8. Bertepuk Sebelah Tangan
Acara ulang tahun perusahaan Axelion telah berlangsung. Para tamu undangan yang mengenakan pakaian mahal telah mengisi aula mewah itu.
Seperti tamu lainnya, malam ini Kylian mengenakan setelan jas. Pria itu tampak sangat berbeda dari penampilannya yang santai pada hari-hari biasanya.
Kylian telah menyapa orangtua Axelion sebelum ia memilih untuk mencari tempat yang nyaman baginya, tentunya tidak terlalu ramai. Dan itu adalah di sudut ruangan.
Akan tetapi, bukan Kylian namanya jika pria itu tidak menjadi pusat perhatian. Beberapa wanita menatap Kylian dengan tatapan memuja, mereka bahkan lupa bahwa saat ini mereka sedang bersama dengan pasangan mereka.
Kylian mengabaikan tatapan-tatapan nakal yang terarah padanya. Acara belum dimulai, tapi Kylian sudah berpikir untuk meninggalkan aula itu. Jika bukan karena menghargai persahabatannya dengan Axelion, dia pasti sudah pergi sekarang.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna putih yang membuatnya tampak seperti dewi telah menarik perhatiannya. Wanita itu adalah Ellaine.
Tatapan Kylian terus mengikuti ke mana pun Ellaine pergi. Pria itu ingin mendekati Ellaine, tapi ia menahan dirinya. Ellaine pasti akan bersikap seolah tidak mengenal dirinya. Lupakan saja, lebih baik ia tetap di tempatnya dan melihat Ellaine dari sana.
Beberapa tamu undangan datang menyapa Ellaine bergantian. Sebagian dari mereka mengambil kesempatan ini untuk mengenalkan diri pada Ellaine. Sementara beberapa lainnya memang telah memiliki hubungan kerja sama dengan Ellaine sebelumnya atau sampai saat ini dan beberapa waktu ke depan.
Ellaine kini tinggal sendirian, seorang pelayan mendatangi Ellaine dengan nampan yang berisi secangkir cairan keemasan.
"Nona, Tuan di sebelah sana mengirimkan Anda minuman." Pelayan itu mengarahkan pandangannya ke arah Kylian.
Ellaine sudah biasa diganggu oleh banyak pria sebelumnya, jadi ia memilih untuk mengabaikan minuman itu. "Kau bisa mengembalikan minuman itu padanya."
"Baik, Nona."
Pelayan itu kembali pada Kylian. "Tuan, Nona itu menolak minuman dari Anda."
"Tidak apa-apa, terima kasih." Kylian tersenyum kecil. Bukan Ellaine namanya jika menerima pemberian dari orang asing dengan mudah. Kylian benar-benar menyukai kepribadian Ellaine yang terkesan sombong dan dingin.
Beberapa saat kemudian tamu lainnya datang termasuk Aaric dan juga Shanon.
Kedatangan dua orang itu menarik perhatian banyak tamu, setelah melihat Aaric dan Shanon mereka mengalihkan pandangan pada Ellaine.
Nampaknya rumor yang beredar mengenai hubungan Aaric dan Ellaine yang sudah berakhir benar adanya. Jika keduanya masih berhubungan, Aaric seharusnya ditemani oleh Ellaine, bukan Shanon.
Ellaine yang juga melihat dua orang itu masih terlihat tenang seolah ia tidak merasakan apapun. Bohong jika Ellaine tidak sakit hati, nyatanya ia dan Aaric masih terikat hubungan pertunangan, tapi dengan santainya Aaric hadir di acara ini dengan Shanon.
Sepertinya Aaric dan Shanon sudah tidak tahan lagi untuk memperlihatkan kasih sayang mereka di depan orang lain.
Dan Aaric mengatakan bahwa ia dan Shanon tidak memiliki hubungan lebih dari kakak adik, omong kosong! Siapapun yang melihat mereka sekarang, pasti akan berpikir keduanya adalah pasangan.
Tatapan mata Ellaine dan Aaric bertemu untuk beberapa saat, tapi kemudian Ellaine mengarahkan pandangannya ke tempat lain.
"Aaric, ada Ellaine. Sebaiknya aku tidak berada di dekatmu. Dia mungkin akan semakin salah paham." Shanon lagi-lagi bertingkah seolah ia tidak ingin hubungan Aaric dan Ellaine semakin buruk.
"Kau tidak harus melakukan itu, Shanon."
"Aku merasa tidak enak. Selain itu orang-orang juga memandangi kita sekarang. Mereka mungkin akan berpikir bahwa aku telah merusak hubunganmu dan Ellaine. Aku tidak ingin ada rumor yang menyebar dan merusak reputasimu."
Aaric tidak menahan Shanon. "Baiklah kalau begitu, jika terjadi sesuatu segera cari aku."
"Aku akan melakukannya," balas Shanon. Kemudian wanita itu menjauh dari Aaric.
Acara ulang tahun perusahaan dimulai. Untuk sejenak Ellaine, Aaric dan Shanon berhenti menjadi bahan pembicaraan.
Saat acara sedang berlangsung, Shanon sengaja mendekati Ellaine.
"Lama tidak bertemu, Ellaine." Shanon menyapa Ellaine dengan ramah.
Ellaine menatap Shanon acuh tak acuh, ia jelas bukan wanita yang akan memperhatikan sikapnya di depan orang banyak. Jika ia tidak suka, maka itulah yang akan ia perlihatkan.
"Aku tidak tertarik untuk bermain peran denganmu, Shanon. Enyah!"
Shanon tersenyum kecil. "Jangan terlalu kasar, Ellaine. Aku tidak memiliki maksud buruk. Aku hanya ingin mengobrol denganmu."
"Siapa yang tahu isi di otakmu, Shanon. Mungkin saja sekarang kau memiliki pemikiran untuk menjatuhkan dirimu sendiri ke lantai dan memfitnahku lagi."
"Kau terlalu berlebihan, Ellaine. Aku benar-benar hanya ingin mengobrol denganmu," balas Shanon. Wanita itu sengaja bermain-main dengan kesabaran Ellaine.
Ellaine sangat membenci wanita bermuka dua seperti Shanon, jadi ia tidak akan tahan bicara terlalu lama dengan Shanon.
Wanita itu berbalik lalu kemudian hendak melangkah pergi, tapi pergelangan tangannya ditahan oleh Shanon. Secara tidak sadar Ellaine mengayunkan lengannya cukup kuat, rasa jijik akibat sentuhan Shanon di tangannya mendasari tindakannya.
Seperti sebelumnya, hempasan itu digunakan oleh Shanon untuk membuat Ellaine tampak seperti wanita kejam di mata orang lain.
Ia terjatuh ke lantai setelah pinggulnya terhempas ke meja.
Dengan cepat suara keributan itu menarik perhatian tamu-tamu yang ada di sekitar dua wanita itu. Suasana di sana menjadi hening seketika.
Aaric bergegas mendekati Shanon. "Shanon, apakah kau baik-baik saja?"
Shanon mengangkat wajahnya, menatap Aaric dengan wajah lembut. "Aku baik-baik saja."
Namun, darah yang mengalir di lantai mengatakan yang sebaliknya. Aaric segera meraih tangan kanan Shanon. "Kau terluka. Aku akan membawamu ke rumah sakit."
Shanon melihat ke tangannya. "Tidak apa-apa, hanya luka kecil."
Tanpa mengatakan apapun lagi, Aaric segera membawa Shanon melewati kerumunan orang, pria itu meninggalkan pesta.
Sekarang pandangan orang lain kini terarah pada Ellaine. Namun, tidak satu pun dari mereka menghakimi Ellaine dengan menyebut Ellaine wanita yang jahat dan kejam.
Mereka tidak tahu apa yang terjadi di antara Ellaine dan Shanon tadi, tapi bahkan jika Ellaine sengaja mendorong Shanon maka itu pantas Shanon dapatkan karena telah menjadi orang ketiga dalam hubungan Aaric dan Ellaine.
Siapa yang menyuruh Shanon dengan tidak tahu malu mendekati Ellaine. Wanita simpanan memang menjadi lebih berani dan tidak tahu malu akhir-akhir ini.
Ellaine menunduk sejenak, wanita itu lalu tersenyum pahit. Tangan kirinya menutup pergelangan tangan kanannya yang terluka karena goresan kuku Shanon.
Kenapa di mata Aaric hanya selalu Shanon yang terluka. Lihat, ia di sini juga terluka. Racun mulai menyebar di dalam hati Ellaine, semakin membuatnya tersiksa dan kesakitan.
Sekarang di depan semua orang Aaric menunjukan bahwa di matanya hanya terlihat Shanon, bukan dirinya -Ellaine yang merupakan tunangan pria itu.
Tidak bisa bertahan lebih lama di pesta itu. Ellaine segera berbalik dan pergi.
Di sudut, Kylian juga meninggalkan ruang pesta. Ia segera menyusul Ellaine yang pergi. Ia mempercepat langkahnya dan berhasil mendekati lift yang baru saja dimasuki oleh Ellaine.
Saat pintu akan tertutup, Kylian menghentikannya dan segera masuk ke dalam sana. Pria itu tidak menyangka bahwa hal yang akan ia lihat adalah wajah cantik Ellaine yang dibasahi oleh air mata.
Kylian tahu setangguh apapun Ellaine, wanita itu pasti akan menangis juga jika hatinya benar-benar terluka. Naluri Kylian sebagai seorang pria yang ingin melindungi wanita membuatnya menarik Ellaine ke dalam dekapannya.
"Teruslah menangis sampai kau merasa lebih baik." Kylian berkata dengan lembut.
Hanya dengan mendengar suara itu, Ellaine bisa tahu siapa yang dengan lancang memeluknya. Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam untuk menangis, Ellaine menenangkan dirinya dengan cepat. Ia hanya menangis untuk meluapkan rasa sakit di hatinya.
"Apakah kau sudah lebih tenang?" tanya Kylian.
"Ya."
Kylian melepaskan pelukannya dari tubuh Ellaine. Pada waktu yang sama pintu lift terbuka. "Keluarlah lebih dulu."
"Temui aku di parkiran."
"Baik."
Ellaine pergi lebih dahulu, lalu beberapa saat kemudian Kylian menyusul.
"Bawa aku pergi dari sini."
"Ke mana kau ingin aku membawamu, Nona Ellaine?"
"Ke mana saja."
"Baiklah kalau begitu." Kylian membuka pintu mobilnya untuk Ellaine, lalu setelahnya pria itu menyusul masuk.
Setelah melaju beberapa saat, Kylian menghentikan mobilnya di depan sebuah toko obat. "Tunggu sebentar." Ia keluar lalu kemudian kembali dengan kantung berisi obat.
"Ulurkan tangan kananmu."
Ellaine mengerutkan keningnya, apakah Kylian menyadari bahwa tangannya terluka?
Sekali lagi Ellaine merasa getir. Kylian yang hanya orang asing baginya bisa menyadari bahwa ia terluka, sementara Aaric yang telah menjalin hubungan dengannya untuk waktu yang lama tidak melihat itu sama sekali. Apakah Aaric sebuta itu, atau memang ia tidak memiliki arti sedikitpun bagi Aaric.
Ia tidak bisa menyalahkan Aaric jika Aaric seperti itu, ia yang mengejar Aaric membabi buta. Perasaannya terhadap Aaric hanya bertepuk sebelah tangan.
Ellaine mengulurkan tangannya yang langsung diraih oleh Kylian.
"Ini akan sedikit sakit. Tahan untuk sebentar," seru Kylian. Pria itu mulai membersihkan darah di sekitar luka Ellaine, sesekali Kylian akan meniup luka Ellaine agar tidak terlalu sakit, lalu kemudian ia mengolesi obat dan menempelkan plester di sana.
Selama proses itu, Ellaine memperhatikan wajah tampan Kylian yang terlihat serius. Apakah seperti ini Shanon biasanya diperlakukan oleh Aaric? Rasanya pasti sangat menyenangkan.
"Sudah selesai." Kylian mengangkat wajahnya menatap Ellaine.
"Terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih." Kylian hanya melakukan hal kecil. "Aku akan membawamu ke pantai, apa itu baik-baik saja?"
"Ya."
Kylian kembali mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah pantai. Tempat itu sangat cocok untuk Ellaine yang sedang tidak baik-baik saja. Di sana Ellaine bisa berteriak sekencang mungkin.
Selain itu suasana pantai di malam hari sangat tenang dan damai, setelah selesai melampiaskan kesedihannya, Ellaine bisa langsung menenangkan dirinya.
tbc