Bab 2 Kamu Tidak Rugi Juga
Jika bukan karena racun Tuan mereka bereaksi dan dijebak orang lain, bagaimana wanita itu bisa begitu lancang?
Mereka ingin menyelamatkan Tuan, tetapi apa daya mereka juga diracuni.
Di semak-semak, Ye Jinghan lemas dan tidak dapat bergerak, dia hanya bisa memelototi Gu Chunuan tajam.
"Coba saja jika kamu berani menyentuhku."
"Hanya menyentuh mana cukup? Harus meraba seluruh tubuhmu."
Tatapan Ye Jinghan mungkin terlalu mengintimidasi sehingga Gu Chunuan merasa sedikit takut. Dia segera mengetuk titik akupuntur Ye Jinghan untuk berjaga-jaga.
"Aku hanya meminjam tubuhmu, kamu tidak rugi juga."
Dia berkata dengan percaya diri, tetapi membuat Ye Jinghan nyaris pingsan.
Malam itu dilewati dengan indah.
Emosi Ye Jinghan naik ke ubun-ubun.
Berengsek! Bisa-bisanya dia, Dewa Perang yang terhormat, diperkosa oleh wanita tidak jelas.
Sialnya, wanita ini merasa puas, tetapi 'adik' kecilnya tidak demikian. Gairah dalam tubuhnya belum sepenuhnya tercurah, membuatnya merasa sangat tidak nyaman, namun wanita ini tidak peduli.
Gu Chunuan kelelahan dan lemas.
Dia menarik sehelai pakaian untuk menyelimuti Ye Jinghan, dan memandang Ye Jinghan yang berusaha menahan amarahnya, lalu mengomentari sambil menggeleng, "Ketrampilanmu terlalu buruk, perlu ditingkatkan."
"Aku akan mengulitimu, mematahkan tulangmu, memakan dagingmu, membuatmu mati mengenaskan!"
Raungan marah membuat burung-burung di sana beterbangan. Sekujur tubuh dua pria berpakaian hitam gemetaran. Majikan mereka benar-benar murka.
Menggaruk telinganya yang berdengung, Gu Chunuan merasa sedikit takut.
Pria ini memiliki aura orang besar, tidak seperti orang biasa. Dia tidak dalam masalah, kan? Sudahlah, masalah telah terjadi, tak ada jalan kembali.
Gu Chunuan pergi namun kembali lagi setelah beberapa langkah berjalan. Dia menulis sesuatu di pakaian Ye Jinghan yang bersih dengan darah pria itu, kemudian melempar baju kepada Ye Jinghan.
"Kamu terkena racun dingin. Meskipun racun tidak dapat sepenuhnya dihilangkan, cara ini bisa membuatmu tidak begitu menderita saat kambuh setiap bulannya. Aku memberimu resep obat, jadi kita tidak saling berutang. Jangan cari aku. Jika kamu menemukanku dan aku berdiri di depanmu sekalipun, kamu belum tentu bisa mengenaliku."
Tercengang. Semua orang tercengang melihat sosok yang kabur itu.
Dua pria berpakaian hitam menunduk, tidak berani melihat raut wajah Tuan mereka.
Melihat resep obat tu, sudut bibir Ye Jinghan berkedut. Amarah hampir menelannya.
"Argh ... wanita sialan! Urusan kita tidak akan selesai!"
Gu Chunuan tersandung dan hampir jatuh. Dia berlari secepatnya, lalu berhenti di tepi sungai dan terengah-engah setelah lama berlari.
Gu Chunuan menghela napas saat ingatan membanjiri pikirannya.
Dia dikhianati oleh orang terdekat dan tewas dalam ledakan ketika sedang menjalankan misi. Rohnya kemudian merasuki tubuh ini yang memiliki nama dan marga yang sama, Gu Chunuan.
Gu Chunuan, Nona Ketiga dari Kediaman Perdana Menteri. Dia tidak disukai meski merupakan keturunan sah.
Dengar-dengar, ibunya adalah adik angkat dari mendiang Kaisar. Karena Ibu mencintai Ayah, Kaisar sebelumnya menurunkan dua dekrit; menikahkan Ayah dan Ibu, dan membunuh wanita yang dicintai Ayah.
Ayah menyalahkan Ibu atas itu. Setelah menikah, dia mengangkat banyak selir dan mengabaikan Ibu. Kemudian, Ibu mati karena depresi.
Gu Chunuan pun menjadi orang tertindas, kedudukannya di Kediaman Perdana Menteri bahkan lebih rendah dari pelayan.
Begitu dia lahir, mendiang Kaisar menetapkannya sebagai Permaisuri Ze.
Demi menikahi Raja Ze, saudari-saudari tirinya menjebaknya agar berzina dengan orang lain untuk merusak reputasinya.
Gu Chunuan tidak tahu mengapa pemilik tubuh ini mati, yang jelas, dia hidup kembali.
Gu Chunuan memutar bola mata dan tidak bisa tidak mengeluh.
Apakah mendiang Kaisar tidak memiliki pekerjaan? Kenapa sembarang menjodohkan orang?
Semua orang mengatakan bahwa Gu Chunuan adalah gadis jelek. Dia ingin melihat sejelek apa dirinya.
Membuka cadar dan melihat pantulan di sungai, Gu Chunuan hampir muntah.
"Sial, jelek sekali."
Wajahnya penuh dengan jerawat dan hampir tidak ada bagian yang mulus. Mengerikan dan menakutkan.
Mungkin karena wajah ini terlalu jelek, pemiliknya memakai banyak bedak hingga wajah ini keputihan.
Gu Chunuan merasa tak berdaya.
Dengan wajah seperti ini, siapa yang akan bersikap baik padanya?
Menyentuh wajah jeleknya, Gu Chunuan tiba-tiba menyeringai.
Ternyata disebabkan oleh racun.
Dia akan membalas semua orang yang menindas, menghina, menyakiti dan mencelakainya. Mulai hari ini, Gu Chunuan bukan lagi Gu Chunuan yang bisa ditindas seenaknya.
Pagi sudah menjelang siang ketika Gu Chunuan pulang.
Suasana Kediaman Perdana Menteri mencekam. Di tengah hawa dingin, para pelayan yang biasa suka mengganggunya pun malas menggubrisnya.
Qiu Er, pelayan pribadi Gu Chunuan, buru-buru menghampiri Gu Chunuan. Tubuhnya sedikit gemetar, "Nona, kenapa Anda baru pulang? Tuan Besar menunggu Anda di aula utama."
"Oh, baik." Membuang tangkai rumput di mulutnya, Gu Chunuan menguap lalu berjalan menuju aula utama dengan santai.
Qiu Er segera menghalangi Gu Chunuan. Pelupuk matanya merah karena cemas, "Nona, Nona Kelima mengatakan bahwa Anda mencelakainya. Tuan Besar sangat marah dan pasti tidak akan melepaskan Anda. Sebaiknya kita cepat pikirkan ide."
Qiu Er adalah pelayan pribadinya sejak kecil. Mereka bergantung satu sama lain di kediaman ini. Qiu Er, bisa dikatakan, adalah orang terdekat pemilik tubuh Gu Chunuan dalam kediaman ini.
Gu Chunuan mendengus, tampak dominan dan menakutkan, "Siapa yang tidak melepaskan siapa masih belum diketahui."
Qiu Er tercenung.
Apakah Nona kesurupan? Kenapa memiliki aura sekuat ini?
Qiu Er ingin mengingatkan sesuatu, tetapi Gu Chunuan sudah masuk ke aula utama. Qiu Er hanya bisa segera menyusul.
Ketika Gu Chunuan masuk, ada banyak orang yang berdiri di aula utama.
Perdana Menteri Gu, ayahnya, yang memimpin. Saat ini, pria itu memelototinya dengan raut suram.
Di sebelah Perdana Menteri Gu ada Nyonya Besar, Nyonya Ketiga, Nyonya Kelima, serta beberapa saudari tirinya. Sangat ramai.
Gu Chulan, yang berlutut di lantai, langsung meledak ketika melihat Gu Chunuan. Dia mengadu, "Ayah, dia yang menjebakku! Dia yang memancingku ke kuil usang itu!"
Ekspresi Gu Chunuan berubah menjadi seperti kelinci kecil yang ketakutan. Dia dengan panik berkata, "Adik, aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Bukankah kamu yang menyuruhku ke kuil itu kemarin? Apakah kamu marah karena aku tidak pergi?"
"Kemarin adalah hari peringatan kematian Ibuku. Beberapa hari lalu, Ibu datang lewat mimpi dan mengatakan bahwa dia merindukanku, jadi aku pergi ke Kuil Yun kecapig untuk menyembahyangi Ibu. Aku tidak menemukanmu setelah menunggu lama di kuil usang, jadi aku pulang dulu. Adik, jangan marah, aku tidak akan terlambat lagi lain kali."
Wajah Gu Chulan berkedut marah.
Sejak kapan jalang ini belajar berbicara sembarangan?
"Jelas-jelas kamu yang mencelakaiku! Kamu memaksaku meminum Qian Ri Zui!"
Gu Chunuan menatap semua orang dengan bingung, lalu berkata dengan suara kecil, "Apa itu Qian Ri Zui?"
Gu Chulan tersedak, sudut bibirnya bergerak tetapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata.
Qian Ri Zui sulit dibeli. Jika dipertanyakan akan menjadi masalah lagi.
Melihat ekspresi buruk Gu Chulan, Gu Chunuan segera menambahkan, "Oh ya ... aku memberi adik minum Qian Ri Zui. Aku sendiri juga minum, sangat enak. Ayah, maukah Ayah minum? Aku akan membuatkan Ayah segelas."