Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 15 Membunuh Orang

Bab 15 Membunuh Orang

Mu Jin Nian berteriak histeris, air matanya bercucuran keluar, dia mendekati Yue An, tanpa peduli apapun langsung mengambil pisau itu dari tangannya, dan membuangnya ke lantai, lalu memeluk tubuhnya yang sudah lemah itu.

Wanita dalam pelukannya itu, menjadi begitu lemas, dia seperti sedang memeluk seorang anak kecil saja.

Bagian leher dan perutnya terus mengeluarkan darah segar, Mu Jin Nian langsung memeluk dirinya dengan erat, dengan paniknya berkata, "Yue An, Yue An, kamu tidak boleh mati, aku tidak izinkan kamu mati, kamu bertahanlah!"

Pria itu berteriak, lalu membawanya keluar.

Ketika melewati hadapannya Song Miao Miao yang juga kesakitan di lantai, pria itu seperti tidak melihatnya lagi, langsung berlari melaluinya, dan membawanya ke ruang gawat darurat.

Di luar koridor sana, sudah mengundang perhatian begitu banyak suster, tetapi karena itu adalah urusan keluarganya Mu Jin Nian, tidak ada yang berani ke depan sana untuk melihat lebih jelas.

Saat itu, ketika melihat pria yang sambil menangis membawa wanita yang sudah bercucuran darah merah dan berlari keluar dari ruangan itu, semua orang menjadi sangat terkejut.

Ini apa yang terjadi?

Sudah membunuh orang?

Kenapa bisa bercucuran begitu banyak darah…

Yue An yang terbaring dalam pelukannya Mu Jin Nian, sudah kesulitan bernafas, wajahnya yang begitu pucat telah berpadu dengan air mata dan juga darah segar itu, terlihat sangat tidak bertenaga lagi, seperti sudah mau menghembuskan nafas terakhir saja.

Pertama kali… dirinya dipeluk oleh Mu Jin Nian yang sampai sepanik itu.

Hehe, dia juga takut jika dirinya bisa mati?

Apakah jika dia mati, maka dirinya akan merasa bersalah?

Atau karena dia sudah mati, jadi merasa kehilangan rahim yang paling cocok untuk diberikan kepada Song Miao Miao.

Kedua tangannya Yue An memegang erat tangan pria yang sedang berlari panik itu, dia ingin membuka mulutnya, tetapi bibirnya yang sangat pucat itu, sudah tidak ada tenaga lagi untuk berbicara, jadi satu katapun tidak terucapkan dari mulutnya…

Dia ingin memberitahu Mu Jin Nian, setelah tusukan ke empat itu, dirinya sudah tidak berhutang apapun kepadanya.

"Dokter, dokter, cepat, cepat selamatkan istriku, selamatkan dia!" Suara histerisnya Mu Jin Nian itu terdengar di koridor depan ruang gawat darurat, semua perawat yang mendengarkan itu, langsung dengan sibuknya membantu Yue An untuk berbaring di atas ranjang.

Mu Jin Nian menarik lengan baju salah satu dokter, dengan mata yang merah dan perasaan bersalah berkata, "Selamatkan Yue An, harus selamatkan dia sampai hidup kembali! Jika tidak selamat, aku akan meminta kalian untuk menemani kuburnya!"

Satu kata demi satu kata diucapkannya.

Dokter menjadi gemetar karena ucapannya itu, "Mu, Mu, Tuan Mu, kami akan berusaha sebaik mungkin!"

Selesai berkata itu, lalu dia melepaskan tarikan tangannya itu, dan segera masuk ke dalam ruangan operasi.

Tubuhnya Mu Jin Nian dan tangannya sudah berlumuran darahnya Yue An, kedua tangannya memegang kepalanya dan terpikir dua kata "Sedang diselamatkan", matanya yang sudah mulai terasa sakit itu, perasaan bersalah, dan kekesalan dalam hatinya…

Song Yue An, kamu dengarkan kataku! Tanpa izin dariku, kamu tidak boleh mati!

Tidak boleh!

Jika dia mati, aku juga akan membawa Song Miao Miao pergi bersama mencarimu, membuat kamu mati dengan perasaan tidak tenang!

Kamu pergi ke surge, aku juga akan ikut!

Kamu masuk neraka, aku juga akan ikut masuk neraka!

Tubuh pria itu yang cukup tinggi dan tegap, sedikit menunduk ke bawah, dirinya sungguh merasa malu dan bersalah.

Wang Xiao Mei dengan paniknya datang kemari, melihat pria yang berjongkok di atas lantai, lalu dengan perasaan tidak senang menaikkan alis matanya dan berkata, "Jin Nian, Miao Miao kenapa, kenapa tulang rusuknya ada dua yang patah… kamu bahkan tidak pergi melihatnya, dan berada di sini…"

Belum selesai bicara, Mu Jin Nian menaikkan kepalanya, dengan kedua matanya yang sudah memerah itu, melotot ke arahnya, sungguh mengerikan.

Wang Xiao Mei yang belum selesai bicara, akhirnya kembali menelan ucapannya itu, suaranya berubah menjadi lembut dan kecil, "Ih, Jin Nian…"

"Jangan panggil namaku! Aku jijik!" Mu Jin Nian dengan kesalnya berkata, sambil mengepalkan gigi, muncul kemarahan tanpa malu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel