Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 13 : Selena Gordon

Siska terbangun dengan tubuh menggigil. Mimpinya menyeramkan sekali! Gaby dan Lia datang dalam mimpinya, seolah memperingatkan dia akan sesuatu. Apa.. apa yang diucapkan mereka? Berhati~hati akan sesuatu? Entahlah, Siska tak dapat mengingatnya, tapi ketakutan yang ia rasakan masih tidak dapat ia lupakan hingga sekarang!

Untuk pertama kalinya selama tujuh tahun Siska berdoa pada Tuhan.

"Doa penutup hidup yang sangat indah, Siska," terdengar suara yang sangat dingin.

Tanpa menoleh Siska tahu pasti siapa pemilik suara itu!! Ia langsung roboh ke lantai dan memeluk kaki si empunya suara!

"Jessica! Ampuni aku, please, ampuni aku!! Aku hanya menjalankan perintah Nathania!" tangis Siska ketakutan.

Jessica tersenyum miring, manik matanya terlihat begitu kelam dan gelap. Wajahnya yang cantik terlihat sangat mengerikan.

"Baiklah Siska, kuampuni dirimu."

"Terima kasih Jessi.."

Siska tak keburu menyelesaikan ucapannya. Kepalanya sudah terpisah dari badannya! Jessica menatap kepala yang baru saja ia cabut dari badannya.

"Maaf aku berbohong padamu."

Dia membuang kepala Siska yang menatap dengan mata nyalang ke sudut kamar !

"Ketiga.." ucap Jessica Gordon puas.

===== >*~*< =====

Selena melirik jam tangannya, pukul 15.04.

Mestinya Daniel Lee sudah berada disini. Dia memanggil cowok itu tadi dan mengajak ketemuan di markas cintanya. Biro jodoh Cupid. Tapi bukannya Daniel Lee, melainkan seekor anjing yang memasuki kantornya. Anjing itu duduk didepan Selena dan menatap Selena penuh arti.

Jangan~jangan..

Selena teringat saat Daniel Lee berubah menjadi rajawali raksasa. Selena meloncat dari kursinya dan berjongkok didepan anjing itu.

"Daniel.. kaukah itu?" bisik Selena setelah menoleh ke sekelilingnya.

Aman, tak ada orang.

Guk.. guk... anjing itu menggonggong gembira. Nah kan, dia Daniel!

"Daniel... ehm, kenapa kamu datang kemari dalam bentuk ini? Aku perlu bicara denganmu Daniel, bicara sebagai sesama manusia," bisik Selena lagi sambil menekan arti kata 'bicara'.

Tak mungkin ia bicara pada anjing kan! Kembalilah ke wujud asalmu, Daniel..

Guk.. guk..

Anjing itu menggonggong riang. Lalu ia menjilati wajah Selena dengan lidahnya yang hangat.

"Daniel, jangan lakukan itu! Mengapa kau menciumku? Aku udah punya pacar, tauk! Pacarku cemburuan lagi.."

Anjing itu terus menjilat Selena sambil menggonggong riang.

"Daniel, jangan menciumku! Kuperintahkan padamu Daniel Lee, jangan mencium.." Selena terkejut melihat Daniel Lee berdiri didepannya dalam wujud manusianya,"..ku.."

Daniel Lee hanya diam saja, namun sorot matanya menunjukkan tawa gelinya.

"Baik, tertawalah sepuasmu. Aku terlihat konyol kan?"

Selena bangkit berdiri dan duduk di kursinya. Ia menyeka wajahnya yang berlumuran air liur anjing tadi dengan tissu basahnya.

Daniel Lee tak menjawab, ia hanya terus tersenyum simpul. Ih, dasar manusia patung!

"Daniel, aku memintamu kemari karena masalah Jessica. Kau mengenalnya kan?"

Daniel menggeleng.

"Ya mungkin kau tak mengenalnya, dia sekarang berubah ramping dan cantik. Dulu dia juga manis sih, hanya agak ehm.. montok gitu," Selena berusaha menerangkan tapi kelihatannya Daniel Lee tidak tertarik.

"Hei Daniel, to the point aja. Gadis itu, Jessica Gordon, dia naksir kamu!" sentak Selena agak sebal.

Daniel Lee membelalakkan matanya! Dia terlihat begitu terkejut!! Nah lo, tadi cuek tingkat dewa sekarang kaget tingkat iblis! Belum sempat Daniel bicara apa~apa, tiba~tiba masuklah seorang gadis dengan wajah ketakutan.

"Daniel Lee! Kau harus menolongku," gadis itu merengek sambil memegang lengan Daniel Lee.

Cowok blasteran Amerika Korea itu berusaha menepis tangan gadis itu yang terus menggelayutinya.

"Hei, selow girl. Cowok ini udah ada yang naksir lho. Jessica Gordon."

Mendengar nama itu kedua orang didepan Selena langsung diam terpaku. Yang satu menatap terkejut. Yang lain menatap ketakutan.

Ada apa sih dengan nama Jessica Gordon ini?

===== >*~*< =====

Damon mengernyit tak suka melihat Selena memasuki kantornya bersama Daniel Lee dan Nathania. Dipikir disini tempat bermain apa!

"Mau apa kalian kemari? Enyah!" usir Damon semena~mena.

Nathania sontak menciut nyalinya. Sedari awal ia tak setuju saat Selena mengajaknya kemari. Tempat ini menakutkan! Ia hendak berbalik pergi, namun Selena menahannya.

"Damon... ehm, Bapak Damon Devilano. Saya rasa anda perlu nendengarkan apa yang akan dikatakan gadis ini. Ini menyangkut kepentingan sekolah yang anda miliki, Pak," sindir Selena sok formil.

Damon melipat tangannya di dada dan menatap Nathania dengan tajam. Gadis itu makin ketakutan. Lidahnya mendadak kelu, sulit digerakkan. Pria didepannya ini begitu tampan, namun sekaligus membawa aura maut yang kental! Selena memegang tangan Nathania untuk menenangkan gadis itu.

"Tu..tuan ini.. ten.. tentang Jessica Gordon."

"Gadis cupu yang sering kau bully itu bukan?" tukas Damon sinis.

Nathania menelan ludahnya saking takutnya. Selena melirik Damon sebal. Iblis ini.. mengapa sih selalu membuat orang di sekitarnya merasa tak nyaman?! Selena tersenyum manis pada Nathania untuk menyemangati gadis itu.

Nia berkata sambil menunduk dalam, matanya tak sanggup melihat Damon, "dia.. dia.. yang membunuh teman~temanku. Lia. Gaby. Siska. Dan kini dia mengincarku!!" tak sadar Nathania berteriak histeris.

Damon tersenyum bengis, dengan tenang ia berkata, "siapa yang menabur dia akan menuai. Dan hasil panennya biasanya berlipat ganda. Bukan begitu, Nona?"

Nathania makin frustasi dibuatnya, kedatangannya kemari sepertinya kesalahan besar! Bukan ketenangan yang didapatnya malahan teror bentuk lain!

"Selena, aku keluar dulu ya," ucap Nathania memohon.

Selena tak menahannya, berada disini lebih lama merupakan siksaan bagi gadis itu.

"Kamu.. kenapa tidak enyah juga dari sini?!" usir Damon terang~terangan sambil menunjuk Daniel Lee yang dari tadi berdiri diam di pojok ruangan. Boro~boro ketakutan, Daniel malah mendekati Damon dan Selena.

"Salam, Lord Damon Devilano," ucap Daniel Lee sambil menjura didepan Damon.

"Bagus, jadi kau mengenaliku. Aku tak sungkan~sungkan lagi berperan sebagai manusia yang menjijikkan ini!"

"Damon!" tegur Selena tegas.

"Saya memiliki kemampuan khusus mengenali sosok sebenarnya dibalik suatu topeng. Saya tahu anda. Saya mengenali Gordon."

Tumben manusia patung ini bicara panjang lebar.

"Hah?? Gordon itu bukannya Jessica? Atau papanya Jessica?" tanya Selena tak mengerti.

"Bukan. Gordon itu kabut roh yang tak berwujud. Dia tak dapat berbuat apa~apa bila berwujud kabut, namun bila sudah menemukan inangnya dia akan berbahaya sekali. Dia semakin kuat bila inang yang dia tempati memiliki banyak kebencian dan dendam. Karena itu adalah makanannya."

"Bukannya makanannya darah?" tanya Selena polos mengingat pada tuyul kembarnya, juga Damon, yang suka menghisap darahnya.

"Gordon spesies yang berbeda, ia makan penderitaan, kesakitan, dan rasa takut manusia atau makhluk lainnya. Semakin banyak ketakutan dan kesakitan yang ditimbulkan dia akan semakin bahagia."

Selena tak menyangka pengetahuan Danieel Lee sehebat ini, diam~diam ia mengagumi cowok didepannya .

Beraninya kau mengagumi pria lain didepan mataku! Apa kubunuh saja hewan banci sialan ini?

Suara Damon menyelinap di kepala Selena lagi.

Selena melotot kesal.

Dia bukan hewan banci, dia trance.. protes Selena dalam hati, Dan awas kau berani macam~macam padanya!

Damon mendengus kasar.

"Hebat sekali kau mengetahuinya! Ini karena pengalaman pribadi kan, kedua orang tuamu meninggal karena ulah Gordon. Dan kau juga nyaris meninggal karenanya. Saat itu usiamu baru sepuluh tahun." Damon sengaja mengungkit trauma dan luka dalam Daniel Lee.

Wajah Daniel Lee terlihat suram, tanpa bicara apapun ia meninggalkan ruangan Damon.

"Apa kau tak bisa tanpa menyakiti manusia di sekitarmu Damon?" tanya Selena gemas.

"Apa yang kau harapkan dariku? Aku iblis, aku membenci manusia. Aku suka sekali membuat mereka menderita," jawab Damon seenaknya.

"Lalu apa kau akan membiarkan Gordon merajalela? Korbannya adalah murid yang ada di sekolahmu. Kau tak mau sekolah milikmu tercoreng kan?"

"Apa peduliku? Aku membeli sekolah ini karena dirimu, Selena. Karena kau bersekolah disini. Asal memilikimu aku tak peduli nasib sekolah ini. Biarpun tak laku juga tak masalah, kan membeli sekolah ini cuma memakai uang receh. Lagipula..." Damon tersenyum bengis, "untuk apa aku menghalangi iblis Gordon menabur dosa dan teror di dunia ini? itu sesuatu yang menyenangkan! Selama ia tak menganggumu, akan kuijinkan ia berbuat sesukanya."

Damon terkekeh senang. Selena merasa kesal melihatnya! Tak sadar ia mengambil asbak dan menimpuk Damon memakainya. Tentu saja Damon dapat menangkap asbak itu dengan mudah. Dia terkekeh lagi.

"Bagus, Sayang. Ayo ciptakan dosa sebanyak mungkin agar kau layak dan pantas bersanding denganku. Sebagai ratuku!"

===== >*~*< =====

Firasat Selena mengatakan ada sesuatu yang tak beres. Ia segera mencari Nathania di segala penjuru sekolah.

Benar saja! Ia menemukan Nathania sudah mati. Tertusuk pagar belakang sekolah, menyangkut disana bagaikan pakaian yang dijemur! Jessica Gordon menatapnya dengan puas. Kemudian ia perlahan menoleh kearah Selena.

"Pemandangan yang indah kan, Selena," ucap Jessica Gordon sinis.

"Jessica.. eh, Gordon! Hentikan permainanmu! Tinggalkan tubuh gadis itu!"

"Kalau aku tidak mau bagaimana? Nyaman sekali berada didalam sini, atau kau mau menggantikannya? Mungkin akan kupertimbangkan," Gordon memberikan penawaran sambil tersenyum licik.

Kalau iblis ini memasukinya, Damon pasti akan menolongnya kan? Selena merasa yakin akan hal itu.

Dengan mantap ia berkata, "aku akan menggantikannya. Keluarlah dari tubuh Jessica!"

Jessica Gordon mendekati Selena, mulutnya terbuka lebar. Keluarlah kabut hitam yang langsung mengarah ke mulut Selena.

Wushhhh.. kabut itu masuk kedalam mulut Selena. Sementara itu tubuh Jessica menjadi lunglai dan jatuh ke rumput. Sedangkan Selena diam mematung, perlahan~lahan manik mata birunya berubah menjadi hitam pekat. Selena mengecap, seakan sedang mencicipi sesuatu.

"Huh! Jiwa ini tak lezat bagiku. Tak ada ambisi. Tak ada dendam. Tak ada kebencian. Tak ada keserakahan."

Selena alias Gordon mengecap lagi.

"Tunggu, ada sesuatu.." ia mengecap lagi, lalu tersenyum sinis, "mungkin tidak seburuk yang kukira. Dia punya nafsu."

Gordon mengecap lagi, mencoba merasakan lebih jauh lagi.

"Hah?? Nafsunya pada Lord Damon Devilano!"

Gordon tertawa licik, "menarik, ini sesuatu yang baru bagiku. Mungkin aku bisa main~main sebentar dengan jiwa ini. Kapan lagi bisa mencicipi tubuh Lord Damon yang bengis itu!"

Selena Gordon tersenyum centil dan penuh hawa nafsu.

===== >*~*< =====

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel