9
Malvis kembali ke dalam restoran setelah ia menerima panggilan dari Jessy. Ia duduk di sebelah Earth dan memberitahukan pada Earth apa yang tadi Jessy sampaikan padanya.
"Besok malam Jessy akan pergi ke acara reuni sekolahnya. Dia menghubungiku untuk memberitahumu tentang itu," seru Malvis.
Earth mengunyah steak yang ada di mulutnya kemudian menelannya. Ia tidak berniat membalas ucapan Malvis karena Malvis hanya berniat untuk memberitahunya. Earth cukup senang bahwa Jessy bukanlah wanita yang akan merecokinya. Jessy bisa saja menghubunginya karena Jessy memiliki nomor ponselnya, tetapi Jessy lebih memilih menghubungi Malvis. Menjaga jarak adalah hal yang paling penting untuk mereka.
Bukan hanya itu yang membuat Earth merasa tidak salah memilih Jessy sebagai istri kontraknya. Jessy cukup pandai dalam beradaptasi. Selama di dalam perjalanan bisnis, Earth menerima laporan dari Clara yang memberitahukan tentang perkembangan Jessy. Wanita itu telah menghapal seluruh biograpy keluarga Caldwell. Jessy juga sudah mempelajari cara berpakaian, makan, dan tata krama dengan baik.
Earth tidak tahu apapun tentang Jessy selain dari data yang Malvis berikan padanya. Ia tidak sedang mengatakan tata krama Jessy buruk, ia hanya ingin Jessy tidak mendapat cemoohan ketika sedang berkumpul di kediaman kakeknya. Earth cukup tahu bagaimana sikap keluarga besarnya. Jessy akan jadi sasaran empuk keluarganya. Dan Earth tidak ingin hal itu menimpa Jessy.
Ia memang memberikan banyak uang pada Jessy sebagai kompensasi, tapi ia juga cukup punya hati untuk tidak membiarkan Jessy direndahkan, apalagi setelah menjadi istrinya nanti.
***
Malam ini Jessy memilih gaun panjang berwarna hitam yang terbuat dari renda, gaun panjang itu memiliki celah panjang yang menunjukan kakinya yang sempurna. Potongan gaun itu menekankan garis pinggang Jessy yang ramping, serta garis lehernya yang menunjukan tulang selangkanya dengan indah.
Gaun itu tidak terbuka, tapi Jessy telihat sexy dan elegan. Ditambah riasan wajah yang menekankan keindahan mata dan bibirnya, Jessy terlihat sangat menawan. Mungkin malam ini Jessy akan membuat wanita lain merasa iri terhadapnya.
Jessy memiliki fitur wajah yang sempurna begitu juga dengan bentuk wajahnya, tetapi selama ini Jessy tidak pernah menggunakan kecantikan dan tubuhnya dengan benar. Ia berias seadanya, dengan pakaian dengan harga murah. Jessy memang masih terlihat cantik, tapi dengan penampilannya yang seperti itu ia tidak begitu menarik perhatian.
Dan sekarang, ia terlihat seperti seorang putri yang keluar dari negeri dongeng. Ia sempurna dengan penampilannya saat ini.
"Terima kasih sudah membantuku, Clara." Jessy tersenyum hangat pada kepala pelayan Earth yang sudah merias wajahnya dan membantunya memilih pakaian serta aksesoris dan lainnya.
"Sama-sama, Nyonya. Saya rasa Anda sudah hampir terlambat. Sopir sudah menunggu Anda di depan."
"Ah, baiklah. Kalau begitu aku pergi, Clara."
"Ya, hati-hati, Nyonya."
Jessy mulai melangkah dengan anggun. Wajahnya yang sering ia sembunyikan kini terangkat dan terlihat dengan jelas. Jessy diajarkan oleh Clara untuk bersikap sebagaimana mestinya seorang menantu keluarga Caldwell. Harus percaya diri dan tidak mudah ditindas.
Di depan teras kediaman mewah itu, sebuah mobil sedan hitam sudah menunggu Jessy. Sejujurnya Jessy tidak ingin pergi ke acara reuni dengan mobil itu, tetapi ia tidak bisa menolak jika Clara mengatakan bahwa sejak Jessy memasuki kediaman Earth, Jessy akan selalu bepergian dengan mobil yang telah disiapkan.
Dilihat dari sekarang, Jessy yakin ia akan jadi bahan perbincangan teman-temannya. Dahulu ia hanyalah gadis miskin yang bersekolah dengan beasiswa, dan hari ini ia datang ke reuni dengan mobil mewah serta gaun buatan designer terkenal dengan harga yang mahal.
Namun, Jessy tidak memperdulikan itu. Ia hanya ingin datang ke acara reuni itu, tanpa niat untuk memamerkan barang-barang yang ia kenakan.
Dalam waktu dua puluh menit, mobil sedan hitam yang ditumpangi Jessy telah sampai di depan sebuah restoran bintang lima. Reuni diadakan di taman restoran itu.
Di taman restoran yang sudah disulap dengan dekorasi mewah telah diisi oleh banyak orang . Mereka yang hadir di acara itu terlihat mengenakan pakaian dan aksesoris yang mahal. Mereka terlihat seperti sebuah peragaan fashion serta toko perhiasan berjalan. Jika Jessy tidak terikat dengan Earth, maka mungkin ia satu-satunya yang akan mengenakan pakaian murah.
Ketika Jessy melangkah di taman, beberapa pasang mata terperangkap oleh kecantikannya. Tidak ada yang bisa melepaskan tatapan mereka dari Jessy. Saat ia berjalan masuk lebih jauh, semakin banyak orang yang menjadikannya pusat perhatian.
Dengan dagu sedikit terangkat, Jessy terus melangkah. Wajahnya terlihat sangat tenang. Matanya mencari orang yang ia kenali.
Saat Jessy masih mencari, dua orang yang mengenali Jessy hanya bisa menatap Jessy seperti orang bodoh. Dua orang itu adalah Revano dan Alyce. Meski Jessy nampak sedikit berbeda, tapi mereka bisa meyakini bahwa itu benar-benar Jessy.
Tangan Alyce mencengkram lengan Revano kuat, dari matanya terlihat kebencian dan kecemburuan yang begitu kuat. Ia sudah mengetahui dari panitia reuni bahwa Jessy mengkonfirmasi kehadirannya, oleh karena itu Alyce berdandan secantik mungkin. Ia sangat ingin membuat Jessy terlihat tidak ada apa-apanya ketika mereka berdekatan. Dan apa yang terjadi saat ini sungguh di luar prediksi Alyce. Jessy telah merebut seluruh perhatian orang-orang di sana. Bagaimana mungkin Jessy bisa menjelma bak dewi.
Sedang Revano, matanya terus mengikuti ke mana arah Jessy pergi. "Bagaimana bisa Jessy berubah menjadi secantik itu?" Revano bergumam tanpa sadar.
Alyce yang berada di sebelahnya merasa samar mendengarkan ucapan Revano. Ia mencengkram lengan Revano lebih kuat hingga membuat tunangannya itu meringis kesakitan. "Apakah dia benar-benar sangat cantik, hm?" Tatapan mata Alyce menajam.
Revano segera bersikap seolah ia tidak terpesona pada Jessy. "Apa yang kau bicarakan, Sayang?" Ia berpura-pura tidak mengerti ucapan Alyce.
"Aku mendengar ucapanmu dengan jelas, Revano. Jangan berkilah!"
"Aku tidak mengatakan apapun, Sayang. Kau mungkin salah dengar," Revano masih berkelit.
Alyce diam, ia mungkin salah dengar, matanya kembali kembali melihat ke arah Jessy. "Wanita sialan itu, beraninya dia mencuri perhatian semua orang yang ada di sini," geram Alyce.
"Siapa yang kau maksud, Sayang?" Revano benar-benar aktor yang baik.
"Kau tidak melihat siapa yang baru saja datang?" tanya Alyce dengan nada jutek.
Revano melihat ke arah Jessy sekarang. "Jessy?" serunya seolah tidak peduli. "Jangan kesal seperti itu, Sayang. Di mata ku kau lah yang paling cantik." Mata Revano kembali pada Alyce, ia menatap tunangannya memuja. Pria bermulut manis itu saat ini hanya sedang menyenangkan hati tunangannya, pada kenyataannya saat ini Jessy memang wanita yang paling memikat di acara itu.
Cantik? Revano tidak bisa menjelaskan deskripsi penampilan Jessy saat ini. Jika ada kata yang lebih dari itu maka kata itulah yang pas untuk menggambarkan tentang Jessy. Ia tidak tahu kenapa ia bisa melepaskan Jessy, andai ia tahu Jessy akan menjadi sangat sempurna seperti ini, tentu saja ia tidak akan menyelingkuhi Jessy. Ia kini sangat penasaran bagaimana 'rasa' seorang Jessy.
Alyce tersenyum senang. Revano bahkan tidak terpukau pada kecantikan Jessy. Ckck, Jessy tidak akan mungkin bisa merebut Revano darinya meski penampilan Jessy sudah berubah seperti itu.
"Ayo kita sapa dia. Sebagai kenalan kita harus ramah, bukan?" Alyce tersenyum cantik. Wanita licik ini ingin menyakiti hati Jessy dengan bermesraan dengan Revano di depan Jessy.
"Baiklah." Revano tentu saja mengiyakan ajakan Alyce. Ia sangat ingin melihat Jessy dari jarak lebih dekat.
Jessy kini tengah berkumpul dengan beberapa temannya di sekolah menengah atas. Tidak semua penghuni sekolah mengucilkannya karena berasal dari keluarga miskin. Ia memiliki cukup banyak teman, tapi juga memiliki cukup banyak orang yang tidak menyukainya.
"Waw, lihat siapa ini." Alyce datang dengan suara terkejut. Wajahnya dihiasi dengan senyuman yang menunjukan keangkuhan. "Aku hampir tidak mengenalimu, Jess. Kau sangat berubah." Tatapan Alyce terlihat mencemooh Jessy.
"Lama tidak berjumpa, Alyce." Jessy menyapa Alyce dengan ramah. Ia tidak terprovokasi dengan cemoohan Alyce. Jessy cukup pintar menempatkan dirinya.
"Kau datang sendirian saja, Jess?" Alyce menggandeng lengan Revano dengan manja. Ia sedang mencoba menunjukan cincin yang melingkar di jari manisnya.
Jessy tersenyum kecil. Alyce sangat kekanakan. Jika ia pikir ia akan menangis setelah melihat cincin di jari manis Alyce maka Alyce salah besar. Seorang Revano tidak pantas untuk ditangisi sama sekali. "Aku senang dengan kesendirianku, Alyce. Oh, ya, omong-omong selamat untuk pertunangan kalian." Ia mengucapkan kalimat itu dengan tulus. Tak ada kecemburuan atau rasa sakit sama sekali.
Alyce tersenyum mengejek. "Kau nyaman dengan kesendirianmu, atau sedang menunggu celah untuk merebut Revano dariku?"
Jessy tertawa kecil. Sebuah tawa yang membuat Revano tak bisa mengedipkan matanya. Betapa cantiknya. Kenapa Jessy terlihat sangat berbeda ketika mereka sudah berpisah?
Kaki Jessy melangkah mendekat ke arah Revano. Matanya menatap lurus ke mata Revano, kemudian beralih pada Alyce yang wajahnya saat ini sudah merah padam. "Ayolah, Alyce. Laki-laki di dunia ini tidak hanya Revano. Berhenti membuat cerita konyol." Ia mengakhiri ucapannya dengan senyuman kemudian mundur lagi.
Suasana di tempat itu menjadi hening sejak Alyce dan Revano mendatangi Jessy. Semua orang menunggu kehebohan apa yang akan terjadi. Dan ya, sekarang semua orang melihat bahwa Jessy tidak lagi mengharapkan Revano.
Alyce merasa terhina, begitu juga dengan Revano yang merasa ia dijadikan lelucon oleh Jessy. Bukan seperti itu harusnya Jessy bereaksi. Alyce sangat ingin melihat wajah muram Jessy, sedang Revano, ia sangat ingin melihat wajah Jessy yang masih mencintainya.
Alyce mendengus. "Jangan mengelak, Jess. Kau berdandan seperti ini karena ingin merebut Revano dariku, bukan? Ckck, jangan bermimpi, Revano hanya mencintaiku."
"Mungkin kau harus menambahkannya sedikit, Revano mencintaimu dan selangkanganmu." Jessy tidak pernah memiliki keberanian seperti ini sebelumnya, dan ia juga tidak berharap untuk membuat masalah seperti ini. Namun, Alyce memulai, jadi ia hanya meladeni saja. Sepertinya menyadarkan Alyce sedikit itu merupakan sebuah kebaikan. "Dan ya, aku tidak akan menggunakan cara yang sama sepertimu. Tunanganmu tidak cukup istimewa untuk aku ambil kembali."
Amarah Alyce semakin meninggi. Ia dipermalukan oleh Jessy di depan semua orang. Berani-beraninya Jessy melakukan itu padanya. Anak haram itu benar-benar lancang.
"Apa yang sedang kalian ributkan, jangan membahas tentang masalalu." Revano awalnya ingin menyombongkan diri dengan diperebutkan oleh dua wanita cantik di acara ini, tapi sayangnya ia malah dihina oleh Jessy.
"Aku tidak memulainya, aku yakin kau mengenal wanitamu dengan baik, Revano." Jessy memberikan senyuman tipis.
"Anak haram sepertimu berani menghinaku. Ckck, apakah sekarang kau sudah menjadi simpanan kakek-kakek kaya raya hingga memiliki keberanian melawanku!" geram Alyce.
Ucapan Alyce semakin membuat Jessy tergelitik. "Apakah kau punya bukti? Jika kau hanya menggunakan kata-katamu maka itu namanya fitnah, Alyce. Ah, aku lupa kau tidak peduli tentang fitnah atau bukan."
Alyce melepaskan tangannya dari Revano. Ia hendak mendorong Jessy ke dalam kolam renang, tapi sayangnya Jessy sudah memperhitungkannya lebih dahulu. Jessy menghindar dari Alyce, dan yang terjadi sekarang Alyce berakhir di kolam renang.
"Alyce!" Revano segera masuk ke kolam renang. Ia bersikap seperti pejantan tangguh.
Alyce mengutuk dalam hatinya. Wajahnya kini terlihat sangat mengerikan. "Jalang sialan!" raung Alyce.
Revano memeluk Alyce. "Hentikan, Sayang. Berhenti mempermalukan dirimu."
Alyce ingin memaki Jessy lebih jauh lagi, tapi ketika melihat semua orang memandanginya seperti badut, Alyce mengurungkan niatnya. Ia keluar dari kolam renang bersama dengan Revano. Dalam hatinya Alyce tidak akan pernah melepaskan Jessy. Ia pasti akan membalas apa yang sudah Jessy lakukan padanya. Siapapun orang yang ada di belakang Jessy, orang itu tidak akan mampu menyelamatkan Jessy dari kemarahannya.
TBC