Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

5. Sangat Menyedihkan

Kylian keluar dari toilet setelah pria itu mendengarkan pertengkaran antara sosok yang tidak begitu ia kenali kepribadiannya, tapi sangat ia kenali tubuhnya dengan dua orang asing yang belum pernah ia temui sama sekali.

Ia tidak bermaksud untuk menguping, hanya saja ketika ia menyadari bahwa yang ada di sana adalah Ellaine, ia memilih untuk tinggal.

Dari pertengkaran tadi Kylian tidak bisa mengomentari terlalu banyak, tapi dari yang dilihat olehnya tampaknya tunangan Ellaine adalah pria tolol yang lebih mempercayai wanita lain daripada wanitanya sendiri, bukankah seharusnya tadi pria itu meminta penjelasan dari Ellaine terlebih dahulu bukan langsung menuduhnya dan memaksanya untuk meminta maaf pada wanita bernama Shanon?

Lupakan, Kylian tidak ingin memikirkan masalah percintaan orang lain.

Pria itu segera kembali ke tempat duduknya, di mana di sana sudah ada Axelion, sahabatnya. Tatapannya sejenak bertemu dengan Ellaine, tapi Ellaine segera memutuskan kontak mata dengannya.

"Kau ingin memesan apa?" tanya Axelion.

"Apa saja."

"Tidak ada menu makanan 'apa saja' di sini, Kylian."

Kylian menyebutkan pesanannya, lalu pria itu mencuri pandang ke arah Ellaine lagi.

"Apakah kau tertarik pada wanita yang duduk di sana, Kylian?" Axelion menggoda Kylian. Ia telah melihat Kylian melihat ke arah Ellaine dua kali. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kylian bukan tipe pria yang melihat wanita lebih dari satu kali.

"Tidak." Kylian menjawab singkat. Ia memilih untuk tidak memberitahu Axelion bahwa Ellaine adalah wanita yang telah tidur dengannya karena sahabatnya itu pasti akan bereaksi berlebihan. Selain itu Ellaine juga tidak ingin ada orang lain yang mengetahui bahwa mereka telah menghabiskan malam bersama sebelumnya, jadi akan lebih baik untuk berpura-pura tidak saling mengenal.

"Baguslah kalau begitu. Wanita itu sudah memiliki tunangan. Ada rumor yang mengatakan bahwa tahun depan mereka akan menikah." Axelion adalah seorang pengusaha, meski ia, Ellaine dan Aaric tidak memiliki hubungan yang sangat dekat, tapi mereka pernah bertemu beberapa kali di berbagai acara.

Di meja Ellaine, Krystal baru kembali dari menjawab panggilan manajernya. "Aku melihat Aaric pergi bersama dengan Shanon tadi, tampaknya wanita itu terluka."

"Dia melukai dirinya sendiri."

Kening Krystal berkerut. "Apa yang terjadi?" Ia yakin sesuatu pasti telah terjadi selama ia menjawab panggilan tadi.

Ellaine malas menceritakannya, tapi ia masih menjelaskan situasinya pada Krystal.

Reaksi Krystal jelas tidak akan bagus. Wanita itu mengumpat geram. "Aaric, pria itu benar-benar tolol! Bagaimana bisa ia tertipu oleh sandiwara wanita ular seperti Shanon!"

Biasanya ketika Ellaine mendengar Krystal mengumpati Aaric, wanita itu akan menatap Krystal tidak suka, tapi sekarang ia bersikap acuh tak acuh. Hatinya sudah sangat terluka karena sikap Aaric tadi.

"Ell, apakah mungkin Shanon sengaja menyakiti dirinya sendiri juga di malam peringatan ulang tahunmu agar Aaric tidak bisa datang menemanimu?" Krystal menebak. Dari tingkah Shanon yang disebutkan oleh Ellaine tadi, bukan tidak mungkin jika Shanon benar-benar melakukan hal itu.

Ellaine memikirkan kata-kata Krystal. "Dia bisa saja melakukannya."

"Jika aku jadi kau, aku pasti akan benar-benar menampar wanita itu di depan Aaric."

"Aku tidak ingin mengotori tanganku untuk wanita seperti Shanon. Itu sama saja dengan merendahkan diriku sendiri, Krystal."

"Kau benar. Jangan melakukan itu. Kau jelas tidak selevel dengan wanita penggoda itu." Krystal tidak memiliki latar belakang seperti Ellaine, jadi berurusan dengan rubah betina seperti Shanon masih bisa dia lakukan, sementara Ellaine? Statusnya terlalu tinggi untuk berurusan dengan Shanon. "Ell, apakah tidak sebaiknya kau menyudahi hubunganmu dengan Aaric?"

Beberapa saat lalu Krystal ingin Ellaine berbaikan dengan Aaric, tapi sekarang ia pikir Ellaine seharusnya menyudahi hubungannya dengan Aaric. Pria buta seperti Aaric tidak pantas dicintai oleh Ellaine.

Kata-kata Krystal membuat Ellaine diam sejenak sebelum akhirnya ia kembali bicara. "Aku harus memikirkannya dengan baik sebelum mengambil keputusan."

"Dengar, Ell. Kau akan terus terluka seperti ini jika kau mempertahankan hubunganmu dengan Aaric. Saat ini kau belum menikah dengan Aaric, kau masih bisa mundur sebelum ikatanmu dengan Aaric semakin jauh.

Saat ini kau adalah tunangannya, tapi Aaric lebih mempedulikan wanita lain, dan itu sudah sangat menyakitimu. Bagaimana jika itu terus berlanjut bahkan setelah kalian menikah? Kau akan menjadi satu-satunya yang terluka."

Ellaine juga telah memikirkan tentang hal ini, apa jadinya pernikahan mereka jika Aaric masih saja dibayang-bayangi oleh Shanon. Ia jelas bukan malaikat yang bisa terus bersabar. Ia hanya wanita biasa yang memiliki kecemburuan dan rasa ingin diutamakan.

Namun, sekali lagi melepaskan Aaric bukanlah sesuatu yang mudah bagi Ellaine. "Aku akan memikirkannya lagi, Krystal."

Krystal menatap Ellaine kasihan. Sahabatnya sangat cerdas dalam segala hal, tapi ketika menyangkut hati ia akan memikirkannya dengan begitu hati-hati. Aaric adalah sesuatu yang memang tidak bisa Ellaine atasi dengan mudah.

**

Malam harinya Ellaine datang ke bar. Wanita itu memesan minuman pada Kylian. Awalnya Ellaine hanya minum saja, tapi setelah beberapa cangkir ia akhirnya bicara. Wanita itu mulai sedikit mabuk.

"Apakah kau menguping tadi siang?"

"Aku tidak berniat menguping. Hanya saja keluar pada saat kalian bertengkar, aku merasa tidak enak." Kylian memberikan alasannya.

"Bukankah aku sangat menyedihkan? Tunanganku lebih mempercayai wanita lain daripada aku yang telah menjadi tunangannya selama tiga tahun, dan telah mengenalnya lebih dari delapan tahun?"

"Ya. Kau sangat menyedihkan." Kylian tidak tahu cara menghibur orang lain, jadi dia hanya berkata seperti itu. Selain itu ia hanya berkata dengan jujur. Ellaine adalah wanita yang sempurna, baik itu fisik atau latar belakang keluarganya, Ellaine bisa mendapatkan pria mana pun yang ia inginkan, bukannya tetap bersama dengan pria yang jelas-jelas lebih membela wanita lain.

Ellaine tersenyum getir. "Kau terlalu jujur."

"Maafkan saya jika itu menyakiti Anda."

"Tidak perlu meminta maaf. Kau hanya mengatakan apa yang ada di pikiranmu." Ellaine kembali mengangkat gelasnya, menenggak cairan keemasan yang ada di dalam sana.

"Wanita itu adalah adik dari mendiang sahabat tunanganku. Sebelum kematian sahabatnya, tunanganku pernah berjanji untuk menjaga dan melindungi adik sahabatnya. Awalnya aku berpikir bahwa itu bukanlah sebuah masalah besar, tapi ternyata aku salah.

Posisiku sebagai tunangannya tidak lebih berarti dari adik mendiang sahabatnya. Aaric akan lebih mementingkan Shanon daripada aku.

Apakah kau ingat pertama kalinya aku datang ke sini? Itu adalah hari ulang tahunku, harusnya aku merayakannya dengan Aaric, tapi malam itu Aaric lebih memilih untuk menemani Shanon yang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan.

Dan kedua kalinya, aku berniat untuk menjenguk Aaric yang sakit, tapi ketika aku sampai di kediaman Aaric aku melihat Shanon berada di atas Aaric.

Aku bertengkar dengan Shanon malam itu, tapi Aaric lebih membela Shanon. Saat Shanon pergi, Aaric mengejarnya, tapi saat aku yang pergi tidak satu langkah pun dia mengejarku.

Namun, dari semua hal yang terjadi itu, aku masih dilema untuk melepaskan Aaric. Bukankah aku sangat bodoh?"

Ellaine tidak pernah menceritakan masalah pribadinya pada orang asing, tapi malam ini ia benar-benar sangat merasa tertekan. Ia tidak bisa mengalihkan pikirannya pada pekerjaan.

Semakin ia memikirkan tentang Aaric, hatinya semakin sakit. Ia terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa Aaric tidak bisa mencintainya seperti ia mencintai pria itu?

"Kau tidak bodoh, kau hanya terlalu mencintai tunanganmu." Kali ini Kylian memberikan jawaban yang lebih berhati-hati. Entah kenapa ia merasa kasihan pada wanita di depannya.

Dia tidak bodoh, dia hanya terlalu mencintai Aaric. Ellaine mengulang kembali kata-kata Kylian. Namun, ia menjadi semakin mengasihani dirinya sendiri. Ia terlalu mencintai Aaric sampai dia lupa mencintai dirinya sendiri sehingga ia membiarkan dirinya terus terluka karena sikap Aaric.

Ellaine tidak lagi bercerita, wanita itu terus minum sampai ia benar-benar mabuk.

Kylian tidak tahu di mana Ellaine tinggal, jadi ia membawa Ellaine ke apartemennya. Pria itu menggantikan pakaian Ellaine dengan pakaian yang bersih, tapi tidak sedikit pun ia mengambil keuntungan dari wanita mabuk itu.

Tatapan Kylian kini terarah pada wajah cantik Ellaine, tapi ia tidak mengatakan apapun. Pria itu kemudian mengistirahatkan dirinya di sebelah Ellaine.

Pagi harinya ketika Ellaine terbangun, rasa sakit langsung menyerang kepalanya. Butuh beberapa waktu baginya untuk menyesuaikan diri hingga akhirnya ia menyadari bahwa saat ini ia berada dalam dekapan Kylian.

Ellaine mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, tapi tidak ada banyak hal yang ia ingat. Terakhir ia hanya ingat ia menceritakan hal yang tidak seharusnya ia ceritakan pada orang lain.

Wanita itu keluar dari dekapan Kylian, ia melihat pakaian yang telah melekat di tubuhnya, dan itu bukan miliknya. Hanya saja ukurannya sangat pas dengannya.

Apakah mungkin ini adalah pakaian salah satu wanita yang pernah memakai jasa Kylian?

"Selamat pagi, Nona Ellaine." Kylian menyapa Ellaine dengan suara seraknya. Pria itu baru saja membuka matanya.

Ellaine memiringkan wajahnya, menatap wajah tampan memikat Kylian. "Aku mengatakan omong kosong semalam, anggap saja kau tidak mendengar apapun."

Kylian menganggukan kepalanya pelan. "Baiklah."

Ellaine turun dari ranjang, ia segera melangkah menuju ke kamar mandi. Ia tidak banyak bertanya apakah semalam ia dan Kylian melakukan seks atau tidak, baginya hal itu tidak penting. Lagipula ia bukan perawan. Jadi tidak perlu meributkan sesuatu yang seperti itu.

Seperti biasanya, Kylian membuat sarapan untuk ia dan Ellaine selagi menunggu Ellaine selesai mandi.

"Ini adalah bayaranmu untuk semalam, dan ini untuk uang pakaian yang kau pakaikan padaku. Lain kali, jangan memakaikan bekas orang lain di tubuhku."

Kylian tersenyum geli. "Nona Ellaine, kau salah paham. Pakaian itu bukan bekas orang lain. Itu pakaian baru. Aku membelinya semalam untukmu, jika kau tidak percaya aku masih memiliki nota pembeliannya."

"Itu bagus jika bukan barang bekas orang lain."

"Dan benar, kau tidak perlu membayarku. Semalam kita tidak melakukan apapun. Aku tidak akan mengambil keuntungan dari wanita mabuk. Jadi aku hanya akan mengambil uang pakaiannya saja." Kylian mengambil sejumlah uang yang sesuai dengan harga pakaian Ellaine.

Ellaine mengambil sisa uang di atas meja. "Aku tidak sarapan."

"Ya, tapi jangan lupakan sarapanmu sesibuk apapun dirimu. Bekerja dengan perut kosong akan sangat menyiksa." Kylian mengingatkan Ellaine dengan murah hati.

Ellaine tidak menjawab, ia hanya segera pergi meninggalkan apartemen Kylian.

Kylian tersenyum kecil. Sikap dingin Ellaine benar-benar membuatnya tertarik pada wanita itu.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel