Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

"Khair? Sean teringat kata-kata Khair yang mengancam kemarin, lalu mengangkat sudut bibirnya.

Tapi dia awalnya memang ingin mengundurkan diri, jadi memecat itu sama saja baginya.

Sean datang ke kantor ketua petugas keamanan alias Bima. Dia belum saja bilang ingin mengundur diri, lalu terdengar Bima berkata, “Sean, kamu terlalu sering meminta ijin kerja, sangat mengganggu rencana pekerjaan divisi kita. Aku telah meminta persetujuan Pak Chandra. Maksud Pak Chandra ingin memecatmu.”

“Oh, baiklah kalau begitu berikan gajiku beberapa hari ini,” ucap Sean tenang.

“Kamu itu dipecat, bagaimana mungkin dapat gaji, bahkan uang jaminan tidak bisa dikembalikan,” ucap Bima dengan senyum tipis.

Bima pikir, Sean akan berdebat lama dengannya, tapi siapa sangka dia langsung menerimanya, "Dasar bocah, kenapa harus mencari masalah dengan Pak Khair? Dia adalah salah satu tokoh yang memiliki hak pasti di dalam perusahaan ini. Saat ingin memecatmu saja, tidak perlu menjalani proses apapun."

Sean tersenyum melihat Bima dan berkata, “Baik, aku akan pergi bertanya kepada Pak Chandra," dia tersenyum dingin, lalu keluar dari ruangannya.

Meskipun dia sekarang telah menerima warisan kekayaan keluarganya dan tidak peduli dengan uang itu, tapi siapa yang berani mengambil uangnya begitu saja. Melihat Sean yang begitu percaya diri, Bima mengerutkan dahinya, lalu mengambil teleponnya untuk menghubungi Khair.

“Pak Khair, Sean pergi mencari Pak Chandra. Sepertinya kurang baik untuk tidak memberikan uang jaminan kepadanya,” ucap Bima sedikit khawatir.

“Tenang saja, aku telah berbicara dengan Pak Chandra. Dia hanya seorang satpam, bukan masalah besar. Bagaimana mungkin Pak Chandra peduli kepadanya.”

Khair memutuskan panggilan dan menaruh kembali teleponnya. Sudut bibirnya terangkat pelan dan menyeringai.

"Sean, orang yang tak berguna sepertimu, apakah berhak berebut wanita denganku?"

"Memecatmu hanyalah awal dari rencanaku. Tunggu aku menemukan dimana kamu meminjam uang itu, kamu akan mati secara perlahan."

Sepuluh menit kemudian, di dalam kantor Chandra.

Chandra mengangkat kepalanya dan melihat Sean yang tiba-tiba masuk ke dalam kantornya. Dia mengerutkan alisnya dan berkata, “Siapa dirimu? Apa yang kamu lakukan?”

“Pak Chandra, dia adalah Sean dari divisi keamanan. Dia ingin sekali bertemu denganmu dan aku tidak bisa menghentikannya,” Sekretarisnya sibuk mengejar Sean masuk dan datang untuk menjelaskan.

Wanita itu memandang Sean dengan kesal. Dia tidak pernah bertemu dengan lelaki yang tidak bertindak baik.

“Sean yang berasal dari divisi keamanan?” Chandra mengangguk kepalanya dan teringat masalah yang dikatakan Khair untuk memecat Sean pagi ini.

“Benar, itu aku,” Sean duduk di kursi seberang Chandra dan memandangnya dengan tenang.

“Kalian boleh memecatku, tapi mengapa tidak memberi gaji kepadaku? Bahkan uang jaminan juga tidak diberikan kepadaku. Pak Chandra, mohon berikan penjelasan untukku!”

Chandra mengerutkan alisnya dan berkata, ”Aku sudah mendengar masalah memecatmu. Kamu sering bolos kerja, perusahaanku pasti sudah tidak bisa mempekerjakanmu. Tidak memberi gaji kepadamu merupakan maksudku, juga merupakan peraturan perusahaan.”

Kalau Khair telah mengatakan masalah ini kepadanya, maka dia harus menurutinya untuk Khair. Lagipula Khair adalah manajer pemasaran perusahaan ini, dan memiliki kemampuan yang hebat. Dia juga dapat membawa banyak bisnis untuk perusahaan mereka setiap tahun.

Sedangkan Sean, dia hanyalah seorang satpam. Kedua orang ini jika dibandingkan bagikan langit dan bumi.

"Peraturan perusahaan? Mengapa aku tidak pernah mendengarnya? Jangan-jangan aturan perusahaan bukan digunakan untuk mengatur karyawan?” Sean agak kesal

Sean sekarang telah meneruskan warisan Keluarga Diningrat, bisa saja dia tidak perlu peduli gaji ini, tapi ini merupakan masalah prinsip. Padahal perusahaan tidak ada aturan ini, lagipula dia juga bukan tiba-tiba bolos. Setiap kali dia mendapat persetujuan untuk minta ijin kerja.

Chandra terlihat sekali ingin membantu Khair untuk menghinanya, apakah sungguh menganggapnya sebagai petugas keamanan?

“Aku adalah Bos perusahaan. Aku bilang ada aturan ini ya tentu ada. Kalau kamu ada kemampuan untuk menjadi bos, kamu bebas untuk membentuk peraturan.” Chandra menatap Sean dengan kesal.

Kalau sudah memutuskan untuk membantu Khair, maka ia tidak akan peduli lagi tokoh kecil seperti Sean. Biarkanlah tokoh kecil seperti itu berdebat, lagipula juga tidak akan menghasilkan apapun.

“Apakah kamu yakin ingin mengambil gajiku yang begitu dikit?” ucap Sean.

Sebelum hari ini, kalau dia mendapat penghinaan seperti ini, dia tidak akan bisa menerimanya. Tapi sekarang semuanya telah berbeda.

“Boleh juga kalau kamu ingin memikir seperti itu. Kalau kamu tidak terima, boleh memanggil polisi untuk melaporkannya. Baik, kamu bukan karyawanku lagi, sekarang kamu sudah boleh pergi.” Chandra menaikkan bahunya dan bersikap untuk merendahkan Sean.

“Pak Chandra memang sangat hebat, sangat angkuh.” Sean tertawa.

Sean memberikan ibu jari kepada Chandra. Sebenarnya dia sama sekali tidak pernah menerima penghinaan begitu besar. Benar. Baginya, Chandra itu sedang menghinanya.

Orang baik juga bisa marah, tentu Sean tidak akan diam begitu saja. Bukan setiap orang boleh menghinanya dan merebut gajinya. Dia melihat Chandra sekilas, lalu mengeluarkan telepon untuk menghubungi Roby.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel