


Cerita


Aku Dan Hp Istriku

Aku—Badri, sangat, sangat, dan sangat menyesal setelah membelikan sebuah gawai untuk istriku. Di mana sekarang aku terabaikan, makan, yang di lihat gawai, tidur, yang di pantengin gawai, bahkan ke kamar mandi pun terkadang gawai yang di bawa. Bukan aku? Sungguh gawai telah mengambil hati istriku. Apakah aku cemburu pada gawainya? Oh, tidak. Tapi aku yakin ada seseorang di gawainya. Aku selalu dan selalu berdoa supaya gawai istriku rusak, tapi tidak semudah itu karena dia selalu menjaganya dengan baik. Bagaimana caraku memisahkan istriku dengan gawai itu? Apakah aku bisa lebih sabar untuk menghadapi istriku yang jarak usia kami sepuluh tahun? Oh, Tuhan, bantu aku.


Lapis Legit Dosen Cantik

Rustam—aku dan istriku sudah menikah selama 3 tahun lamanya. Namun, kami belum memiliki anak karena niat dan janji yang pernah kami ucapkan. Kami tidak ingin punya anak kalau belum memiliki rumah. Dari situ aku dan istriku selalu berusaha sama-sama untuk menambah tabungan supaya bisa membeli atau memiliki sebuah rumah. Di tengah-tengah perjalanan kami, badai menghantam rumah tangga kami. Seorang laki-laki tak tahu diri masuk ke dalam rumah tangga kami. Dia membayar istriku untuk menikah dengannya dengan bayaran 100 juta rupiah selama 2 bulan. Bagaimana kisah rumah tangga kami selanjutnya? Apakah aku bisa kembali kepada istriku lagi?