Epsd 6 Hampir Baku Hantam
Ada sebuah tradisi di UKM sepakbola kami, dimana pada saat ada yang membawa pacar, maka pacarnya harus diberi 'ospek' terlebih dahulu, dan kali ini Hani lah yang diospek. Pada saat itu aku dan Hani disuruh untuk berdiri kedepan dan Hani disuruh untuk memperkenalkan diri.
"Assalamualaikum, semuanya. Nama aku Bayu, nah jadi disini, aku mau ngenalin pacar aku, namanya Hani" ucapku dan dibalas dengan "HAIII HANIII" oleh seluruh orang yang ada disana. Tanpa kusuruh, Hani pun langsung memperkenalkan dirinya.
"Halo semuanyaaa, nama aku Hanii. Aku asalnya dari Ibukota, masih maba, dan aku dari fakultas pertanian sama dengan Bayu, salam kenal yaa semuanya!!" ucap Hani dengan ceria. Pada saat diospek juga pertanyaan yang diberikan kepada Hani juga cukup 'lawak' seperti: 'Kok bisa mau sama muka keset kaya Bayu?', 'Bayu pernah nakal ke kamu ngga?', 'Pernah ditinggal tidur sama Bayu pas lagi telponan ngga?', dan 'kapan putusnya sama Bayu?'. Hani tidak merasa malu dengan ini, bahkan dia bisa membalik canda pertanyaan tersebut dan membuat suasana makin meriah. Tak lama setelah itu, pelatih kami datang dan kami memulai latihan kami.
Kampus kami mencapai final dari turnamen yang diadakan untuk Universitas-Universitas di kota kami dan kota pahlawan yang tidak sangat jauh dari kota kami. Namun kali ini berbeda dengan sebelumnya, kami akan melawan PTN yang merupakan PTN favorit dari kota pahlawan tersebut, jadi menurut masing-masing kubu, ini merupakan momen yang pas untuk menunjukkan kampus mana yang lebih favorit di Jawa Timur.
Performaku pun bisa dibilang cukup baik. Peranku sebagai Regista untuk tim ini berkontribusi banyak dalam serangan, bahkan pelatih dan teman setimku sering menyebutku sebagai Our Pirlo, didedikasikan kepada Andrea Pirlo, salah satu regista terbaik yang pernah ada di dalam lapangan sepakbola. Jujur, sebenarnya aku kurang tersanjung dengan julukan ini, karena aku bukan merupakan pendukung AC Milan, Juventus, atau bahkan Tim sepakbola Italia. Hal ini mungkin disebabkan karena aku kurang suka bermain sebagai Regista, dan aku terlalu mengidolakan Dimitri Payet, seorang pemain sayap yang membuatku mencintai klub West Ham United dengan performa gilanya pada musim 2015/2016, it's a shame though that things didn't work out for him in the next season then he moved back to Marseille.
Latihan pun berjalan lancar, dan selesai latihan, aku menyempatkan diri untuk mandi terlebih dahulu di toilet terdekat, dan setelah itu, aku dan Hani pamit duluan dengan semua orang yang ada disitu dan kami lekas berangkat. Sebelum pulang ke apartemen Hani, Hani mengajakku untuk makan terlebih dahulu di McD****d's dan kami menuju ke cabang McD yang dekat dengan apartemennya.
Di saat kami sedang makan, kulihat ada orang yang sedang berkerumun dengan kawannya sedang melihat tajam kearahku dan Hani. Aku yang merasa tidak nyaman memberitahu Hani tentang kejadian ini.
"Han, liat arah jam 7 dari kamu. Ada orang lagi ngeliatin kita" ucapku. Hani tidak melihat dengan menengok langsung, namun dengan menggunakan refleksi dari layar Handphone nya, dan tak lama setelah melihat orang itu, dia langsung menaruh hapenya dan menutup mulutnya seperti menahan kaget.
"Kenapa, han?" tanyaku.
"Bay, kamu jangan bertingkah aneh-aneh, jangan liatin dia juga. Dia itu orang yang deketin aku, inget kan? Dia anak teknik yang aku kasih tau itu" ucap Hani. Akupun hanya mengiyakannya dan melanjuti makanku.
Dari yang kulihat sih, memang. Dia cukup ganteng dengan khas kegantengan orang kaya di Ibukota, dan pakaian yang dia kenakan juga tanpa perlu tahu detilnya aku sudah tau kalau itu merupakan barang-barang mahal. Mungkin bagi para perempuan, dia merupakan idaman, tapi menurutku, judging by his act, judging by the way he moves, the way he talks, or even the way he sits, I can tell that this dude is a complete prick. Pikiranku itupun terbukti tak lama setelah itu ketika dia membawa temannya untuk jalan melewatiku dan Hani menuju ke toilet dan saat mereka hendak kembali, mereka dengan sengaja mendorong minumku dan menumpahkan air minumku ke lantai dan sebagian membasahi kakiku dan Hani.
"ehh maaf ga sengaja, eh ternyata Hani toh, aku kira siapa. Ini pacar baru kamu ya? Kenalin bro, gua Andre, orang yang lu tikung" ucap orang ini sambil menyodorkan tangannya kepadaku. Aku berusaha untuk tetap tenang dan membalas jabatan tangannya kepadaku.
"Bayu." ucapku singkat.
"Jadi Han, coba jelasin ke aku, kok kamu bisa mau sih sama tiang listrik kaya gini? Perasaan dia juga ga ganteng-ganteng banget, aku liat juga pas dia makan tadi mukanya kaya orang dongo, entah kamu kesambet apa ampe bisa milihnya dia" ucap Andre dengan wajah yang sangat mengundang untuk dipukul.
"Dre, please gausah ganggu aku lagi, kamu udah jelas kalah dari balapan kamu sama Bayu, jadi jauh-jauh dari aku. Lagipula kalau emang aku ngincernya dari harta, semenjak hari pertama kamu chat aku aku pasti udah langsung milih kamu. Ada sesuatu dari Bayu yang kamu gapunya, jadi aku lebih milih dia" ucap Hani dengan tampang sinisnya dan sudah kuperhatikan orang-orang sedang melihat ke arah kita berempat.
"Apa yang kurang? Karena kalau dari kontol aku yakin kalau kontol aku lebih besar dari punya Bayu, kamu mau coba pegang? Nih" ucap Andre sambil memajukan selangkangannya ke kepala Hani dan diikuti oleh tawa kegirangan dari teman-temannya. At this stage, I've lost it. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berdiri dari dudukku dan mengayunkan pukulan keras kearah kepalanya dan menendang badannya, pukulan itu tepat kena di kepalanya, namun tendangan itu meleset karena Andre ditarik oleh temannya dan saat itu tubuhku juga ditahan oleh Hani yang langsung sigap berdiri dan orang yang duduk dekat denganku.
"WOY, SINI LU BANGSAT! NGELECEHIN HANI SEKALI LAGI GUA SERET MUKA LU DI ASPAL! SURUH TEMEN LU PERGI DAN KITA LIAT MANA KEJANTANAN LU!" ucapku yang sudah emosi sambil menunjuk-nunjuk kearah Andre dan Hani yang tetap tenang terus membuatku untuk meredakan emosiku.
"Ssstt.. Udah bayy sabarr.. Yang ada kita malah disuruh pergi dari sini. Udahh tenang dulu, biarin Andre pergi dan kita lanjut makan lagi yaa, istighfarr sayangg" ucap Hani sambil mengelus-elus dadaku. Butuh waktu agak lama untuk membuatku tenang dan satpam yang menjaga memutuskan untuk mengusir Andre dan kerumunannya, after all, mereka yang memulai ini duluan. Setelah mereka diusir, aku tidak langsung duduk melainkan memesan minuman lagi dan mengambil cukup tisu untuk mengelap kekacauan yang telah Aku dan Andre lakukan. Aku kembali duduk dengan membawa minuman baruku dan kami lanjut makan. Disaat makan, Hani terus-terusan melihatku sambil tersenyum.
"Kenapa?" tanyaku.
"Nggak kok, nggak kenapa-napa" balas Hani sambil dia melanjutkan makannya.