Pustaka
Bahasa Indonesia

The Crown Prince's Fiancee

156.0K · Tamat
Viellaris Morgen
135
Bab
26.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

(Easter Series 1) Raeliana terbangun sebagai pemeran pembantu di novel yang pernah dibacanya. Kemudian ia sadar, ini adalah hidup keduanya dan ia harus menjalaninya. Menghindari akhir tragedi seperti di novel. Termasuk menghindari sang tokoh utama, Pangeran Ein La Alger Easter. Lalu entah apa yang terjadi, tiba-tiba kehidupan yang Raeliana jalani berubah dan tidak sesuai dengan isi novel. Pangeran yang seharusnya jatuh cinta pada Roseline malah berbalik tertarik pada Raeliana. Raeliana berjuang menyelamatkan hidupnya dari tragedi akhir novel dengan menghindari berurusan dengan Ein. Bisakah Raeliana melakukan itu, sementara Kaisar sudah memilihnya sebagai tunangan pangeran? Lantas, apa yang membuat kisah novel melenceng dari aslinya?

Pengembara WaktuSupernaturalFantasiWanita CantikTuan MudaRomansaSweetPernikahanZaman Kuno

Prolog

“Bukankah besok ulang tahunmu, Yuko?”

Yuko hanya mengira di sanalah hidupnya. Di tengah-tengah keluarga pamannya yang terkadang tidak pernah menganggapnya ada. Satu-satunya yang mengganggap hidup Yuko penting adalah sepupunya, Sheriel. Yang menjadi teman sekaligus kakak untuknya.

Tetapi Yuko tidak mengerti apa lagi yang sedang menunggunya di rumah. Terkadang diperlakukan buruk oleh orang-orang hanya karena dirinya adalah yatim piatu dari keluarga miskin.

“Aku tidak bisa memberikan sesuatu yang berharga. Bagaimana jika novel kesukaanmu saja?”

Yuko tertawa saat menerima bungkusan kecil transparan dari Sheriel. Itu novel kesukaannya sepanjang masa. Bahkan sepanjang 15 tahun—ulang tahunnya besok.

“Tidak masalah. Aku lebih suka baca buku. Gosip tidak cocok denganku.”

“Aku tahu. Kau tergila-gila dengan semua tokoh dalam novel itu. Bahkan kau mengutuk antagonis di dalamnya.” Sheriel mengingat-ingat ilustrasi salah satu tokoh yang paling berkesan yang pernah dilihatnya dalam buku milik Yuko beberapa hari lalu. “Kalau aku suka Raeliana De Servant?”

Yuko menggeleng. “Aku benci karakter lembek seperti dia. Walau kadang aku benci mengakui bahwa dia digambarkan lebih cantik dari tokoh utama yang malang.”

Sheriel setuju dengan itu. “Lagipula, kupikir penulisnya tidak terlalu menyukai peran utama perempuannya. Kenapa dia harus membuat gadis itu bekerja di toko roti?”

“Tapi putra mahkota bertemu dengannya di sana dan jatuh cinta.”

“Secara instan,” tambah Sheriel.

Sebagai orang yang pintar dan tidak terlalu percaya pada buku-buku fiksi, Sheriel punya pemikiran yang rasional. sejak usia 15 sampai sekarang sudah 23 tahun, Sheriel sering bilang: Cinta pandangan pertama itu adalah omong kosong.

“Jadi menurut Yuko, kenapa pangeran jatuh cinta dengan pegawai toko roti?”

Yuko cemberut mendengar pertanyaan Sheriel. Selama Yuko membaca novel kesukaannya, ia sendiri tidak pernah tahu kenapa pangeran tiba-tiba mau datang ke toko roti itu dan mendadak jatuh cinta dengan si pemeran utama perempuan.

“Biar mudah saja untuk menyelesaikan novelnya,” lanjut Sheriel.

Oh, itu terdengar logis di telinga Yuko. Memang tidak ada penjelasan kenapa pangeran tiba-tiba datang ke tempat itu. Mungkin memang novel itu hanya menceritakan tentang bagaimana sebuah perjalanan cinta berlangsung dan malah hampir terdengar konyol jika seseorang jatuh cinta tanpa alasan.

Ya, setidaknya Yuko sempat berpikir mungkin pangeran menyukai pelayanan si tokoh utama yang sangat ramah, atau mungkin pangeran menyukai kue buatan si tokoh utama.

“Si penulis juga membuat kehidupan tokoh utama perempuannya terlalu tragis,” Sheriel berkomentar lagi lebih jauh. “Memang ada kehidupan seperti itu di dunia nyata? Dibuang, disiksa, nyaris jadi budak sampai akhirnya harus terdampar di depan toko roti milik keluarga si perempuan lembek?”

“Aku suka dia. Kupikir karena hidup kami sama.”

Sheriel tersenyum dengan wajah seolah mengatakan: Omong kosong!

“Kau mau hidup dalam novel sebagai si tokoh utama menyedihkan? Kalau aku lebih memilih menjadi Raeliana. Dia cantik. Putri seorang duke.”

“Dan dia sepenuhnya diabaikan oleh putra mahkota.” Yuko tidak akan pernah melupakan adegan itu.

Tepat di mana saat kecil, Raeliana pernah menjadi teman belajar pribadi putra mahkota, kemudian terlupakan seiring waktu. Bahkan saat kemunculan si tokoh utama perempuan. Kalau boleh Yuko akui, Realiana tidak jahat. Justru gadis itu menjadi satu-satunya yang tersakiti setelah semuanya.

“Kenapa melamun? Apa aku salah?” Sheriel mengambil langkah mundur di depan Yuko.

“Berbahaya jalan mundur, Sheriel. Kau mau menabrak? Kau sudah dewasa. Kenapa berjalan seperti itu?” Yuko melotot.

“Memangnya kenapa? Jika menabrak aku hanya akan menabrak orang yang jalan kaki.”

“Terserah.”

Sheriel tertawa lagi. “Cobalah berpikir yang rasional, Yuko. Novel itu diciptakan tentang kehidupan Raeliana. Jika kau jadi dia, apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan membiarkan hidupmu menderita tanpa berusaha bahagia dengan yang kau punya?”

“Aku?” Yuko menunjuk dirinya sendiri.

Sheriel mengangguk. “Kalau aku jadi Raeliana, aku akan berusaha untuk bahagia meski tanpa putra mahkota. Aku bisa membuat kue kesukaanku, aku bisa berjalan ke mana aku mau karena aku anak seorang duke. Teman baik kaisar.”

“Kau benar,” kata Yuko setelah. “Jika aku jadi Raeliana, aku akan membuat kebahagiaanku sendiri. Berbuat baik dan tidak akan cemburu pada si tokoh utama.”

Sheriel menampakkan giginya melalui senyum lebar. “Jadi, kau menyukai Raeliana?”

“Aku kan tidak benci dia. Hanya saja ....”

Sheriel melihat Yuko melotot syok padanya sesaat sebelum tubuhnya terpental jauh dan keadaan mulai ramai. Pandangannya memerah. Sheriel menyaksikan Yuko berlari ke arahnya sebelum matanya tertutup.