Bab 3 Kamu Seharusnya Dipanggil Zhang Fei!
"Nyonya, presiden akan datang tepat waktu pukul enam."
Ujar Du Yue setelah Ruan Shishi turun dari mobil.
Ruan Shishi tinggal di kompleks fakultas lama. Dia yang turun dari mobil mewah langsung menarik perhatian banyak orang.
Ruan Shishi tidak sempat berpikir mengapa Du Yue tahu tempat tinggalnya. Dia mengangguk ke arah Du Yue, kemudian segera melarikan diri dari tempat.
Ruan Shishi naik ke lantai enam dalam satu tarikan napas. Tiba di depan pintu rumah, dia terengah-engah karena kelelahan.
Saat hendak mengetuk pintu, ibunya, Nyonya Liu, berdiri di belakangnya dengan menenteng sebuah keranjang sayur.
"Shishi, kenapa kamu seperti ini, sama sekali tidak feminin." Nyonya Liu mengkritik Ruan Shishi sambil membuka pintu.
Ruan Shishi menjulur-julurkan lidah. Ketika pintu terbuka, dia bergegas masuk, melepas sepatu, berlari ke ruang tamu dan meminum sisa air yang dituangnya pagi tadi.
Nyonya Liu menggelengkan kepala dengan pasrah, "Ruan Shishi, perilakumu itu sungguh tidak menghargai nama yang kuberi untukmu. Kamu seharusnya dipanggil Zhang Fei saja!"
Sambil berkata, Nyonya Liu meletakkan keranjang sayur di dapur. Setelah keluar dari dapur, dia bergumam, "Ketika pulang, aku mendengar Bibi Liu dari kompleks kita mengatakan bahwa seorang gadis kecil turun dari mobil mewah! Entah gadis dari keluarga siapa, nasibnya sungguh baik."
Ruan Shishi berkata dengan gelisah, "Itu aku."
"Hah, kamu? Mungkinkah orang kaya tertarik padamu?" Nyonya Liu tersenyum sinis, "Ayam cocok dengan ayam, burung phoenix serasi dengan naga. Ruan Shishi, kamu cukup bercermin untuk mencari tahu siapa yang cocok denganmu."
Ketidakpercayaan dan penyindiran Nyonya Liu membuat Ruan Shishi terdiam.
Nyonya Liu dan Profesor Ruan adalah guru universitas. Ruan Shishi termasuk anak yang terlahir di keluarga terpelajar.
Mengenai persoalan mencari pasangan untuk Ruan Shishi, Keluarga Ruan hanya memegang prinsip bahwa keduanya harus cocok dalam hal latar belakang. Mereka tidak pernah berpikir agar gadisnya mendapatkan pria kaya.
Mereka bahkan tidak ingin hal tersebut terjadi pada Ruan Shishi karena bagaimana pun menjadi nyonya dari keluarga kaya tidaklah mudah.
Ruan Shishi tahu apa yang dipikirkan orang tuanya. Jika dia memberi tahu Nyonya Liu bahwa dirinya menikah dengan pria kaya, pria terkaya dari kalangan orang kaya, agaknya Nyonya Liu akan terkejut hingga pingsan.
"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kencan butamu hari ini?" Nyonya Liu berjalan kemari, duduk di sofa, seolah hendak menginterogasi Ruan Shishi.
Sekarang, Nyonya Liu sudah pensiun. Selain menari plaza, biasanya dia bekerja di rumah sakit sebagai sukarelawan.
Pasangan kencan buta yang dicari Nyonya Liu untuk Ruan Shishi adalah cucu dari Nenek Li yang ditemuinya di rumah sakit.
"Bu, kenapa kamu kenal orang itu?" Ruan Shishi meletakkan gelas, duduk di sofa.
"Dia adalah cucu dari Nenek Li. Aku dengar dia sudah berumur 30 tahun, tapi belum mempunyai pasangan karena selalu sibuk dengan pekerjaan. Aku sudah melihat foto-fotonya. Dia kelihatan baik." Saat bercerita tentang Yi Yimo, wajah Nyonya Liu menyunggingkan senyuman tipis. Jelas bahwa Nyonya Liu amat menyukai Yu Yimo.
Ruan Shishi menggigit bibir. Setelah memperhatikan ekspresi sang ibu, dia menebak bahwa ibunya pasti tidak tahu identitas asli Yu Yimo.
"Aku sedang bertanya padamu, bagaimana orangnya?" Melihat Ruan Shishi melamun, Nyonya Liu memberinya tatapan putih.
Ruan Shishi mengangguk sambil menggigit bibir, sekadar merespons ibunya, "Orang, orangnya lumayan."
Ruan Shishi sedang memikirkan apakah dia harus memberi tahu ibunya tentang persoalan dirinya yang sudah menikah.
"Baguslah. Kalian boleh bergaul terlebih dahulu. Lagian, kamu baru akan mengetahui sifat asli seseorang setelah lama bergaul dengannya." Nyonya Liu berdiri, berjalan ke dapur, bersiap-siap untuk mencuci sayuran yang baru dibeli.
Melihat Nyonya Liu hendak masuk ke dapur, Ruan Shishi segera menghampirinya dan bertanya, "Bu, di mana ayah? Apakah ayah akan pulang untuk makan malam?"
"Uhm, pulang. Ada apa?" Tanya Nyonya Liu.
Ruan Shishi menggelengkan kepala, lalu mengangguk dan berbisik, "Itu, dia mau datang ke rumah kita untuk makan malam."
Setelah berpikir-pikir, Ruan Shishi merasa perlu untuk memberi tahu ibunya bahwa Yu Yimo akan datang malam nanti. Mengenai persoalan menikah, dia sebaiknya menyampaikannya setelah Profesor Ruan pulang supaya dia memiliki payung pelindung.
"Dia?" Awalnya Nyonya Liu tidak tanggap. Begitu melihat wajah putrinya memerah, dia langsung mengerti siapa yang dimaksud putrinya.
"Oke!" Nyonya Liu sekilas memandangi sayuran di keranjang, kemudian segera berjalan ke arah pintu, berkata sambil mengganti sepatu, "Aku beli ikan dan daging dulu."
Sebelum Ruan Shishi bereaksi, pintu dibuka dan ditutup, Nyonya Liu sudah pergi.
Setelah Nyonya Liu pergi, Ruan Shishi merasa lega. Dia kembali ke kamar, menutup pintu, lalu dengan hati-hati mengeluarkan surat nikah dari saku.