Bab 15 Mencari Muka
Bab 15 Mencari Muka
"Tidak hanya melarikan diri, dia juga mempermainkan orang-orang yang ada di sana." Victor mengerutkan alisnya dalam-dalam, membuka tirai dan memandang ke luar jendela, jejak elang itu sudah tidak terlihat, langit di kejauhan perlahan-lahan sudah gelap.
"Yang Mulia," Morgan berjalan ke sisi kereta kudana, wajahnya agak berat, "Apa ingin mengutus orang untuk mengejarnya?"
Tidak ada yang boleh membantah keinginan sang Raja, wanita itu ternyata dengan berani kabur seperti ini, jika dikejar dan ditangkap kembali, bahkan jika tidak mati maka setengah nyawanya juga akan hilang.
Pria di dalam kereta kuda itu diam, tidak berbicara sekian lama, sampai dia menurunkan tirai, kemudian suara yang dingin terdengar dari dalam, "Biarkan orang-orang di Paviliun Sayap Rahasia yang mencarinya, ketika menemukannya jangan membuatnya terkejut, cukup mengikutinya secara diam-diam."
Morgan sangat terkejut, Paviliun Sayap Rahasia adalah organisasi intelijen terbesar di Negara Nanyue, meskipun di permukannya hanyalah sebuah organisasi biasa, tapi hanya orang kepercayaan Victor saja yang tahu bahwa Paviliun Sayap Rahasia adalah cabang dari badan intelijen milik Victor.
Semua informasi yang berasal dari Pavilin Sayap Rahasia dapat dikatakan 100% akurat, jadi setiap informasinya dapat dijual dengan harga mahal, menggunakan Paviliun Sayap Rahasia hanya untuk menemukan keberadaan seorang wanita ...
Morgan tidak berani menebak jalan pikiran Rajanya, dia hanya bisa diam-diam terkejut, kemudia bergegas menjalankan perintah Rajanya.
Di dalam kereta kuda di tengah-tengah rombongan, dinyalakan dupa yang sangat harum dari wilayah Barat, dupa itu hanya sebatang tipis, ketika dinyalakan, bahkan asapnya itu tipis, wanita yang duduk di dalam dibalut dengan jubah ketat, tepi jubahnya dihiasi bulu rubah putih, di musim dingin, tidak perlu disentuh, juga dapat terlihat itu sangat hangat.
Wanita itu tersenyum, terlihat dalam suasana hati yang baik, meskipun pintu kereta kuda itu tertutup, tapi pandangan matanya dari waktu ke waktu selalu melihat ke depan, seperti ingin melihat sesuatu melewati pintu kereta kuda itu.
"Kak, pintu itu tertutup, kamu tidak akan bisa melihat Raja Victor bagaimanapun juga. Perjalanan yang begitu lama, apa aku perlu membantumu mengirimkan makanan ringan untuk diberikan pada sang Raja?" Ada gadis yang berusia sekitar 13 atau 14 tahuhn di sebelah wanita itu, terlihat dia itu pintar, dia tahu apa yang dipikirkan ketika dia melihat sikap wanita itu.
"Dasar kamu ini, suka bertindak aneh-aneh." Wanita berjubah itu adalah Yessika Xiao, merupakan cucu luar dari Permaisuri saat ini, dan juga mendapat gelar Putri dari Kaisar, dapat dikatakan, di Negara Nanyue ini, selain Sang Putri, di antara para wanita bangsawan, statusnya merupakan yang tertinggi.
Jika orang lain, sekian lama di lingkungan yang superior seperti ini, mungkin sifatnya juga akan berubah menjadi semena-mena, tapi Yessika berbeda, tidak hanya memiliki hati yang indah, dia bahkan ahli dalam memainkan alat musik, catur, pelajaran dan lukisan, jadi di Kota Phoenix ini dia meruoakan wanita urutan pertama dengan talenta dan moralitas yang baik.
Di sebelah gadis itu, merupakan Clarissa Xiao, adiknya, dia membawa beberapa cemilan di atas meja kecil dan bertanya, "Kak, jadi camilan ini diantarkan atau tidak?"
"Menurutmu?" Yessika tersenyum dengan anggun, gerakannya bermartabat dan elegan.
"Tentu saja harus dikirim, tidak hanya harus dikirim, tapi juga harus dikirim hingga orangnya mengetahuinya." Clarissa mengambil kotak kemudian dengan hati-hati memasukkan kue ke ke dalamnya, "Kali ini kakak sebagai wakil dari Negara Nanyue keluar ke Negara Beiming, ini memerlukan usaha yang cukup besar, kali ini, Permaisuri sudah meminta Raja Victor untuk secara pribadi menyambutmu di perbatasan, kehormatan ini merupakan yang pertama dalam sejarah Negara Nanyue. Menurutmu, apa setelah kembali, Permaisuri akan memerintahkan untuk langsung mengadakan pernikahan? "
"Kamu ini, jangan bicara sembarangan, apa kita bisa menebak maksud pemikiran Permaisuri? Perkataanmu ini boleh diucapkan di depanku, tapi jika sudah pulang jangan pernah mengungkitnya di depan Ayah dan Ibu, jika tidak kamu sepertinya harus menyalin aturan keluarga lagi." Yessika menggelengkan kepalanya, meskipun perkataannya menyalahkan adiknya, tapi wajah bahagianya itu sulit disembunyikan.
Clarissa mencibir, sedikit tidak senang, kemudian bergumam, "Aku benar-benar tidak tahu di mana letak bagusnya Raja Victor, mengapa kamu begitu berharap untuk menemuinya? Lihatlah wanita di sekelilingnya, berganti wanita satu demi satu, seberapa buruknya dia? Jika kamu harus berurusan satu demi satu, apa kamu bisa melakukannya? "
"Clarissa, jaga bicaramu!" Raut wajah Yessika serius, menyibak tirai dan untuk melihat, ketika melihat tidak ada orang lain di sekitar kereta kudanya dia baru merasa lega, "Aku sudah mengatakannya berkali-kali, ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan."
"Aku tahu, aku tahu." Clarissa mengangguk dan menjawabnya sekilas, dia bahkan sudah melakukannya dan masih takut orang membicarakannya?
Karena Raja Victor, tidak tahu berapa banyak nyawa wanita rubah yang mencemari tangan Kakak perempuannya ini, tapi Kakaknya ini masih saja menampilkan hati yang bagai malaikat. Jika bukan karena Ayah dan Ibu memperlakukannya dengan penting, sangat sayang padanya, maka dia tidak akan repot-repot untuk menyenangkan hati kakaknya ini.
Berpikir seperti ini, Clarissa membawa kotak itu kemudian meminta orang untuk menghentikan kereta kuda, lalu menginjak kursi dan turun dari kereta kuda.
Rombongan itu sangat panjang, butuh beberapa saat untuk berjalan dari tengah ke depan, Clarissa akhirnya bisa menyusul kereta kuda Victor dengan tidak mudah, ketika ingin berbicara, melihat Morgan dengan wajah dinginnya berkata: "Yang Mulia sedang istirahat, apa Nona ada masalah?"
"Kakakku ingin berterima kasih pada Yang Mulia atas perawatannya selama ini, takut Yang Mulia bosan di jalan, jadi memintaku untuk mengirim beberapa kue." Clarissa mengangkat senyumnya, usia 13 atau 14 tahun merupakan usia ketika sedang cantik-cantiknya, meskipun dia bukanlah wanita yang paling memikat, tapi juga terlihat cantik, ditambah dengan sepasang mata yang tampak murni, selalu dapat membiarkan orang-orang menurunkan kewaspadaan mereka.
Morgan tampaknya tidak melihat ekspresinya yang sengaja ingin menyenangkannya, hanya mengulurkan tangannya padanya, "Nona, berikan saja kotaknya padaku, aku akan membawanya untuk Yang Mulia, nanti ketika Yang Mulia sudah bangun maka aku akan memberikannya padanya."
"Oh ... baiklah." Senyum Clarissa seketika kaku, kemudian kembali mekar, memberikan kotak itu lalu kembali.
Baru saja Clarissa berjalan beberapa langkah, mendengar suara dingin yang terdengar dari dalam kerta kuda.
"Buang saja, aku tidak suka makanan manis."
Itu jelas-jelas adalah suara Victor!
Senyum di wajah Clarissa runtuh sepenuhnya, pandangan matanya tanpa cahaya, Victor ini seperti yang dikabarkan, sifatnya dingin, tidak berperikemanusiaan dan kejam.
Di hutan belantara, rombongan bergerak maju, matahari terbenam, menampilkan pemandangan yang hampir sempurna, di dalam adegan ini, masalah kecil ini dengan cepat dilupakan oleh orang, hanya saja di dalam kereta, pria itu dengan malas sedang menyandarkan kepalanya, garis pandangnya menjadi semakin dingin.
Mendengar dengan teliti, bisa didengar sepertinya dia bergumam nama "Lexie".
Ketika matahari jatuh ke cakrawala, malam di kota perbatasan Lingga baru saja dimulai, Kota Lingga adalah kota perbatasan yang berbatasan dengan Kota Awan, namun, tidak seperti Kota Awan, Kota Lingga lebih dekat dengan Negara Beiming, jauh dari kekaisaran, tentu saja rakyatnya menjadi lebih terbuka.
Karena ini adalah jalan yang sering dilewati untuk berdagang di Negara Nanyue dan Negara beiming, jadi kemakmurannya juga tidak bisa ditandingi oleh Kota Awan, di sini, ada Pasar Malam Kota Lingga yang terkenal di dunia.
Dikatakan di pasar malam Kota Lingga, hanya ada benda yang tidak bisa kamu pikirkan, tidak ada yang tidak dapat dibeli, semua jenis barang aneh, semua jenis barang luar biasa, selama kamu ingin membelinya, maka kamu dapat memesannya di sini.
Duduk di sebuah toko teh di sudut pasar malam, Lexie memegang segelas teh panas dan sedang bersin, siapa yang sedang membicarakan hal buruk mengenainya di belakangnya?
"Nona, kamu sudah meminum tiga gelas teh panasku, apa kamu anggap minum teh panas bagai makan nasi?" Pemilik toko teh itu menekuk wajahnya, berdiri di sebelah Lexie dan bertanya.