Bab 6 - Rencana Kaisar Axuan
Kepulanganku memang tengah hangat di perbincangkan. Aku tahu itu, dan saat ini aku berusaha tidak peduli. Semua orang berhak mengejek dan menghinaku, dan aku sudah sangat terbiasa akan hal itu. Pekerjaanku sebagai pembunuh bayaran profesonal membuatku harus terbiasa untuk tidak memperdulikan sekitar. Dilahirkan dan di besarkan sebagai alat terkuat organisasi membuatku membunuh perasaanku sendiri dan bekerja bagaikan sebuah robot canggih dan terkuat.
Huang Axia sang pemilik ragapun kerap kali melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan. Ia begitu tidak peduli bagaimana semua orang memaki, menghujat, merendahkan dan bahkan menyakitinya. Prinsipnya mendengarkan segala keluhan dan makian semua orang tentangnya hanya akan membuatnya sakit hati. Maka dari itu mengabaikan adalah cara terbaik untuk kelangsungan hidupnya dan aku sependapat dengan pemikirannya itu.
"Hamba tidak tahu mengapa mereka begitu pusing. Padahal yang mulia kaisar Axuan sama sekali tidak keberatan anda pulang" gerutu Yiyi yang saat ini menemaniku pemanasan pagi ini.
"Sudahlah Yiyi. Mendengarkan perkataan mereka hanya membuang-buang waktu dan tenagamu" jawabku yang kini mulai berlari-lari kecil di tempat.
"Tapi yang mulia, hamba tidak suka mereka merendahkan anda padahal status anda lebih tinggi dari pada mereka" aku Yiyi.
"Kau tahu Yiyi. Balas dendam yang paling menyakitkan adalah ketika kamu berubah" kataku yang tentu saja membuat kening Yiyi mengerut.
"Apa maksud anda?" Tanyanya bingung.
"Maksudku adalah untuk membuat mereka semua bungkam yang harus kulakukan adalah mengubah diriku dan membuang gelar sampah yang ku sandang. Balas dendam yang terbaik dan memberi efek menyakitkan adalah dengan cara melakukan pembuktian. Dan saat ini aku tengah memulai melakukan hal itu" jawabku.
"Yang mulia putri, anda sangat keren" puji Yiyi.
Meskipun aku mengatakan hal itu, rasanya sangat sulit melakukannya dalam waktu cepat. Tubuh yang ku tempati saat ini sangat lemah, hanya dalam beberapa menit pemanasan saja aku sudah merasa kelelahan. Tampaknya aku harus benar-benar memulainya dari dasar.
Nafasku memburu hebat, keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Dengan cepat aku berteduh di bawah pohon ceri halaman belakang kediamanku yang terletak bagian barat istana dalam. Kusandarkan punggungku pada pohon ceri sembari berusaha mengatur nafasku.
"Ini berbahaya. Bakat yang ku miliki tak mampu berkembang jika tubuh yang ku tempati selemah ini" kataku masih terengah-engah.
"Apa yang harus kulakukan? Omonganku bahkan terlalu besar. Bagaimana aku harus membuktikan perkataanku jika bahkan baru beberapa menit saja dibawah terik matahari pagi aku sudah kelelahan" kataku terdengar putus asa.
"Axia apa yang kau pikirkan. Enyahkan pikiranmu untuk menyerah. Apakah kau lupa jika segala sesuatu tidak ada yang instan. Kau dulu terkenal menjadi pembunuh profesional dengan gaji fantastis karna berusaha. Saat ini kau hanya perlu berusaha lebih keras dan banyak bersabar. Semuanya pasti tidak akan mudah, butuh waktu yang lumayan banyak. Untuk saat ini fokuslah latihan dasar. Bentuklah pertahanan tubuhmu lebih dulu" kataku berusaha menyemangati diri.
Aku lantas beranjak bangun setelah merasa diriku agak mendingan dibanding sebelumnya. Aku pun kembali melakukan gerakan-gerakan dasar olahraga yang akan membantu membentuk pertahanan pada tubuhku. Mungkin akan membutuhkan waktu yang lama sebelum tubuh yang ku tempati saat ini masuk dalam kategori ideal. Ah.. aku merindukan tubuhku di kehidupan sebelumnya.
*****
Di sisi lain, tepatnya di sebuah ruangan penuh rak buku. Kaisar Axuan tengah melaksanakan tugasnya sebagai seorang penguasa tertinggi kerajaan Huang. Saat ini ia begitu fokus membaca dokumen-dokumen yang menumpuk di atas mejanya, hingga kedatangan sosok pemuda berpakaian serba hitam mencuri perhatiannya.
"Jadi apa yang kau dapatkan Chou?" Tanya kaisar Axuan tanpa basa basi.
"Yang mulia. Tidak bisa kah anda pura-pura untuk tidak menyadari kehadiran hamba?" Tanya Chou sedikit kesal. "Hamba baru saja datang. Setidaknya anda memberi hamba waktu untuk beristirahat sejenak" tambahnya.
"Bukankah lebih baik kau menyelesaikannya sekarang agar kau bisa beristirahat. Zhen rasa lebih cepat kau menyelesaikannya lebih baik" balas kaisar Axuan yang berhasil membuat Chou mendengus.
"Seperti yang anda duga. Kaisar Fei sama sekali tidak peduli dengan kepulangan yang mulia putri Axia. Bahkan saat anda dan yang mulia putri Axia meninggalkan kerajaan Zhang, kaisar Fei malah bercinta dengan salah satu dayangnya" kata Chou mulai melaporkan tugas pengintaian yang diperintahkan kaisar Axuan padanya.
"Sudah kuduga ia akan melakukan hal itu" balas kaisar Axuan.
"Tidak hanya itu. Kaisar Fei mulai menyusun rencana untuk mendekati kerajaan Qing. Tampaknya kaisar Fei berusaha memberbesar area kekuasaannya" tambah Chou yang lantas membuat kedua mata kaisar Axuan membulat.
"Jangan katakan ia berusaha mengajukan pernikahan politik dengan salah satu putri kaisar Qing Wei?" Tanya kaisar Axuan yang kini kedua matanya memincing curiga.
Chou lantas mengangguk dan berkata "Memang itu tujuannya" jawabnya yang lantas membuat kaisar Axuan memukul permukaan meja kerjanya dengan kuat.
"Pria brengsek. Ia baru saja membuang mei-meiku dan sekarang ia mulai bergerak untuk membentuk aliansi dengan kerajaan Qing dengan menikahi salah satu putri kaisar Wei" kata kaisar Axuan dengan nada marah. "Kaisar Fei, kau telah membuat Zhen marah. Zhen pastikan kau akan menyesal telah memperlakukan adik kesayanganku seperti sebuah sampah" tambah kaisar Axuan bersungguh-sungguh.
Chou yang menatap junjungannya lantas merinding. Kaisar Axuan memang di kenal sebagai kaisar yang tenang. Namun di balik ketenangannya ia sebenarnya merupakan kaisar yang mengerikan. Di saat para kaisar kerajaan lain mulai mengambil langkah maju, kaisar Axuan akan lebih memilih mengalah dan mengamati sebelum membalas balik dengan hal yang lebih besar dan mengejutkan seperti ini.
Baik ia maupun penduduk ibukota kerajaan Huang tidak pernah menyangka jika kaisar Axuan akan merombak kerajaan Huang baik dari bangunan kerajaan Huang yang di perbesar, wilayah kekuasaan kerajaan yang kian bertambah, perekonomian yang mulai berjalan lancar tanpa kendala, hingga hasil panen yang kian banyak berkat pengluasan perkebunan dan sawah. Dan hal itu hanya kaisar Axuan lakukan dalam waktu yang sangat singkat, yakni dalam kurun waktu satu tahun.
Chou tidak tahu lagi seberapa besar rasa cinta dan sayangnya kaisar Axuan pada putri Axia hingga ia bekerja begitu keras mewujudkan keinginan adiknya tersebut. Saat Chou menanyakan alasan kaisar Axuan bekerja begitu keras, ia akan selalu menjawab bahwa semua yang ia lakukan untuk mewujudkan keinginan kecil mei-meinya dan mensejahterakan para penduduk ibukota Huang yang telah menderita berkat keegoisan mendiang kaisar Huang Lung.
"Lantas apa yang akan anda lakukan sekarang?" Tanya Chou setelah membangun dari lamunannya yang panjang.
"Tentu saja Zhen akan melakukan balas dendam saat festival kekaisaran yang akan diselenggarakan di kerajaan Han tahun ini" jawab kaisar Axuan tersenyum menyeringai.