BAB 11 : Jessica Gordon
Selena membelalakkan matanya melihat pemandangan horor di depan cerminnya.
Ck! Lehernya penuh tanda kissmark! Tak cuma satu lagi. Selena menghitungnya dalam hati, ada limabelas! Sadis, sadis tingkat dewa.. eh, tingkat iblis! Tingkat raja iblis! Pantasan ganas.
Selena lemas dibuatnya, bagaimana dia bisa menutupi tanda kebejatan ini dari tenan~teman sekolahnya? Terutama dari geng The Bronxz yang suka berkomentar tak jelas. Khususnya si Abi yang matanya paling awas menyangkut hal~hal mesum seperti ini!
#Tepok jidat#
Ini gara~gara iblis mesum itu!! Uh, ingin kubuat perkedel saja dia.. batin Selena sebal.
Terdengar kekehan Damon di kepala Selena.
Ingin membuatku menjadi perkedel? Bagus, naluri kanibalmu mulai berkembang, My Queen! Ayo, semangat mencetak dosa lagi. Ohya, thanks buat sanjungannya. Aku tahu diriku menawan.
Lihat? Beraninya iblis itu menyelinap kedalam kepala orang! Selena semakin kesal dibuatnya!
"Kuncung, Kunyil, hari ini kalian ke sekolah diantar kak Ian saja, ya?"
"Gak mau, Kak Selena! Ian bodoh mengacau di sekolah kami! Cewek~cewek pada sakit mata kalau melihatnya, mendadak mata mereka pada kelilipan semua," tolak Kuncung.
"Ian bodoh suka tebar pesona dimana~mana, Kak Selena. Bahkan didaerah teritori kami ... TK Chciludey," sambung Kunyil gak terima.
Cih! Anak TK jaman now, sudah tahu soal tebar pesona segala.
"Ayolah, hari ini Kakak tak bisa mengantar kalian.”
Bisa gawat kalau Bu Ratmi, guru si kembar, melihat tanda~tanda kebejatan ini bertebaran di lehernya!
"Emang Kak Selena, kenapa? Mau bolos, ya? Ingat Kak, bolos itu tak baik!" kata Kuncung sok menasihati.
"Iya, bolos itu dosa," sambung kembar lainnya.
Huh, si kembar ini! Setiap hari rajin berbuat dosa. Giliran Selena terpaksa melakukan salah sekali saja, gayanya seakan Selena yang selama ini menjadi penjahatnya!
" Ehm.. Kak Selena gak enak badan."
Tak sadar Selena mengelus~elus lehernya membuat perhatian tuyul kembarnya terarah kesitu.
"Sakit ya disitu? Wah, My Lord emang dashyat!" puji Kuncung kagum.
Jleb!
Selena syok mengetahui bocah gundul nan montok ini memergokinya dan Damon ... eng ing eng!
"Kamu mengintip? Tak sopan itu namanya, Kuncung!" tegur Selena untuk mengalihkan rasa malunya.
"Enggak, Kak Selena! Kalau mengintip kan artinya diam~diam melihat. My Lord tahu kok aku melihat kalian berzina. Ia membiarkan, karena bagus, kan, bisa menambah tabungan dosaku. Menambah kekuatanku."
Berzina? Tabungan dosa?
Selena selalu lupa kalau bocah lucu di depannya itu adalah tuyul! Bukan anak polos layaknya manusia lainnya. Tapi apa betul yang dilakukan bersama Damon itu termasuk berzina? Sialan, iblis jantan itu selalu membuat pundi~pundi dosanya bertambah banyak!
"Kenapa Kak Selena tak menutupi bekas cupang itu? Jadi kakak bisa sekolah sekaligus mengantar kami ke sekolah," usul Kunyil.
"Sudah kututup pakai bedak, tapi masih saja terlihat jelas," keluh Selena.
"Idih, pakai syal lebar atuh, gitu saja repot," cemooh Kuncung menggurui.
Ini siapa mengajari siapa, ya? Dasar Selena yang terlalu polos, menjurus ke bego.
"Terus, bagaimana seandainya teman~teman bertanya, mengapa aku memakai syal?"
"Bilang saja kakak lagi flu," jawab Kunyil menyarankan.
"Dosa dong bohong seperti itu." Selena menjadi sangsi.
"Tak apa, Kak. Itu namanya white lies, dosa buat kebaikan. Halal kok."
Masa ada dosa buat kebaikan? Walau ada, tetap Selena merasa tak nyaman melakukannya. Seharian ini entah berapa kali ia terpaksa melakukan white lies itu. Saat Ian melihatnya. Bu Ratmi menanyainya. Juga teman~ teman lainnya yang khawatir padanya.
Selena berusaha menghindari anggota The Bronxz yang lain, terutama Abi yang suka mengomentari apapun. Akibatnya, dia justru menubruk Daniel Lee dari belakang!
"Ups, sorry."
Cowok blasteran Amerika Korea itu menoleh dan menatap syal merah Selena dengan tatapan penuh tanya.
"Aku flu. Parah sekali." Selena pura~pura batuk alay. "Udah ya, bye.."
Selena berlari meninggalkan Daniel Lee yang terus menatapnya dari kejauhan.
===== >*~*< =====
Rasanya lebih nyaman berada di Birjo Cupid. Sunyi dan damai.
Sebenarnya Selena sudah tak terlalu peduli dengan misi awalnya mendirikan biro jodoh ini. Dia mulai nyaman bersama Damon dan tidak ingin buru~buru menjadi peri cupid. Selena ingin menikmati kebersamaan mereka selagi bisa sebelum akhirnya dia menjadi peri cupid. Tapi Selena tak ingin membubarkan Birjo Cupid, ia senang menyatukan sepasang insan yang sedang dilanda cinta. Itu hobinya.
Tiba~tiba pintu kantor Birjo Cupid terbuka dan masuklah sesosok gadis cantik.
"Hei Selena, masih mengingatku?"
"Siapa, ya?" Selena berusaha mengingat~ingat namun tak berhasil.
"Maaf ingatanku memang payah. Siapa kamu? Apa kita pernah bertemu sebelum ini?"
Gadis itu tersenyum manis. "Kau mungkin tak mengenaliku. Aku Jessica Gordon, yang akan kau jodohkan dengan Daniel Lee tapi gagal karena aku koma di rumah sakit."
"Oh Tuhan! Jessica! Cantik sekali dirimu sekarang!" puji Selena kagum.
"Dulu aku jelek, gendut dan menjijikkan, kan?"
"Bukan begitu, dulu kamu manis, polos dan murni."
Jessica memandang Selena secara mendalam dan ia menangkap ketulusan di balik ucapan Selena.
"Terima kasih, mungkin hanya kamu saja yang beranggapan begitu."
"Jangan begitu Jessica, semangat! Bagaimana kabarmu? Gebetanmu tetap Daniel Lee, kan?" goda Selena dengan nada jenaka.
Jessica tersipu malu, “aku tak pernah bisa melupakannya Sel.."
"Bagus! Ayo kita rancang strategi. Aku siap membantumu."
Kedua gadis itu asyik merancang strategi cinta saat Sebastian Lucifer memasuki kantor Birjo Cupid.
"Siang, My Angel," sapa Sebastian dengan suara merdunya.
"Hei Sebastian, lama tak kemari," kata Selena ramah.
"Do you miss me, My Angel?"
Sebastian tertawa merdu nan menggoda iman.
"Maaf mengecewakanmu, sayangnya tidak," balas Selena manis.
Sebastian memandang gadis di sebelah Selena. Gordon. Dia langsung tahu siapa di balik sosok gadis itu. Sementara itu Jessica merasa gelisah, pria ini sepertinya mengenali siapa dirinya.
Wushhhh... tak tahu darimana datangnya berhembuslah angin kencang yang menerbangkan syal tebal di leher Selena. Kini leher Selena yang penuh dengan tanda~tanda kepemilikan yang dibuat Damon terlihat dengan jelas! Selena buru~buru menutupi lehernya, tapi percuma, mereka berdua sudah melihatnya!
"Itu cupang bukan?" goda Jessica, "wow pacarmu hot sekali, Selena!"
Wajah Selena seakan terbakar!
Damon..kamu kah yang melakukan ini?! batin Selena menjerit.
Damon terkekeh senang.
Aku hanya menunjukkan kepemilikanku, Sayang.
Tak sadar Selena menggeram kesal!
Untuk sesaat tatapan Sebastian terlihat keji, namun kemudian kembali menjadi manis seperti biasa. Ia tak membahas masalah tanda di leher Selena, seakan hal itu tak berarti baginya.
Selena mulai rileks dan dapat bernafas lega.
===== >*~*< =====
Jessica berjalan di lorong sekolah dengan hati tak tenang. Pria tadi sungguh membuatnya gelisah. Dan sekonyong-konyong pria yang membuatnya tak nyaman itu ada di depan dirinya.
"Aku tahu siapa dirimu," cetus pria itu dingin, "apapun tujuanmu bila kau menyakiti Selena, kau akan berhadapan denganku ... GORDON!"
Manik mata Jessica berubah hitam kelam dan pekat.
"Aku tak akan mengganggunya, Lord Lucifer," kali ini Gordon yang betul~betul mengambil alih kesadaran Jessica.
"Bagus! Selain urusan dengan Selena, aku tak akan mengusikmu! Aku tahu apa yang kau perbuat. Selamat bersenang~senang, Gordon. Buatlah dosa sebanyak mungkin," kata Sebastian dengan suara merdu yang sangat memikat.
"Yes, Lord Lucifer," sahut Gordon sambil tersenyum keji.
===== >*~*< =====
Gaby berusaha melupakan masalahnya. Ia mabuk di tempat klabing. Berdiam di rumah sendiri membuatnya ketakutan. Sejak kematian Lia yang tragis, dia semakin gelisah.
Tiba~tiba Lia merasa mual, cepat~cepat ia berlari ke toilet. Ia menumpahkan isi perutnya ke lubang closet. Sesudahnya, badannya terasa lemas.
Ia berusaha menarik napas, namun mendadak ada tangan yang menjambak rambutnya! Kepalanya di celupkan dengan paksa ke lubang closet yang entah bagaimana airnya meluber penuh.
Blup blup blup ....
Gaby tak bisa bernapas. Saat kepalanya diangkat, ia melihatnya!
"Jessica!"
Dia Jessica, tapi entah mengapa terasa begitu berbeda! Matanya begitu hitam kelam, seperti bukan mata manusia! Ada aura iblis bersamanya.
"Hei Gaby, ingat namaku sebelum ajal menjemputmu. Namaku ... JESSICA GORDON!"
Kepala Gaby kembali dihempaskan ke lubang closet! Gaby berusaha memberontak, tangannya menggapai apa saja. Tapi sia~sia, kekuatan Jessica Gordon begitu kuat. Sesaat kemudian gerakan Gaby melemah dan berhenti untuk selamanya.
"Yang kedua ...," bisik Jessica Gordon sambil tersenyum penuh kemenangan.
===== >*~*< =====
tbc