Bab 19 Tidak Menjual Rugi
Bab 19 Tidak Menjual Rugi
Di dalam kereta, sangat hening dengan aneh.
Victor bersandar ke jendela, dia tidak menyetujui permintaan Lexie tapi juga tidak menolak.
Lexie sangat cemas, bahkan dia melupakan kecanggungannya saat ini, dia ragu, ketika ingin membuka mulut untuk bertanya, ada suara wanita cantik yang tiba-tiba terdengar datang dari luar kereta kuda.
"Yang Mulia, waktunya sudah larut, mengapa kita berhenti di sini dan tidak bergerak maju? Apa Yang Mulia tidak enak badan? Apa tidak masalah? Apa ingin aku memanggil Tabib yang mengikuti untuk memeriksamu?"
Wajah Yessika lembut, setiap kata penuh dengan perhatian yang mendalam, karena ada Morgan dan yang lainnya yang berada sejauh 10 meter di luar gerbong, jadi dia tidak bisa mendekat, dia harus meningkatkan volume suaranya ketika dia berbicara, menggunakan suara yang begitu besar tapi masih bisa begitu lembut, benar-benar tidak biasa.
Sangat disayangkan, orang di dalam kereta kuda itu sangat jelas tidak tergerak, bahkan tirai pun tidak dibuka.
"Tidak masalah, Nona Yessika kembalilah." Tidak ada emosi di suara dingin Victor, kemudian dia memerintah Morgan: "Morgan, perintahkan untuk melanjutkan perjalanan."
Ketika suara Yessika terdengar oleh Lexie, wajahnya benar-benar pucat, meskipun dia tidak melakukan sesuatu yang salah, tidak tahu mengapa, ada perasaan bahwa dia terjebak dalam hal yang buruk.
Kemudian melihat Victor lagi, wajahnya tidak merah dan tidak terengah-engah, sangat tenang, sepertinya pergumulan yng terjadi di kereta itu hanyalah ilusi.
Kulit mukanya sangat tebal hingga seperti ini, ini membuat Lexie tidak bisa menahan kedutan di sudut bibirnya.
"Yang Mulia, aku masih tidak tenang, atau aku akan mencari tabib untuk memeriksamu, itu tidak seberapa." Yessika masih tidak menyerah, jika penjaga tidak menghentikannya, dia sudah pasti akan menerjang tanpa mempedulikan apa-apa.
Meskipun, Yesskika tahu, mungkin jika dia benar-benar melihat adegan di kereta kuda itu akan mmbuatnya merasa sedih, tapi gadis yang sedang jatuh cinta, siapa yang bisa mengendalikan rasa cemburunya? Bahkan jika sudah tahu hasilnya, dia tetap ingin menerjang ke sana untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
"Huh!" Pandangan mata Victor tampak dingin, sepertinya tahu apa yang dipikirkannya, setelah diam beberapa saat, tiba-tiba sudut bibirnya terangkat dan mengulas senyum kejam, dia menoleh dan berkata pada Lexie: "Hidup ini terlalu membosankan, kadang-kadang beberapa hal menarik bisa menambah kesenangan hidup. Aku tidak pernah melakukan bisnis yang rugi, jika kamu ingin aku membantumu, lebih baik melakukan sesuatu, lakukan sesuatu yang membuatku bahagia?"
Ketika bibir Victor mengulas senyum, Lexie tidak bisa menahan diri untuk tidak mundur, "Yang Mulia, apa yang kamu ingin aku lakukan?"
"Hmm... Sebenarnya, kamu tidak perlu melakukan apa-apa sama sekali ..." Kata-katanya belum selesai diucapkan, tangannya perlahan terangkat, jarinya membuka sudut tirai.
Tindakan ini membuat Lexie terkejut hingga wajahnya pucat, tangannya itu jika dia mengangkatnya maka itu akan membuat orang-orang di luar kereta kuda bisa melihat tubuhnya yang polos saat ini!
"Kamu hanya perlu diam saja itu sudah cukup." Melihat ketakutan di mata Lexie, Victor tampaknya sangat puas, kemudian memberi perintah dengan suara dingin kepada orang-orang di luar kereta kuda: "Morgan, biarkan Nona Yessika ke depan kereta kuda."
Morgan tidak mengerti, tapi dia tidak pernah meragukan perintah Tuannya, jadi dia segera memberi isyarat kepada para penjaga untuk memberikan jalan.
Dan pada saat ini, wajah Yessika tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum senang, saat ini, Raja Victor membiarkan dirinya ke sana, apakah bagi Victor, dirinya itu berbeda?
Berpikir seperti itu, langkah kaki Yessika juga jauh lebih ringan, tapi demi imejnya yang indah, dia berjalan perlahan dengan langkah kecilnya.
Ketika Yessika berjalan ke depan kereta kuda, tirai kereta kuda itu tiba-tiba diangkat oleh sebuah tangan ramping yang putih, sudut tangan yang mengangkat tirai itu sangat pas, meninggalkan sedikit celah, tapi bisa membuatnya melihat Lexie yang sedang meringkuk di sudut bereta.
Seorang wanita tidak senonoh, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan jejak percintaan, meskipun ada banyak tempat yang lebam dengan mengerikan, tapi semuanya itu mengatakan padanya akan kebenaran apa yang terjadi di dalam kereta.
Wajah Yessika sangat pucat, kedua tangannya terpilin, wajah lembut yang dia coba pertahankan itu juga runtuh pada saat ini, wajahnya pada saat ini sangat terdistorsi.
"Haha ..." Pada saat ini, tawa Victor terdengar sangat puas, dia kembali menurunkan tirai, kemudian ketika dia berbalik, melihat air mata jatuh dari mata Lexie, "Kenapa, merasa dipermalukan?"
Apakah tidak begitu?
Victor bahkan sengaja membiarkan wanita lain melihat tampilan menyedihkannya yang tidak menonoh, Victor benar-benar melemparkan martabat Lexie di dalam debu.
Pria ini sangat kejam.
"Jangan menampilkan ekspresi itu, aku sudah pernah mengatakan, aku tidak akan melakukan bisnis yang rugi." Victor mengucapkan kalimat dengan datar, kemudian memanggil Morgan dan berkata: "Lanjutkan perjalanan!"
Kereta kuda berjalan, rombongan kembali melanjutkan perjalanan.
Yessika dibantu dipapah oleh Clarissa untuk kembali, penjaga bahkan tidak melihat sama sekali pada Nona besar in. Morgan berjalan ke sisi kereta, Victor benar-benar memegang janjinya, dia memerintahkan orang untuk pergi ke rumah Petugas Liu itu.
Tidak berapa lama, rombongan sudah tiba di penginapan di tengah kota, orang-orang di sana sepertinya tahu bahwa rombongan Raja Victor datang, hingga mereka membersihkan keseluruhan penginapan, dikatakan bahwa para pelayan di penginapan ini membersihkannya berulang-ulang.
Victor yang dikabarkan itu bukanlah orang yang mudah untuk dilayani, jika tidak sesuai dengan maunya maka akan dibunuh, orang-orang di kota perbatasan tidak pernah melihat Raja Victor, hanya mendengar desas-desus, jadi malah menjadi lebih menakutkan.
Tapi, ketika para pelayan melihat pria yang turun dari kereta dengan memakai jubah, pandangan mata mereka terpaku, garis pandangnya tidak dialihkan sama sekali.
Ini jelas-jelas seorang pria yang begitu tampai bagai Dewa, di mananya kejam dan tidak berperikemanusiaan seperti yang dikabarkan?
Sangat disayangka, saat berikutnya, pria berjubah itu menghentikan langkahnya, tatapan tajamnya yang seperti pisau itu menyapu sekilas, seketika menakuti sekelompok orang yang kemudian berlutut dan memberi hormat.
Victor mengambil kembali pandangannya, masuk ke dalam penginapan terlebih dulu, tapi tidak lupa untuk memerintah orang di sampingnya, "Antar sebuah pakaian ke dalam kereta!"
"Baik!" Orang di sebelahnya langsung melaksanakan perintahnya, tidak berapa kaama mereka menemukan satu set pakaian yang dijahit dengan benang emas mewah dan mengantarkannya ke dalam kereta.
Setelah beberapa saat, semua orang melihat seorang wanita yang tidak menggunakan bedak turun dari kereta, gerakannya tidak anggun, ekspresinya juga tidak begitu enak dilihat, tapi wajahnya itu sangat cantik, meskipun tidak bisa dibilang sempurna, tapi tidak tahu mengapa, kedua matanya yang sangat jernih itu membuat orang yang melihatnya tidak dapat menarik pikiran mereka.
Lexie berdiri di pintu masuk penginapan, tidak terburu-buru untuk masuk, dia baru merasa lega ketika melihat Morgan dan kelompoknya menaiki kuda dengan cepat kemari, ada seorang anak laki-laki kecil dengan wajah yang kotor di atas kuda. .
Morgan mengendarai kuda memasuki penginapan, turun dari kuda, mengulurkan tangan kemudian membawa turun anak itu dari atas kuda, mata anak itu jernih, tidak ada tangisan, tidak ada tawa, matanya masih acuh tak acuh terhadap segala sesuatu di sekitarnya.