Cerita
Ibu Mertuaku Sekarat, Tapi Istriku Malah Memilih Kasur Listrik Bersama Cinta Pertamanya
Mertuaku terkena serangan jantung dan dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan darurat. Karena operasinya hanya bisa dilakukan oleh istriku yang merupakan seorang dokter spesialis jantung, jadi aku segera meneleponnya. Namun, yang terdengar di telepon justru suara cinta pertama istriku. "Selina sedang mandi, bisakah kamu tidak mengganggu kami?" Aku yang sudah tidak ingin berbicara omong kosong, langsung berkata, "Cepat berikan telepon ini padanya. Ibunya terkena serangan jantung dan sedang menunggunya datang untuk menyelamatkannya." Begitu mendengar ucapannya, suara Selina langsung terdengar di telepon. "Simon, aku menunggu hingga setengah tahun baru bisa mendapatkan cuti ini. Hari ini, aku hanya membantu Kak Hans memilih kasur listrik, kamu sudah membuat kebohongan seperti ini untuk membohongiku." Tanpa memberi kesempatan untuk menjelaskan, dia langsung menutup teleponnya. Aku tidak menyerah dan kembali meneleponnya, tapi teleponnya sudah dimatikan. Setengah jam kemudian, mertuaku meninggal di rumah sakit.
Amelia
James menghabiskan banyak uang demi menyenangkan wanita lain. Dia memintaku untuk tidak terlalu memikirkannya dan berkata, "Walaupun aku bermain dengan wanita lain di luar, tapi selamanya wanita yang ada di dalam hatiku ini hanyalah kamu." Jadi, aku pun menirunya dan pergi bersenang-senang dengan pria lain. Setelah dia mengetahuinya, dia memaksaku untuk kembali. "James, bukankah itu yang kamu katakan?" "Walaupun aku bermain dengan pria lain di luar, tapi selamanya pria yang ada di dalam hatiku ini hanyalah kamu."
Dikhianati Suami Dan Anakku, Aku Mau Memasukkan Mereka Ke Dalam Neraka
Ayahku mengidap penyakit jantung, tapi obat yang bisa menyelamatkannya sudah ditukar menjadi butir cokelat oleh anakku. Ketika ayahku meninggal karena serangan jantung, suamiku, yang merupakan seorang dokter, sedang menaiki kincir ria di sebuah taman hiburan bersama anak kami dan wanita yang dicintainya. Aku putus asa dan terus meneleponnya. Tapi suamiku malah mengumpat, "Dasar wanita menyebalkan! Aku membawa anak kita untuk bermain, tapi kamu malah terus membuat keributan, matilah kamu!" Anak kami juga mengutukku, "Ibu sungguh menyebalkan, alangkah baiknya jika Ibu mati dan Bibi Gina menjadi ibuku." Suara Ginanita juga terdengar dari telepon, "Sangat wajar kalau anak-anak menyukai orang yang lebih muda, karena tidak ada kesenjangan generasi di antara kami. Kamu bisa memahaminya, bukan?" Aku patah hati dan berteriak kepada mereka, "Kalau begitu, aku berharap kalian bertiga sekeluarga masuk neraka bersama-sama!"