Bab 3 Kenapa Kau Bersama Gabriel?
Bab 3 Kenapa Kau Bersama Gabriel?
"Hei, berhentilah gadis nakal." ucap lelaki itu sembari menahan lengan Zara, gadis itupun tersenyum malu seperti kecolongan. Niatnya ingin kabur menghindari masalah, bukan ini caranya agar lebih dekat dengan Gabriel.
"Jangan pegang-pegang aku, hati-hati nanti kau jatuh hati dengan ku." ucapnya lembut sembari mengedipkan genit satu matanya.
"His! kau harus aku hukum." Bukannya tergoda malah terjadi penolakan.
"Ya ampun, aku hampir pingsan. Belum sarapan." ujar Zara, ia memberikan alasan namun membuat Gabriel kesal.
"Alasan apalagi, ikut aku sekarang." ujar Gabriel sembari memaksa Zara untuk ikut dengannya. Bukan kali pertama melihat Zara dikantin saat jam pelajaran. Gabriel tidak mau meloloskan gadis ini lagi. Ia harus menghukum Zara.
"Aku tidak mau." ujar Zara seraya memberontak menyingkirkan tangan Gabriel yang mencekalnya.
Tuk tuk tuk suara sepatu ada Guru cantik berjalan dengan elegan membawa buku sepertinya menuju ke kelas untuk mengajar. Namun setelah melihat kedua murid yang tengah ribut dikantin. Bu mefta menghampiri kedua anak itu.
Zara melihat ada Bu Mefta di area kantin, kemudian sengaja menarik tangan Gabriel agar terduduk disampingnya. Seakan tengah makan pagi bersamanya. Jika ia kena hukuman, Gabriel pasti juga terkena imbasnya.
"Hey hey! kalian berdua." Gabriel menoleh ke arah sumber suara, terlihatlah Bu mefta yang menghampiri dirinya dan Zara.
"Lepaskan tangan ku." kata Gabriel mencoba melepaskan tangan Zara yang ganti mencekalnya tapi ditahan oleh gadis itu dengan erat. Agar terhindar dari masalah, karna akan sangat bahaya jika berurusan dengan Zara. Sepertinya Zara sangat sengaja mencekal tangannya. Tidak mau terkena hukuman sendirian. Licik bukan?
"Bukannya kau sendiri yang tidak ingin dilepas?"ucapnya tengil dengan senyuman licik dibibirnya. Pintar sekali dalam melakukan hal seperti ini.
"Kenapa kalian disini?" tanya Bu mefta.
"Tadi say-." ucapan itu terpotong.
"Kami sedang meminum es teh bu." ujarnya seraya menunjukkan benar-benar ada 2 gelas es teh diatas meja dan 1 mangkuk mie ayam.
"Zara bohong bu, saya niatnya menegur bukan ikut minum bu." elak Gabriel seraya menggelengkan kepalanya cepat. Zara benar-benar membuatnya kesal, bisa-bisanya melakukan ini padanya.
"Kenapa kau tidak mengakui nya?" tanya Zara, gadis itu tersenyum tipis menunjukkan jiwa liciknya yang tak mau dihukum sendiri.
"Apa benar itu, Gabriel?" Tanya Bu mefta memastikan, apa benar yang dikatakan Zara anak kalem disekolah ini.
"Tidak benar bu, Zara bo.. " ucapnya lagi namun selalu terpotong oleh omong kosongnya Zara.
"Tidak, saya tidak bohong bu. Ibu lihat sendiri disana ada 2 gelas teh, dan Gabriel duduk disamping saya." ucap Zara, semakin membuat jiwa Gabriel yang rendah hati menjadi darah tinggi karna dirinya.
"Kau pasti bohong kan Zara? jawab pertanyaan ibu dengan jujur." Bentakan Bu mefta membuat Gabriel terkejut dan tidak bergerak sama sekali.
"Kalau aku jujur, nanti aku akan dihukum sendirian. Aku tidak mau, Lebih baik dihukum bersama saja." batin Zara.
"Begini bu, kalau Gabriel tidak disini. Mungkin saja es teh hanya 1 dan ini kenyataannya 2 gelas bu." dusta Zara seraya menyakinkan Bu mefta dengan bukti yang sama sekali tidak benar.
Guru itu berfikir keras, jadi intinya benar apa yang semua Zara katakan. Gabriel juga tidak mengatakan apapun. Ia lebih memilih diam. Bukan karna takut, tapi sudah kesal dengan omong Zara. Percuma jika ia terus mengelak, Zara lebih pintar darinya.
"Kalian berdua saya HUKUM." ujar Bu Mefta seraya tegas sekali.
"Yes, haha. "batin Zara.
"Dasar licik," batin Gabriel.
Mereka berdua mengekori Bu damefta, Zara jalan dengan santai berbeda dengan Gabriel begitu takut dan berkeringat dingin. Mungkin ini hukuman pertamanya. Ketua Osis dihukum ini memalukan.
Setelah diruangan Gabriel angkat bicara.
"Bu, saya tidak.. " terpotong lagi
"Gabriel apa-apaan kau ini? jangan jadi pembohong." ucap Zara sembari melirik kearah Gabriel.
"Kau benar-benar membuatku kesal." ujar Gabriel mengepalkan kuat tangannya.
"Wleee." ledek Zara seraya menjulurkan lidahnya ke arah Gabriel.
"Bisa DIAM TIDAK!" ucap Bu damefta yang sudah tidak sabar menghukum mereka berdua.
"Kalian bersihkan Gudang yang ada di atas, sampai pulang sekolah jika sudah selesai kalian boleh pulang jika belum selesai kalian tidak boleh pulang! Mengerti? " ucap Bu mefta menatap tajam ke arah Zara, tentu saja Zara tidak terkejut. Bahkan senyam-senyum melirik Gabriel yang terkejut.
"Berat sekali bu hukumannya, gudang itu tidak kecil." protes Gabriel tidak terima hukuman ini apalagi bersama Gadis Bar-bar yang ada di sebelahnya.
"Apa kau takut dengan kecoa?" ledek Zara sembari tersenyum remeh.
"Tidak ada penolakan, silahkan jalani hukuman kalian!! Cepat! "
"Huftt." gelisah Gabriel, sial sekali hari ini.
Mereka berdua menuju gudang yang ada diatas, gudang itu kotor banyak debu untung saja pak penjaga memberi obat tikus dan kecoa. Jadi tidak ada kotoran menjijikan disana. Karna Zara terlalu semangat menjalani hukuman ini dengan Gabriel lelaki ganteng yang ia Taksir. Tapi bagi Gabriel ini musibah baginya, baru saja bertemu dengan Zara sudah terkena hukuman. Cowok itu bergidik ngeri.
Gabriel hanya diam tidak berkata apa pun bahkan sangat sengit melihat Zara, gara-gara Gadis itu ia juga mendapat hukuman. Hukuman kali pertamanya, sebelumnya tidak pernah. Karna kepribadian Gabriel sangat baik, pintar, rajin dan patuh kepada orang tua. Persis seperti Bara. Cocok menjadi Ketua osis disekolah besar ini.
"Sudahlah jangan marah-marah denganku, lakukan saja apa. Bukannya kau sendiri yang tidak mau melepaskan tanganku." ucap Zara memecah keheningan.
Tidak ada respon dari Gabriel, cowok itu tetap fokus menyapu disudut yang berlawanan.
Tiba-tiba terdengar suara sapu jatuh.
Sengaja dijatuhkan oleh Zara agar bisa mengganggu Gabriel, yang sejak tadi fokus membersihkan debu-debu yang menempel. Cowok itu sangat rajin dan patuh pada Guru sampai benar-benar melaksanakan perintah Bu mefta. Tidak seperti Zara yang sangat malas melaksanakan hukuman yang tentu saja adalah karna ulahnya sendiri.
"Huh aku terkejut." ucap Gabriel terkejutt.
"Kenapa kau diam saja, menyebalkan." ujar Zara kesal, sejak tadi Gabriel tidak melirik atau berbicara padanya.
"Lebih baik kau bersihkan, agar cepat selesai!" ucap tegas dari Gabriel.
Zara tidak peduli, betapa masam wajah Gabriel saat ini. Batin Gabriel jika dia penyihir, pasti gadis ini akan ia sihir menjadi keong mas. Agar menjadi diam!
Kemudian ia buang jauh-jauh keong mas itu agar tidak kembali mengusiknya.
. . . .
Jam istirahat Bara dan Rick mencari sahabatnya yang entah kemana, dikelas pun tidak ada karna ponselnya tidak aktif. Bara mencari di Toilet bertanya ke teman, karna Rick juga mencari Zara. Akhirnya Rick mengetahui karna mendengar percakapan temannya bahwa Zara dan Gabriel sedang membersihkan Gudang atas.
"Bara, Zara sedang dihukum oleh Bu Mefta." ujar Rick sembari menghampiri Bara yang berdiri didepan kelasnya. Setelah mencari dimana Zara berada.
"Sudah ku duga, gadis itu tidak pernah bosan dengan hukuman." ujar Bara, sembari menggelengkan kepala. Tidak heran dengan Zara, yang selalu membuat ulah.
"Kau ingin tahu dengan siapa dia di gudang? “
"Siapa? "
"Gabriel."
Karna Bara tahu, pasti Zara sengaja agar Gabriel juga dihukum. Siapa sih yang tidak kenal sifat Zara terlalu bar-bar ini. Bara hanya diam. Jangan saja Zara menjatuhkan harga dirinya didepan Gabriel.
Bara pun berhenti mencari Zara membiarkan sahabatnya itu menyelesaikan hukumannya.
. . . .
"Akhirnya selesai juga." Ucap Gabriel menyelesaikan menyapunya.
Karna dari tadi tidak terdengar suara berisik dari mulut Zara, dan juga sejak tadi Gabriel tidak melirik sekali pun ke arah gadis itu.
"Zzzzzzz." suara orang mengorok.
Karna Gabriel penasaran dirinya pun membalikan badan, terkejut melihat Zara tertidur pulas dimeja. Untung saja Gabriel bukan lelaki buaya, Dia anak baik tangannya menyibakkan rok yang sedikit terbuka lalu menutupnya.
Mencoba membangunkan Zara dengan seribu cara, Ini adalah salah satu cara terampuhnya.
"ZARA, TADI ADA BERITA KALAU BAEKHYUN EXO BALIKAN SAMA TAEYEON!" Teriakan itu terdengar keras di telinga sangat ampuh sontak Zara terbangun.
"Tidaaaaaaak!" Zara terkejut berteriak.
"Nah, cepat sekali juga jurus ini." ucap Gabriel.
"Hufftt, kenapa kau berbohong, untung kau ganteng. Menyebalkan!" ucap Zara mencoba turun dari meja.
Brukk! aduhh Zara terjatuh karna turun dari meja, seperti anak kecil baru bangun tidur sempoyongan. Karna Gabriel tidak tega akhirnya Gabriel menolong gadis itu.
"Aduh kepalaku pusing." dengan sengaja Zara menempelkan kepalanya ke pundak Gabriel. Gabriel mencoba merangkul dan menuntun gadis itu keluar gudang. Suasana sekolah cukup sepi hanya beberapa murid saja disana. Karna sudah jam pulang sekolah.
"Sudah ra, bisa jalan sendiri kan?" Ucap gabriel menyingkirkan pelan kepala gadis itu.
"Aku tidak mau, sakit sekali kaki ku ini." dustanya, alasan Zara begitu menguatkan karna Gabriel mengetahui bahwa Zara berbohong. Bagaimana tidak, yang tertindih tadi kaki kiri, kenapa kaki kanan yang sakit.
Gabriel meninggalkan gadis itu begitu saja, tanpa ucapan apapun. Membuat Zara tersenyum-senyum. "Kenapa kau sangat tampan, ah seperti Renjun Nct". gumam Zara yang tak peduli kejutekan Gabriel padanya.
Zara melihat jam yang ada ditangannya menunjukkan pukul 14.10 WIB. Terpikir dengan Bara pasti sudah menunggunya, Zara pergi ke kelas tapi sudah terkunci. Lalu menuju parkiran disana ada seseorang yaitu Bara.
"Bara, kau menungguku." tanya Zara menatap ke arah Bara yang hanya diam.
"Tidak, kenapa kau bersama Gabriel? sengajakah?" Ucap bara tanpa menatap ke arah Zara.
"Aku dihukum membersihkan gudang, setelah itu aku tertidur." dengan santainya gadis itu menjawab pertanyaan dari Bara.
"Ha? Lalu Gabriel?" tanya Bara, sudah pasti Bara berfikir aneh-aneh tentang cowok itu.
"Dia sibuk bersih-bersih." jawab Zara seraya mengemut permen lollipop yang ia beli pagi tadi .
"Dia tidak melakukan apapun kan?" tanya Bara semakin aneh, wajar saja bukan? siapa sih yang tidak tergoda dengan tubuh Zara super molek ini.
"Bara otakmu sangat mesum, ya tidak lah." ketus Zara, tak habis fikir.
Zara sudah dari kelas 1 menyukai Gabriel mengagumi Ketua Osis, meski dirinya tau bahwa Gabriel mempunyai pacar. Zara tidak peduli, Reyhan saja bisa dia dapatkan kenapa Gabriel tidak.
"Sudahlah, ayo kita pulang." ucap Bara membuyarkan lamunannya.
"Kau yang menyetir, ya sudah cepatlah." ujar Zara memainkan ponselnya mengstalking pacar-pacarnya. Siapa lagi kalau bukan pacar beda hati dan rasa.
T B C