Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Penyelamat

Revano yang berada di sampingnya juga terkejut, dan buru-buru bertanya, "Kakek Bram, apa ramuan herbalnya ada banyak? Jika ada, aku harap Kakek Bram bisa menjualnya. Kami akan membeli sebanyak mungkin yang bisa kami dapatkan."

Dengan begitu, tuan muda mungkin tidak akan se-menderita itu.

Kakek Bram tertawa jengkel. "Kamu pikir ramuan herbal itu seperti permen, bisa beli berapa pun yang kamu mau? Sudah kubilang, itu barang langka."

"Kalau begitu ...."

Jarang melihat secercah harapan, Revano masih belum menyerah.

Kakek Bram berkata, "Ini juga hanya kebetulan. Gadis yang memasok bahan tanaman obat ke mari mengatakan kalau dia mendapatkan tanaman itu secara kebetulan. Aku sempat tanya, masih ada stok atau tidak. Tapi, dia bilang sudah tidak ada lagi."

Revano menunjukkan ekspresi kecewa, tetapi ekspresi Xavier tidak berubah, hanya cahaya di bawah matanya yang meredup sedikit.

Penyakit lamanya ini sudah ada sejak bertahun-tahun yang lalu.

Selama bertahun-tahun, dia telah mencari dokter-dokter terkenal di dunia, tetapi tidak ada harapan baginya untuk sembuh total, hanya mengulur waktu saja. Namun di tempat Kakek Bram, dia bisa mendapatkan sedikit penanganan.

Sekarang, jarang-jarang Xavier bisa menemukan ada obat yang begitu ajaib, jadi dia berharap bahwa bisa membeli obat itu dalam jumlah banyak, lalu menggunakannya untuk penelitian obat. Dengan begitu, dia mungkin bisa mengembangkan obat untuk penyakit ini.

Hanya saja, harapannya harus kandas untuk sekali lagi, sesuatu yang tampaknya sudah biasa dialami Xavier.

Kakek Bram juga tahu bahwa mereka kecewa, jadi dia menghibur mereka, "Meskipun hanya ada beberapa, tapi cukup untuk bertahan selama beberapa bulan. Setidaknya, selama periode waktu ini, rasa sakit yang kamu rasakan bisa sedikit berkurang. Kalau aku bertemu gadis itu lagi, aku akan menanyakannya. Malam ini kamu istirahat di sini saja, jangan berpikir macam-macam."

Dia berpikir sebentar, lalu memutuskan untuk menasihati, "Kalau kamu ingin menyembuhkan penyakitmu, kemampuanku ini tidak akan mampu menyembuhkannya. Kamu harus menemukan dokter terkenal itu, Ferdi Gonzales. Kalau ditangani olehnya, mungkin kamu masih bisa sembuh. Tapi sebelum menemukan orang ini, kamu perlu memperhatikan kondisi tubuhmu! Kamu itu manusia, bukan dewa, kamu harus berjuang untuk hidupmu sepanjang hari. Tubuhmu tidak akan tahan jika kamu terus keras kepala!"

Xavier mengangguk pelan.

Dia sudah sejak lama meminta orangnya untuk mencari keberadaan Ferdi, tetapi masih belum ada kabar. Karena itulah dia menjadi ragu kalau di dunia ini ada keberadaan orang seperti itu!

Setelah sekian lama, rasanya sudah tidak ada harapan!

Mungkin karena kondisi tubuh yang lemah, Xavier kembali tertidur dalam keadaan linglung.

Di tempat Daneesa, setelah makan malam, sambil membersihkan piring, dia berkata, "Axel, Alexa, kalian di rumah saja temani nenek buyut, jangan pergi ke mana-mana, mengerti? Ibu mau ke kebun obat sebentar dan akan segera kembali."

Kedua anak kecil itu dengan patuh menganggukkan kepala mereka hingga pipi gembul mereka bergetar. "Kami mengerti, Ibu."

Setelah selesai bersih-bersih, Daneesa melepas celemeknya dan meninggalkan rumah.

Di dalam kebun obat.

Rumput hijau dan area yang sangat luas. Hampir semua yang ada di sini adalah tanaman obat langka.

Ini semua adalah peninggalan gurunya yang mengajarinya seni pengobatan.

Selama bertahun-tahun, gurunya telah mencoba membudidayakan spesies obat langka ini, tetapi tidak ada yang berhasil. Pada akhirnya, karena kecewa, dia langsung meninggalkan tempat ini dan melakukan perjalanan jauh.

Pada saat ini, tidak diketahui di mana keberadaan orang itu.

Hanya saja, tanaman obat ini belum sepenuhnya matang dan tingkat kematiannya sangat tinggi. Jadi, ketika pemilik balai pengobatan meminta lebih, dia mengatakan stok sudah tidak ada lagi.

Daneesa melihat bibit obat di depannya, berjongkok dan menyentuhnya dengan ujung jarinya, lalu menghela napas dalam-dalam.

Rumahnya rusak, bahkan bocor saat hujan datang. Ditambah lagi, sesuatu terjadi saat perjalanan pulang. Selain tanaman obat ini, dia benar-benar tidak punya cara lain yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan uang.

Dia telah memutuskan dalam hatinya bahwa dia akan kembali besok dan bertanya kepada pemilik balai pengobatan apakah dia bersedia membeli tanaman obat ini. Dia berharap pemilik balai pengobatan bisa membelinya dengan harga bagus.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel