Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 16 Sudah Meninggal

Bab 16 Sudah Meninggal

Wang Xiao Mei merasa terkejut dan mundur ke belakang, "Hmm, Jin Nian kamu kenapa?"

Mu Jin Nian tersenyum dingin, lalu berdiri dan mendekatinya, "Sialan, aku kenapa, kamu pergi tanya anak kesayanganmu itu! Kalian ibu dan anak ini, sudah melakukan kejahatan, masih bertanya kepadaku kenapa?"

Wang Xiao Mei sampai berjalan muncur ke belakang tembok, melihat pria di hadapannya itu bagaikan hantu yang mungkin bisa memakannya saat membuka mulut, jadi dia pun tidak berani untuk membuka mulut untuk bertanya lagi, berbalik badan dan berlari.

Penyelamatan dan operasi sedang dilakukan.

Ada suster yang berlari kelua, setelah mengambil kantong darah, lalu kembali berlari masuk ke dalam.

Ada seorang dokter yang keluar dengan ekspresi berat, lalu kembali masuk ke dalam dengan perasaan yang penuh harapan.

Begitu berkali-kali, tidak tahu sudah berlalu berapa jam lamanya.

Dia melihat orang-orang yang sedang sibuk di dalam itu, ingin sekali masuk ke dalam untuk melihat keadaan sesungguhnya, tetapi hati nuraninya berkata, tidak boleh mengganggu dokter untuk melakukan tindakan penyelamatan terhadap Yue An.

Yue An… istrinya Mu Jin Nian, tidak boleh mati begitu saja!

Di antara mereka berdua, masih ada banyak hal yang belum diselesaikan, dia tidak boleh mati begitu saja dengan masalah-masalah yang belum terselesaikan itu.

Satu malam berlalu, "Sedang Operasi" dua huruf itu masih terus bersinar.

Mu Jin Nian berjongkok di sudut dinding, dengan kedua matanya yang sudah sangat memerah itu memandangi ruang operasi.

Akhirnya, ada suster yang keluar, melihat ke arahnya, "Permisi, yang mana namanya Mu Jin Nian?"

Suara itu, seperti sebuah harapan yang datang dari bumi barat, seketika seperti membangungkan dia, lalu dia segera berdiri dan berlari mendekati suster itu, "Aku! Aku adalah Mu Jin Nian! Aku adalah suaminya Song Yue An, bagaimana keadaan istriku?"

Waktu satu malam ini, suaranya sudah berubah menjadi serak-serak, seperti kehilangan suaranya saja.

Suster itu melihatnya dengan tatapan dingin, "Nona Song Yue An memintaku untuk memberitahumu, jika tusukan pisau ke empat kalinya itu, adalah tusukan karena dirinya sudah salah menikah denganmu, tetapi dia juga masih salah berharap dan menunggu, salah menunggu suami yang sudah mencintai wanita lain itu pulang, salah menunggu pria yang dia cintai selama bertahun-tahun itu, hatinya bisa kembali berubah."

Mu Jin Nian terdiam, seketika dia merasa sangat sakit, lalu kedua tangannya itu mulai menggepal seperti menyalahkan diri sendiri, dan bertanya, "Dia masih baik-baik saja?"

"Setelah melalui penyelamatan yang ada, nyawanya akhirnya berhasil diselamatkan, tetapi rahimnya sudah rusak." Suster itu berkata dengan serius, dan ketika mau pergi, dia kembali berbalik badan dan melihat ke arah Mu Jin Nian, "Oh iya, Song Yue An berkata, ke depannya, dia tidak ingin bertemu denganmu lagi."

Selesai berkata, suster itu kembali masuk ke dalam ruang operasi itu.

Mu Jin Nian merasa hatinya seperti sudah ditusuk oleh sebuah pisau yang dingin, dan di ujung pisau itu masih ada kail yang tajam dan jumlahnya banyak, sehingga membuat dia sampai merasa sulit bernafas.

Yue An… dalam hatinya, selalu bersikap malu dan sopan, dia adalah wanita yang lembut, sebenarnya dia benci sampai tahap apa, sehingga rela menggunakan pisau operasi itu untuk menusuk rahimnya sendiri, dan juga sebagai tanda berakhirnya hubungan mereka berdua.

Ke depannya, juga tidak ingin bertemu dengannya lagi…

Asisten berlari kemari, melihat Mu Jin Nian yang sedang merasa sangat sedih dan tidak berdaya itu, lalu dengan hati-hatinya berjalan mendekatinya, dan memberikan file yang ada di tangannya, "Tuan, ini adalah file yang ditemukan di kantornya istri Tuan, dia sudah tandatangani permohonan untuk bercerai."

Mu Jin Nian berbalik badan, ketika melihat huruf "Permohonan Bercerai", dia merasa matanya menjadi semakin sakit.

Dia menjulurkan tangannya, lalu mengambil file itu dan langsung merobeknya.

Ketika Song Miao Miao yang memakai baju pasien itu kemari, kebetulan melihat dia melemparkan kertas-kertas sobekan itu ke udara, dan juga Mu Jin Nian yang sedang mengalami kesedihan luar biasa sambil menangis kesal.

Dia berjalan ke sana, dengan hati-hati membuka mulut, "Jin Nian, kamu jangan sedih lagi…"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel