Epsd 5 Ciuman Panas
"slurrpss.... Slurpsss.. Mmmhhh... Ahhh...." desah manja Hani. Saat ini kami sedang berada di apartemen Hani dan Hani sedang berada di pangkuanku di sofa, tentu saja saat ini juga kami sedang berciuman.
Sudah kurang lebih empat minggu setelah kami jadian dan nyaris tiap hari kami menyempatkan diri untuk berciuman, terkadang kami melakukannya sebelum jadwal kelas, di sela-sela jam kosong saat tidak ada kelas, dan setelah kelas. Namun perkembangannya juga tidak terlalu jauh. Ketika kami berciuman, Hani masih tidak ingin membuka baju dan jilbabnya, apalagi ketika kami melakukannya di mobil karena menurut dia kalau membuka baju dan jilbabnya akan jadi ribet ketika ada orang yang lewat. Namun aku diperbolehkan untuk memeras payudaranya dari luar baju, dan untuk menambah sensasinya agar seperti terasa jika Hani sedang topless, dia suka menyempatkan diri untuk membuka BH nya sehingga yang membatasi tanganku dan payudaranya hanya sebuah kain tipis.
"hhhh.. Sayangg... Kamu latihannya jam berapa??" ucap Hani sambil mengambil napas.
"Jam 7 sayangg, sekarang masih jam 5, mau lanjut lagi atau udahan??" tanyaku berharap dia mau melanjuti sesi ciuman kami.
"Lanjut dongg, aku masih kepengen, tapi aku boleh buka bergo, ngga? Gerah banget soalnya." tanya Hani.
"Lohh kan kamu yang biasanya ngga mau kalo aku tanya kenapa ngga buka kerudung, aku ga keberatann, atau sekalian buka baju aja biar ga gerah sekalian eheheh" candaku. Hani bereaksi dengan memukul kecil perutku.
"Ihhh apaan sihh, ngga mau ahhh aku masih malu, lagian kan tete aku kecil, pasti kamu ngga suka." ucap Hani, dan belum sempat membalas ucapannya, Hani sudah membuka bergo nya dan kembali menciumi bibirku.
"Yaampun sayangg, buru-buru banget, no need to be that aggressive, aku nggak kemana-mana kok" ucapku disaat melepaskan ciumannya sebentar.
Hani hanya tersenyum manis dan kami kembali berciuman. Kami berciuman agak lama, dan out of nowhere, Hani menarik kedua tanganku dan mengarahkannya menuju payudaranya, namun kali ini dia mengarahkannya lewat dalam sehingga kini kulit tanganku dan payudaranya bersentuhan. Sensasi ini membuat Hani yang baru pertama kali menjadi makin liar dan kurasakan muncul cairan orgasme dari celana Hani dan akupun ikut kaget karena ternyata dibalik legging yang Hani gunakan, Hani tidak menggunakan celana dalam.
"Hhhh... Hhhh.. Wow, that was new." ucapku.
"Hhhh... Hhhh... Iyaa sayang, aku jadi berasa kurang aja kalo kamu megang tete aku dari luarr... Hhh... Hhh... Tadi juga berasa kaya punya kamu ngegesek-gesek punya aku dari luarr jadi aku makin bergairah, maaf yahh bikin celana kamu jadi basah" ucap Hani sambil setengah mendesah-desah efek dari orgasmenya.
"Gapapaa kok, aku selalu sedia baju cadangan di mobil, jadi gak perlu khawatir, paling nanti abang laundry-nya nanya 'ini bau-bau apa yah kok kaya enak?' ehehehe" ucapku sambil sedikit bercanda.
"Apasihhh kamu tuh ya kalo ngomong abstrak bangett" ucap Hani gemas dan mencubit-cubit pipiku, dan setelah itu suasana menjadi sunyi sesaat. Namun tiba-tiba Hani menanyakan sesuatu ysng tidak kuduga akan ditanyakan dari mulutnya.
"Bay, kamu emang nggak ngerasa gaenak kalo kita lagi ciuman gini, sperma kamu ngga keluar?" ucap Hani dengan tatapan polosnya.
Aku yang kaget hanya bisa terdiam sebentar sebelum akhirnya menjawab pertanyaan tsrsebut.
"Yaa kalo dibilang rasanya gaenak sih, ya gaenak. Soalnya kaya tanggung gitu rasanya. Cuma ya gapapa kok, lagipula menurut aku juga kita belum sejauh itu" balasku. Hani terdiam sebentar dan kembali bertanya dan pertanyaannya yang sekarang bahkan jauh lebih mengena daripada yang sebelumnya.
"Tapi aku juga jadi gaenak, sayang. Kadang juga kan aku 'keluar' tapi kamu gabisa 'keluar' bareng sama aku. How about this? Aku bantu kamu keluar, tapi cuma Handjob, no Blows, no Boobsjob, dan aku nggak bugil. Gimana?" tanya Hani. Wow, untuk orang sepolos Hani, ternyata wawasan dia terhadap dunia sex cukup banyak juga.
"Kamu yakin tentang ini?" tanyaku, memastikan apakah perkataan Hani ini sudah dia pikirkan secara matang-matang.
"Iya, sayang. Aku juga udah nyari-nyari cara buat bikin laki-laki orgasme kok, dan aku ngerasa cuma ada dua yang mending, Handjob dan Gesek-gesekin punya kamu ke punya aku dan kita berdua make celana yang tipis tanpa celana dalem, biar sensasinya mendekati ke having sex, tapi aku gamau yang itu, nggak mau sekarang. Jadi, kamu mau nggak kalo aku kasih kamu Handjob? " ucap Hani, jadi itu ternyata kenapa Hani bisa tahu tentang istilah-istilah seks. Tanpa ba bi bu, Hani langsung menurunkan badannya hingga kepalanya ada di depan selangkanganku. Jujur aku sebenarnya ingin melakukannya sekarang, namun jika dilakukannya sekarang, aku bisa mati di lapangan nanti saat latihan karena coli membuat lutut menjadi lemas. Akupun menarik badannya.
"Ettt ett ettt, jangan sekarang sayang. Kan aku masih mau latihan, nanti dengkul aku lemes malah nggak kuat lari" ucapku sambil menaikkan Hani kembali ke pangkuanku.
"Berarti abis latihan aja, ya. Sekalian kamu nginep disini, kan kita libur besok" ucap Hani dan akupun mengiyakannya dan kami kembali berciuman sebentar sebelum Hani menyudahinya dan beberes, mandi dan menyuruhku untuk bersih-bersih dan mandi juga karena kita masih harus beribadah dulu. Itulah hubungan kami, meskipun kami sering melakukan kegiatan-kegiatan "enak" ini, kami juga saling mengingatkan untuk tetap tidak meninggalkan ibadah kami, Is it weird?
Jam sudah menunjukkan pukul 6 dan aku dan Hani pun berangkat menuju tempatku latihan sepakbola. Nothing happened here, karena di saat ini aku dan Hani hanya mengobrolkan hal-hal yang tidak penting.
Singkat cerita, kami sudah sampai di tempat latihanku. Jarak dari perkotaan memang agak jauh, oleh karena itu aku memutuskan untuk membawa mobil, setidaknya jika Hani kedinginan, dia bisa masuk ke mobil dan menghangatkan diri. Disaat latihan ini juga tak jarang ada yang membawa pacar ke tempat latihan dan menonton dari samping, dan kebetulan ada beberapa pemain yang membawa pacarnya, jadi Hani juga bisa mendapatkan teman untuk ngobrol. Aku menggandeng tangan Hani disaat kita berjalan ke lapangan, dan kulihat sudah ada seniorku yang memerhatikanku dan menyorakiku dari jauh.
"Woy!! Akhirnya si Bayu debut bawa cewe nih!!" teriak salah satu seniorku. Aku dan Hani hanya tertawa dan kami berkumpul dan ngobrol-ngobrol dulu sebelum kami latihan
Ada sebuah tradisi di UKM sepakbola kami, dimana pada saat ada yang membawa pacar, maka pacarnya harus diberi 'ospek' terlebih dahulu, dan kali ini Hani lah yang diospek. Pada saat itu aku dan Hani disuruh untuk berdiri kedepan dan Hani disuruh untuk memperkenalkan diri.