Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 3

Francine sangat kaget lalu segera membuka pintu mobil Jordan dan keluar.

"Aku sangat butuh istirahat, sekali lagi terima kasih," ucap Francine sebelum menutup pintu mobil lalu masuk ke dalam apartemennya. Sialnya dia masih bisa mendengar suara Jordan.

"Perempuan sialan!" maki Jordan kesal, membuat Francine yang tadinya hanya kecewa terhadap Jordan, kini menjadi marah dan membenci pria itu.

Francine melemparkan tubuhnya ke atas sofa begitu tiba di dalam apartemennya. Francine memandang lampu yang ada di langit-langit apartemennya lalu tertawa keras, sangat keras.

"Francine bodoh!" teriaknya sambil memukul kepalanya.

"Sudah berapa kali kamu disakiti oleh laki-laki. Bodoh!" lanjutnya sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Dia merasa tertipu. Untuk beberapa saat Francine benar-benar percaya bahwa Jordan adalah pria yang akan mengisi kekosongan dalam hatinya. Dia juga yakin bahwa Jordan berbeda dengan pria-pria lain yang pernah memanfaatkannya. Ternyata Jordan sama saja.

Kemampuan membaca pikiran ini benar-benar membantunya untuk menyaring orang-orang di sekitarnya.

Tiba-tiba Francine tertegun. Orang seperti apakah dia ini. Dapat membaca pikiran adalah kemampuan luar biasa yang pasti akan membuat orang panik, ketakutan atau bahkan menggila. Tapi dia hanya merasa sedikit terkejut sebelum bisa sepenuhnya menyesuaikan diri dengan kemampuan yang di luar akal ini. Francine tersenyum.

"Mereka semua benar, aku memang perempuan yang aneh," ucapnya sambil tersenyum.

Francine teringat masa lalunya, semua perjalanan hidup yang membentuknya.

Bagi Francine tidak ada lagi hal yang mengagetkan atau menakutkan baginya. Semua sudah dia alami. Ketika dia berumur 10 tahun beberapa gadis di sekolahnya mengganggu dan merudungnya hampir setiap hari selama setahun sampai mereka tamat sekolah dasar.

Francine mengadukan hal itu kepada Anne dan ayahnya, tapi mereka hanya meminta Francine menjauhi gadis-gadis itu. Francine yang pada akhirnya harus berusaha melindungi dirinya sendiri, kemudian diam-diam berlatih bela diri sepulang sekolah dan membayar dengan uang jajannya.

Ketika usianya 15 tahun seorang guru lesnya beberapa kali mencoba melecehkan Francine di rumah ayahnya sendiri. Francine mengadukan hal itu kepada ayahnya, tapi Francine dianggap mengarang cerita agar berhenti belajar. Akhirnya Francine melawan dan menghajar guru les itu sampai babak belur, hingga dia memutuskan untuk berhenti mengajar Francine.

Ketika usianya 17 tahun dia melihat sahabatnya sedang bercumbu dengan kekasihnya. Francine memutuskan kekasihnya dan berhenti menemui sahabatnya. Belakangan dia mengetahui bahwa laki-laki itu dan sahabatnya hanya menginginkan uang Francine.

Pada usia 19 tahun dia keluar dari rumah ayahnya. Ayahnya tidak menyetujui keputusan Francine keluar dari rumah. Maka dia hanya membiayai kuliahnya dan memberikan sedikit uang untuk biaya hidup agar Francine kembali pulang ke rumah.

Tapi Francine sudah bertekad untuk meninggalkan rumah itu untuk selamanya, maka dengan uang yang ada, dia menyewa sebuah kamar termurah di pinggir Sungai Pasig. Lingkungannya kumuh dan kotor. Tetangganya adalah para wanita malam, pemulung, penjual kaki lima, penampil jalanan bercampur dengan para pemabuk dan preman.

Francine tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Kemampuan bela diri serta keberanian Francine membuatnya dapat menyesuaikan diri dengan mudah di tempat tinggal barunya. Dia hanya butuh tempat untuk tidur, karena itu dia selalu pergi pagi dan pulang malam.

Beberapa kali para pria mabuk itu mencoba melecehkannya, tapi tentu saja dapat dilawan dengan mudah oleh Francine. Bahkan tidak jarang Francine juga menolong para wanita yang diganggu oleh para pemabuk itu. Hingga akhirnya orang-orang di lingkungan itu mengenal Francine sebagai perempuan misterius yang sangat kuat dan baik. Sekalipun Francine tidak pernah berbicara dengan mereka, tapi para wanita yang tinggal di sekitar Francine sangat menyukainya, sedangkan para pria sangat waspada terhadapnya.

Terkadang ketika Francine pulang kuliah di malam hari, dia menemukan bungkusan makanan atau sebotol minuman kemasan yang diletakkan oleh tetangganya di depan pintu kamarnya. Francine tahu bungkusan itu untuk dirinya, tapi Francine selalu mengacuhkannya dan membiarkan bungkusan itu tetap diluar.

Francine tidak ingin memiliki ikatan emosional apapun dengan mereka. Setelah lulus kuliah Francine meninggalkan lingkungan itu tanpa memberitahu siapapun lalu pindah ke tempat yang lebih baik.

Setelah lulus kuliah, Francine diharuskan magang di kantor pengacara agar dapat ikut ujian pengacara. Sayangnya dia tidak mendapatkan gaji yang layak ketika magang. Pemilik firma tempat Francine magang adalah pengacara yang kurang laku, sehingga hanya dapat memberikan sedikit uang untuk Francine. Akhirnya di malam hari setelah magang, Francine bekerja sebagai pemain piano di cafe dekat firma hukum tempatnya magang.

Semua pengalaman itu menempah Francine menjadi wanita yang aneh.

Francine begitu lelah hingga akhirnya dia tertidur di sofa.

***

Francine terbangun hampir tengah malam. Perutnya berbunyi karena kelaparan. Francine ingat dia belum berbelanja dan kulkasnya kosong. Dengan malas Francine meraih dompet dan telepon genggamnya lalu keluar dari apartemen untuk mencari makan.

Akhirnya Francine memutuskan bahwa dia akan membeli makanan siap saji dari minimarket yang terletak di seberang apartemennya.

Francine sedang memanaskan nasinya di microwave ketika dia mendengar suara dua orang yang sedang membicarakannya.

"Sepertinya itu dompet tiruan, mana mungkin orang dengan penampilan seperti itu memakai dompel mahal seperti itu." ucap seorang wanita yang sedang duduk di luar minimarket dan memandang ke arah Francine yang sedang berdiri di depan microwave menunggu nasinya siap.

"Iya benar. Benar-benar nggak tahu malu!" jawab lawan bicaranya.

Kemudian Francine tidak mendengar apa-apa lagi. Francine melirik ke arah dua orang wanita itu.

"Mereka masih bicara, tapi kenapa aku tidak bisa mendengar suara mereka?" tanya Francine bingung. Lalu Francine melihat kasir yang sedang berbicara dengan salah satu pengunjung.

Francine merasa ada yang salah.

"Apakah aku cuma bisa mendengar pikiran tertentu saja? Atau membaca pikiran ini ada waktunya?" Francine kembali mengoceh sendirian.

Ting.

Microwave berbunyi lalu Francine mengeluarkan makan malamnya dan membawanya ke kasir.

"100 peso." Kasir menyerahkan sendok dan saus dalam plastik untuk nasi Francine.

Francine menolak sendok dan hanya mengambil saus lalu menyerahkan selembar uang 1000 peso.

'Kenapa sih bukan uang pas?' keluh kasir dalam hatinya.

"Oh maaf saya tidak punya uang pas," jawab Francine sambil menutup dompetnya. Kasir itu terlihat kaget lalu segera menyerahkan uang kembalian Francine.

'Apa dia bisa baca pikiran?' Francine melihat kasir itu tersenyum. Francine membalas senyumannya.

'Aku masih bisa mendengar pikirannya,' ucap Francine dalam hati.

'Lalu kenapa tadi aku berhenti mendengar pembicaraan kedua perempuan tadi?' tanya Francine dalam hati. Dia merasa ada sesuatu yang belum dia mengerti.

Francine sedang mencoba mengingat seluruh kejadian hari ini, ketika tiba-tiba seseorang menariknya kebelakang. Sebuah mobil melaju dengan kencang di hadapan Francine.

"Mau bunuh diri?" teriak seorang pria tepat di telinga Francine.

"Tadi aku-"

"Lain kali hati-hati!" Pria itu segera memotong kata-kata Francine lalu meninggalkannya.

Francine yang masih kaget, hanya bisa memandang punggung pria itu lalu mengambil HP dan dompetnya. Dia melihat makan malamnya yang jatuh berantakan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel