Bab 13 Kekecewaan
Bab 13 Kekecewaan
Aku menyesal mengikuti Lucy sampai ke restoran itu. Kupikir Lucy dan Matt akan merencanakan sesuatu kepadaku dan keluargaku. Tapi lama kutunggu, rupanya mereka hanya berkencan dan bermesraan saja.
Memang ada beberapa obrolan mereka yang menyinggungku. Tapi itu tak lebih dari hanya membicarakan tentang keburukanku saja selama ini.
Aku kecewa, teramat kecewa melihat perlakuan mereka berdua dibelakangku. Aku benar-benar tak pernah menyangka kalau dua orang yang amat kusayangi tega berselingkuh dibelakangku.
"Matt ayo kita jalan-jalan," Lucy berkata.
"Mau jalan-jalan kemana?"
"Aku mau melihat rumahmu. Selama ini hanya kau yang terus ke apartemenku. Berkali-kali aku ingin datang ke rumahmu. Kau selalu melarangku, dengan alasan takut Cleo datang dan memergoki kita."
"Aku belum siap menunjukkan rumahku yang jelek kepadamu Sayang."
"Tak apa, aku hanya ingin tahu rumah kekasihku. Aku ingin memasak di rumahmu. Sekarang kan Cleo sudah tak bisa memergoki kita lagi, jadi kupikir tak ada alasan lagi bagimu untuk mengizinkanku datang kerumahmu."
"Masih ada satu hal lagi yang kusembunyikan di rumahku. Yang aku tak ingin kau mengetahuinya."
"Apa itu? Apa kau menyembunyikan wanita lain lagi di rumahmu?"
"Hahaha...!! Kau berpikir sejauh itu tentangku Sayang? Tapi kali ini kau memang benar. Aku menyembunyikan satu perempuan lain yang amat kucintai selain dirimu di rumah."
"Matt?? Apa yang kau katakan? Kau sadar telah mengatakan hal ini padaku?"
"Tentu saja aku sadar Sayang. Kau yang memintaku untuk jujur dan kau juga yang mencurigaiku. Kenapa saat aku jujur kau malah ngambek seperti ini?"
Aku melihat Lucy memukul dada Matt dengan kencang. Matt pura-pura kesakitan dan meminta ampun kepada Lucy. Ya Tuhan, kenapa aku harus melihat adegan tak penting seperti ini dihadapanku?
Aku ingin pergi meninggalkan mereka tapi aku penasaran dengan apa yang mereka lakukan. Tapi kalau aku disini terus, lama-kelamaan aku bisa stres kalau melihat mereka berdua bermesraan terus di hadapanku.
"Lucy sayang, aku minta ampun. Yang kumaksud wanita lain di rumahku itu adalah ibuku."
"Ibumu?"
"Ya, dia itu ibunya Matt. Kau itu benar selingkuhannya Matt ya! Kau benar-benar tidak tahu kalau Matt masih memiliki seorang ibu yang sedang sakit dirumahnya? Huh...!! Dasar pelakor, perempuan simpanan Matt!!" aku berteriak dihadapan Lucy.
Tapi kupikir-pikir aku bodoh sekali. Untuk apa aku berteriak didepan Lucy. Dia juga tak bisa mendengar perkataanku.
"Ya ibuku. Aku memiliki seorang ibu yang amat kucintai. Beliau sedang sakit, Ibu kutinggal dirumah bersama seorang pelayan. Dia kutugaskan untuk menjaga dan merawat ibuku yang sedang sakit dan tak bisa kuurus seorang diri."
"Benarkah itu? Matt bawa aku dan perkenalkan aku kepada ibumu. Aku sudah sangat mencintaimu, maka aku juga harus mencintai semua yang ada pada dirimu. Termasuk juga ibumu," ucap Lucy.
Matt membawa Lucy kedalam dekapannya. Dan lagi-lagi banyak adegan tidak penting yang harus kulihat terus-menerus dihadapanku.
"Kau tahu Lucy ini menjadi salah satu alasan dari ribuan alasanku memilihmu daripada Cleo. Cleo tak begitu peduli dengan kehidupanku. Dia lebih banyak memperdulikan keluarganya."
"Benarkah? Kupikir alasan kau lebih memilihku daripada Cleo karena aku lebih bisa memuaskanmu."
"Tentu saja itu juga alasan terkuatku memilihmu. Kau selalu memuaskanku dimanapun dan kapanpun aku mau, sedangkan Cleo. Untuk menciumnya saja aku tidak diizinkan, apalagi untuk berbuat hal lain yang lebih dari sekedar ciuman. Dia tipikal wanita yang sangat kuno."
Aku terbelalak mendengar perkataan Matt tadi. "Jadi selama ini dia berselingkuh dibelakangku bersama Lucy hanya karena aku tak pernah ingin disentuhnya? Alasan bodoh macam apa itu!"
Kini aku melihat Matt dan Lucy telah selesai makan, sepertinya mereka berdua akan pergi ke rumah Matt. Atau mereka malah akan pergi ke apartemen Lucy dan mencurahkan seluruh hasrat biologis mereka yang menggebu-gebu.
Mereka berdua memang makhluk yang sama. Mereka cocok satu sama lain, lelaki baik diciptakan untuk wanita yang baik juga. Sedangkan lelaki jahat pasti juga diciptakan untuk wanita yang jahat pula.
Aku baru tahu kalau ternyata pernyataan dari Tuhan itu benar adanya. Aku melihat dikehidupanku sendiri. Aku lihat Matt si lelaki jahat dan haus hasrat cocok sekali berdampingan dengan Lucy wanita jahat, pengkhianat dan juga wanita pemuas hasrat Matt.
Mereka masuk kedalam mobil, aku mengikuti mereka didalam mobil. Beberapa kali aku harus menoleh dan menghindari banyak adegan panas yang hanya membuatku jijik melihat mereka.
Sekitar setengah jam perjalanan mereka sampai. Aku tahu, ini adalah rumah Matt. Dia pernah mengajakku kesini satu kali. Dia juga memperkenalkanku kepada ibunya yang bersikap aneh.
Matt bilang ibunya depresi. Depresi karena ditinggal mati sang ayah. Tapi Matt tak pernah bercerita kepadaku kenapa ayahnya bisa stress dan depresi seperti itu.
Mereka turun dari mobil, aku mengikutinya. Matt membuka gerbang pintu rumahnya dan menggandeng tangan Lucy erat untuk masuk kedalam rumah Matt.
Aku ikut masuk kedalam rumah ini lagi. Seketika bayanganku tentang Matt yang penuh perhatian dan baik kepadaku datang lagi.
Berbeda dengan Matt saat ini, Matt yang saat ini kulihat itu adalah seseorang yang telah sangat berubah. Dia jahat dan penuh tipu muslihat.
"Lucy perkenalkan ini ibuku."
Kulihat Lucy ragu untuk bersalaman dengan ibunya Matt. Mungkin Lucy jijik atau tidak sudi bersalaman dengan wanita tua itu.
Tapi lama-lama kulihat Lucy menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan ibunya Matt. Lucy dan Matt keluar dari kamar ibu Matt tersebut.
"Matt kenapa ibumu bisa seperti itu?"
"Ibuku depresi sampai jadi seperti itu."
"Ya, maksudku kenapa ibumu bisa sampai depresi seperti itu?"
"Panjang ceritanya, lain kali aku akan menceritakannya kepadamu. Tapi tidak untuk saat ini kumohon mengertilah."
"Baiklah Sayang, aku akan menunggumu sampai kau siap mengatakan semuanya kepadaku."
"Sekarang kau sudah sampai di rumahku. Tadi kau bilang kau ingin memasak di rumahku. Sekarang memasaklah."
"Sayang, kita baru saja selesai makan siang. Apa kau sudah mulai lapar lagi?"
"Tidak, aku hanya bercanda denganmu. Sekarang aku ingin kembali ke kantor. Kau ingin kuantar pulang atau bagaimana?"
"Tidak perlu aku bisa pulang sendiri saja Matt. Kau kembalilah ke kantormu."
Matt mulai kembali mendekat kearah wajah Lucy. Dia mencium mesra bibir Lucy yang berwarna merah merekah. Ditekannya bibir itu lalu digigitnya dengan pelan. Lucy menghentikan ciuman panas mereka siang hari itu. Aku langsung beralih keruangan lain untuk menghindari mereka.
"Matt hentikan, kalau kita bermesraan seperti ini terus, kapan kamu akan kembali ke kantormu sayang?"
Matt tertawa, dia dan Lucy pergi meninggalkan rumahnya. Sedangkan aku? Aku ditinggalkan sendiri di rumah Matt. Karena tadi aku berada di ruangan lain, sehingga aku tak tahu kalau mereka sudah keluar dari rumah ini.
Aku ingat, kalau aku menyimpan telepon yang diberikan Helios kepadaku. Aku menelpon Helios dengan telepon yang ia berikan kepadaku. Kutekan nomer satu, dan tak lama kemudian ada angin yang bergulung tiba didepan mataku.
Angin itu berhenti berputar dan Helios keluar dari dalam pusaran angin itu. Aku langsung lari memeluk Helios. Helios tersenyum saat tiba-tiba aku menabrak dan memeluknya.
"Cleo, ada apa denganmu? Dimana kita saat ini?"
"Aku sangat sedih Helios. Kita berada di rumah Matt."
"Dirumah Matt? Sedang apa kau disini?"
Aku tak berkata apapun, aku hanya diam menitikkan airmata sambil terus memeluk Helios.
"Cleo? Apa kamu baik-baik saja?"
"Helios biarkan aku seperti ini beberapa menit saja. Aku ingin melepaskan semua kesedihanku didadamu."
Helios mengusap lembut kepalaku, dia juga mencium lembut kepalaku. Entah kenapa, lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan dekapan Helios, ciuman lembutnya dikepalaku dan juga usapan lembut tangannya di rambutku.
Aku sudah terbiasa dengan semua perlakuan manis Helios kepadaku. Didekatnya aku tenang, disisinya aku bisa melepaskan semua kesedihan dan kegelisahanku. Helios, kenapa kau begitu menenangkan bagiku?
"Cleo bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat sekarang?"
"Ke kebun bunga krisan lagi?"
"Bukan, kita akan pergi ke satu tempat indah lainnya. Kau pasti menyukainya."
____Bersambung___