar seperti petir yang menggelegar. Dia ke depan dan menampar Farah sampai terjungkir, rambutnya berantakan dan setengah wajahnya robek!
"Ayah datang, ayah sudah datang!"
Balin berlutut dan memeluk Siesy dengan erat sambil berlinang air mata!
Putri Balin disiksa parah, wajahnya penuh darah. Gadis kecil itu terus menggigil karena kesakitan, wajahnya pucat!
"Binatang!"
Tangan dan kaki putrinya penuh lebam, lukanya bernanah, lengannya penuh luka jarum berwarna hitam kebiruan serta luka bekas jepitan tang!
Binatang!!
Binatang yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata!
"Ah …"
Hati Balin terasa sesak bahkan napas pun terasa sakit! Dia memuntahkan darah dan hampir pingsan karena hatinya sakit!
Farah adalah kerabat jauh Casandra. Waktu itu Casandra membantunya sehingga dia bisa meninggalkan kampung halamannya ke Kota QT dan menjadi guru TK. Dia malah membalas kebaikan dengan kejahatan sekarang dan menyiksa Siesy sampai seperti ini!
"Balin."
Farah mengenali Balin, dia menutup wajahnya dan berdiri dengan marah, lalu menatap Balin seperti ular berbisa.
Wajahnya robek dan penuh darah karena tamparan tadi. Dia mengutuk sambil menunjuk Balin, "Dasar orang tidak berguna, kamu bahkan masih hidup. Kamu akan mati karena berani memukulku. Aku yang menyiksa putrimu, memangnya kenapa? Dasar pengemis, jika bukan karena Casandra menolongmu dulu, kamu sudah mati sejak awal. Kamu bahkan masih berani memukulku. Kamu hanyalah anjing peliharaan Keluarga Wongso."
Mata Balin penuh amarah, dia menatap Farah dengan dingin dan suaranya terdengar mengerikan, "Kamu pantas mati."
Farah ketakutan karena tatapan dingin Balin sehingga bergerak mundur dan berkata dengan gagap, "Apa … apa yang ingin kamu lakukan? Ye … Yemima Wongso yang menyuruhku. Keluarga Wongso yang memintaku melakukannya, bahkan Casandra juga tidak peduli dengan anak haram ini demi bisa menikah dengan keluarga kaya. Sekarang, Casandra ada di Klub Red Dust dan sedang bersenang-senang dengan Tuan muda Bastian. Ja … jangan mendekat!"
Kedua mata Balin memerah, dia menonjok wajah Farah sehingga membuat Farah terbang sekali lagi!
Balin mendekatinya selangkah demi selangkah!
Kedua tangan Farah menopang lantai, dia terus mundur bahkan ketakutan sampai mengompol di celana dan menatap Balin dengan panik.
"Jangan, jangan memukulku, jangan membunuhku. Aku tidak berani lagi. Aku salah, ampunilah aku."
Farah berlutut sambil membenturkan kepalanya di lantai. Dia terus memohon dan terus membenturkan kepalanya. Dia ketakutan!
Dirinya bahkan bisa merasa takut. Dia tidak pernah berpikir dampak perilakunya terhadap seorang anak berumur tiga tahun!
Balin maju dan memukulnya sekali lagi!
"Matilah! Matilah!"
Bruk! Bruk!
Pukulan demi pukulan dilayangkan ke wajah Farah sehingga dia bahkan tidak punya kesempatan berteriak. Kepalanya dihancurkan Balin!
Tapi, Balin tidak menghentikan pukulannya. Darah memercik ke wajahnya dan Balin tetap tidak berhenti.
Setiap pukulan disertai dengan kemarahan yang mengerikan, kebencian dan rasa bersalah terhadap putrinya!
"Kamu berani menyiksa putriku! Berani sekali kamu! Matilah, ah!!"
Balin sudah gila dan seperti kerasukan iblis!
Kamu menyiksa putriku maka aku akan membunuhmu!
Aku akan menghancurkanmu sampai berkeping-keping!
"Kamu, apakah kamu Balin?"
Tiba-tiba, terdengar suara sedih.
Tubuh Balin menjadi kaku dan langsung sadar. Dia tidak berani berbalik karena tidak berani menatap mata anaknya!
Sebagai seorang suami, dia tidak melindungi istrinya dengan baik!
Sebagai seorang ayah, dirinya tidak melindungi putrinya dengan baik!
Bahkan binatang bisa melindungi keluarganya!
Bagaimana dengan dirinya?
Sebagai seorang Marsekal, istri dan anaknya ditindas orang!
Marsekal seperti apa dia!
Sama sekali tidak ada artinya!