08. Rahasia terbongkar
Pangeran ketiga sedang berlatih pedang sendirian, ia langsung menatapku saat merasakan kehadiran diriku didekatnya "Ada apa kau kemari?" Tanyanya lalu berjalan menghampiriku.
Aku hanya bisa tersenyum lalu menggaruk kepalaku sambil menahan malu "Aku sedang belajar teleport Pangeran."
Pangeran ketiga menatap aku heran lalu menatap lengan ku "Belajar teleport sampai terkena luka cakar? Kau membohongiku?" Tanyanya sambil memeriksa ku.
Belum sempat aku balas pertanyaan Pangeran ketiga, ia langsung mendapatkan laporan dari pengawal pribadinya "Lapor Pangeran, roh iblis harimau api yang menyelinap masuk sudah terbunuh oleh Alstroemeria."
"Apakah kau mempunyai bukti Wuxian? Bahwa roh iblis ini terbunuh oleh Alstroemeria?" Tanyanya dengan serius menatap pengawal pribadinya.
"Abu berbau bunga Lily hitam dan salah satu anak Dewa kecil berbicara secara langsung dengan Alstroemeria, katanya ia ingin cepat sembuh dan semangat belajar agar cepat menjadi Dewa dan menikahi Alstroemeria."
Pangeran ketiga terkejut mendengar ucapannya lalu tertawa "Hahaha, dia menipu seorang anak Dewa kecil, baiklah aku akan segera kesana."
Saat pengawal pribadi Pangeran ketiga pergi. Ia menyuruhku duduk sepertinya ia akan mengobatiku, tapi ia menatap lukaku dengan heran "Lukamu mengapa beracun?" Tanyanya.
Aku pura-pura menggeleng saja "Aku tidak tahu, aku saja baru tahu kalau aku mendapatkan luka separah ini, aku kira tadi hanya tergores biasa."
Ia lagi-lagi memanggil Dewi Tabib secara telepati "Ada apa Pangeran ketiga?" Tanyanya setelah dalam sekejap muncul. Lagi - lagi membuatku terkejut.
Setelah memeriksa denyut nadi tanganku ia memasang wajahnya seperti bingung "Mengapa ada racun roh iblis harimau api?" Tanyanya kepada Pangeran ketiga lalu mereka berdua menatap aku dengan tatapan aneh.
Aku hanya bisa tersenyum saja "Tadi aku sempat menolong anak kecil berlarian lalu tergores batu tajam yang mungkin telah terkena darah roh iblis tersebut."
"Apakah kau melihat Alstroemeria?" Tanya Dewi Tabib dan langsung saja ku jawab "Tidak, tapi aku hanya melihat sekilas bayangan hitam yang membunuh roh iblis tersebut."
Dewi Tabib mengangguk lalu mengeluarkan sebuah botol kaca "Obatilah dengan bubuk bunga teratai air ini dan jangan beraktifitas banyak."
Setelah itu Dewi Tabib mohon pamit kepada Pangeran ketiga karena harus mengobati anak Dewa kecil yang tadi ku selamatkan saat pingsan.
"Berhentilah berlatih sampai sembuh, kau harus tetap berada disini untuk istirahat."
"Siapa kau melarangnya untuk berlatih?" Tanya Pangeran pertama yang berjalan kearah kami dengan tatapan tidak enak.
"Ia sedang sakit Kakak pertama."
"Hanya alasan!"
Saat ia melihat tanganku terkena luka dari racun roh iblis harimau api, barulah ia kaget dan khawatir "Kenapa kau terluka lagi? Padahal kemarin baru saja terluka. Dasar aneh tidak suka minum obat, tapi selalu ada luka yang terus bertambah setiap hari."
Aku sungguh kesal dengan Pangeran pertama "Jika aku tidak menyelamatkan anak itu, ia akan mati dimakan oleh roh iblis. Aku tidak rela melihat anak Dewa kecil tak berdosa, dimakan oleh mahluk iblis rendahan seperti itu. Lagian roh iblis banyak datang ke alam langit karena ingin membunuhku! Aku tidak ingin ada yang terbunuh lagi karena salah sasaran!"
Ntah kenapa mulutku rasanya ingin menceritakan kejadian tadi yang hampir merenggut banyak nyawa anak Dewa kecil.
Tangisanku sudah tak bisa tertahan lagi, aku tak ingin ada yang mati termakan oleh iblis lagi seperti dulu waktu bertugas membunuh iblis beruang es, temanku tidak waspada lalu dimakan oleh beruang es tersebut. Tepat di depan mataku! Ini lah alasanku susah mencari teman lemah karena aku tidak ingin mereka mati dimakan oleh roh iblis karena berteman denganku.
"Jadi kau...." Ucapan Pangeran ketiga langsung ku potong "Ku mohon jangan beritahu siapa-siapa, aku tidak terlalu suka dipandang karena mereka yang terpandang harus selalu mengikuti aturan, aku ingin bebas melakukan hal apa saja."
"Dasar aneh, kau membuat Kaisar mencari identitasmu. Ternyata Alstroemeria hanya anak kecil nakal sepertimu," Ucapan Pangeran pertama sungguh menyebalkan.
"Kau menghinaku lagi. Kemarin siluman dan pencuri sekarang anak nakal," Balasku dengan memasang ekspresi sedih.
Pangeran ketiga menepuk pundak ku dengan pelan "Pahamilah Zhang Li, Pangeran pertama memang kasar."
"Sangat kasar!" Ucapku dengan sangat mendukungnya.
"Sekarang kau juga mengataiku."
"Terserahlah. Aku ingin pulang kerumah Guru dan tidur agar cepat sembuh, kalian harus berjanji kepadaku tentang Alstroemeria."
Aku langsung pergi meninggalkan mereka berdua, tetapi lenganku yang terluka malah dipegang dan ditahan oleh Pangeran pertama "AAAAA SAKIT!!!" Teriakku dengan keras sambil berusaha menahan rasa sakit ini. Ia langsung melepaskan genggaman tangannya yang sangat erat "Maaf aku tidak melihatnya tadi. Makanlah dahulu bersama kami baru kau kembali tidur, Aku tidak ingin diomeli oleh Paman karena tidak memberimu makan."
"Menurutlah Zhang Li," Pangeran ketiga juga memaksaku.
"Padahal aku senang melihatmu dimarahi Guru hahaha. Baiklah, tapi berjanjilah untuk tidak membocorkan identitas ku."
"Hari ini kau yang jahat Zhang Li dan kau sungguh cerewet sama seperti paman Ji Dan."
Lagi-lagi ucapan Pangeran pertama menghinaku kembali!
"Tidak mungkin Paman menerima murid, bahkan kami para Pangeran ingin menjadi muridnya saja ia menolak kami langsung. Tanpa berpikir panjang."
"Kami membuat janji."
"Janji? Apakah Paman yang membuat perjanjian?" Tanya Pangeran ketiga.
Aku mengangguk sambil mulai memperhatikan makanan dihadapan ku satu persatu lalu mengambilnya "Guru yang memberikan tugas kepadaku, untuk menjaga dan mengawasi Dewa alam langit yang sedang bertugas membasmi roh iblis, tidak mungkin ia tidak tau."
"Oh ternyata semua ini ide Paman, pantas saja ia menerima mu menjadi murid pewaris."
"Iya Pangeran ketiga, tetapi saat mengawasimu aku sungguh menganggur. Karena kau selalu berhasil membunuhnya, tanpa bantuan ku. Sungguh luar biasa."
Pangeran ketiga tersenyum lalu ia terlihat berpikir sejenak kemudian kembali berbicara "Aku ingat! Pada saat melawan Roh iblis kera tiga elemen sepertinya kau membantuku."
Aku hanya nyengir "Hanya membantu untuk mengikat tubuhnya itu adalah hal mudah."
Aku jadi ingat saat Pangeran ketiga membasmi roh iblis kera tiga elemen, ia cukup kesulitan menahan tubuh kera tersebut karena seluruh prajurit pingsan, bahkan pengawal pribadinya Wuxian juga terluka parah. Jadi, aku langsung membantunya mengikat tubuh kera tiga elemen tersebut dengan tali harpaku dan setelah ia berhasil membunuh, aku langsung meninggalkan satu bunga Lily hitam tepat diatas abu roh iblis kera tiga elemen tersebut.
"Tetap saja kau membantuku."
Pangeran pertama menghela napas lalu menatap aku "Kau tidak pernah membantuku, Zhang Li."
"Aku harus membantu apa? Mengatur galaksi bima sakti yang menyilaukan mata itu?" Tanyaku sedikit meledek.
Aku tau dari buku sejarah bahwa Pangeran pertama alam langit adalah Putra mahkota kesayangan permaisuri bahkan saat belum mencapai tingkat Dewa, ia sudah bisa mengatur galaksi bima sakti tanpa bantuan Ibunya "Membantuku menghilangkan rasa ngantuk saat menjaga galaksi bima sakti pada malam hari."
"Aku tidak bisa membantu, karena kalau aku berjaga malam nanti mukaku akan nampak kerutan seperti nenek tetua."
"Hahaha, kau sungguh berani mengatai tetua. Oh ya kekuatan spiritualmu hanya 10.000 tahun, tapi bisa banyak membantu alam langit? Bagaimana caranya?" Tanya Pangeran pertama.
"Aku berbicara fakta tentang nenek tetua, oh tentang itu tidak tahu ya bagaimana. Aku hanya memainkan sebuah harpa dan memakai jurus Lily hitam."
"Benarkah, hanya begitu saja? Tapi kenapa waktu melawan piton hitam dan harimau api kau terluka?" Tanya Pangeran ketiga.
"Piton hitam karena aku kurang waspada, saat mengambilkan buah persik untuknya dan harimau api karena aku melindungi anak Dewa kecil itu dengan lenganku."
"Nasibmu buruk Zhang Li!" Ucap Pangeran pertama.
Aku mendengus kesal "Cih menyebalkan!"
"Apakah kau berjanji menikahi anak Dewa kecil yang kau tolong itu?" Tanyanya Pangeran ketiga.
Aku tidak kuat menahan tawa karena mengingat ekspresi anak Dewa kecil jujur nan lugu itu hahaha "Aku tidak berjanji, tapi ia yang berjanji kepadaku. Sudahlah lupakan nanti juga saat ia besar akan melupakanku dan menyukai wanita yang lebih mudah dariku."
"Benar juga, tapi ia adalah anak tunggal dari Dewa obat dan Dewi Segala Tabib."
Aku hampir tersedak karena ucapan Pangeran ketiga, sungguh tidak menyangka anak Dewi Segala Tabib cukup lucu, karena meskipun anak ini kurus, tapi pipinya tetap seperti bakpao!
Kami melanjutkan makan bersama sambil membicarakan masa kecilku hingga menjadi Alstroemeria lalu saat sudah kenyang dan puas mengobrol Pangeran pertama mengantarku pulang kerumah Guru dan akan menjelaskan bekas luka.
Saat malam aku tidak bisa tidur karena siang hingga sore aku sudah tertidur pulas. Jadi, aku naik keatas atap rumah Guru lalu menikmati bulan purnama penuh yang pertama pada bulan ini, sambil memainkan harpa perak berukiran bunga Lily. Peninggalan Ibuku ini, saat dipertengahan lagu yang sedang kumainkan, tiba-tiba ada cahaya biru jatuh dari langit.
Aku langsung berhenti memainkan harpa dan berdoa "Wah sepertinya kometku mengabulkan harapanmu," Suara Pangeran pertama jelas terdengar dari samping kananku membuat aku langsung membuka mata dan menoleh kearahnya "Jadi itu ulahmu?" Tanyaku.
"Lihatlah!" Ucapnya sambil menunjuk kearah langit.
Ia membuat banyak bintang berteberan dilangit untuk menemani bulan purnama penuh yang pertama lalu ada beberapa komet yang jatuh dari langit.
Padahal awalnya aku ingin memakinya, tapi keindahan yang ia berikan. Membuatku malah memujinya "Hebat."
"Apakah kau tidak bisa tidur?" Tanyanya sambil menatapku dengan tatapan dingin dan sedikit membuatku nyaman saat berada di dekatnya.
"Ya."
"Baiklah akan kutemani sampai kau merasa mengantuk sambil menjaga galaksi bima sakti, tapi besok kau harus bangun pagi untuk memulai sekolah dihari pertama."
"Apakah kau akan sekolah juga?" Tanyaku.
"Aku bisa datang dan pergi sesuka hati, aku adalah Pangeran pertama alam langit Zhang Li."
Aku menghembuskan napas kasar dengan sengaja, setelah mendengar ucapannya "Ah iya aku lupa!" Ucapku sambil tersenyum.
Akhirnya, kami mengobrol dan aku diminta untuk memainkan harpa sesuai lagu yang ia inginkan lalu bernyanyi bersama, hingga Guru terbangun dan memarahi kami berdua. Aku langsung kembali tidur, sedangkan Pangeran pertama pasti kembali menjaga galaksi bima sakti.
