Ringkasan
Pada hari aku jatuh sakit, pacarku mengantar bubur yang dia masak khusus untuk mantannya. Katanya, "Sharon, penyakitmu hanyalah masalah kecil. Kamu akan sembuh setelah minum obat." "Kenapa kamu begitu manja?" Kemudian, setelah putus denganku, dia memintaku untuk kembali. Aku juga mengiriminya pesan. "Marvel, putus hanyalah masalah kecil, kamu bisa melewati semua ini setelah beberapa saat." "Jangan terlalu manja."
Bab 1
Ketika Marvel meneleponku, aku sedang demam tinggi dan suhu tubuhku sudah mencapai 38,5 derajat.
Aku pikir dia sudah sampai di depan rumahku.
"Kamu sudah sampai? Aku turun sekarang ...."
Aku menahan rasa sakit di sekujur tubuhku untuk membuka selimut dan bersiap turun dari ranjang, tapi tak disangka detik berikutnya aku mendengar suara bantahannya.
"Sharon, aku masih belum sampai."
Sudah satu jam sejak aku meneleponnya, bahkan jika harus berhenti membeli obat atau memasak seharusnya tidak selama ini.
Aku yang merasa pusing mengernyit dan menahan diri bertanya kapan dia akan sampai.
"Sharon, aku tidak bisa datang hari ini, maag akut Keiko kambuh lagi dan aku sedang ke rumah sakit sekarang ...."
Aku tidak pernah menyangka akan mendengar nama Keiko lagi setelah tiga tahun berlalu.
Hal yang lebih tidak kusangka adalah pacarku, Marvel Vilbert tega mengabaikanku yang sedang demam tinggi.
Demi merawat mantan pacarnya!
Seketika perasaan terhina menyelimuti diriku!
Aku menarik napas dalam-dalam, wajahku memerah karena panas demam, tapi tetap berusaha mempertahankan kesadaranku.
"Marvel, apa hubungannya denganmu kalau dia sakit maag akut!"
"Jangan lupa kamu itu pacarku sekarang!"
Sebelum bersama Marvel, aku sudah tahu kalau di dalam hatinya belum sepenuhnya melupakan sosok yang disebut cinta tak terlupakan itu.
Alasan mereka putus waktu itu sangat sederhana, masih terlalu muda dan naif.
Atau mungkin impulsif.
Aku pernah bertanya pada Marvel, jika Keiko Alvaro dan aku muncul di hadapannya pada saat yang sama, siapa yang akan dia pilih.
Aku ingat dengan jelas jawabannya saat itu.
"Sharon, aku dan dia sudah menjadi masa lalu."
Benar.
Dia yang mengatakan itu padaku.
Mereka sudah menjadi masa lalu.
Namun tidak bilang dia akan tetap memilihku.
Jawaban yang memiliki dua kemungkinan ini tidak tahu untuk menipuku atau menipu dirinya sendiri.
Saat itu, aku merasa kasihan untuk diri sendiri.
...
Lamunanku terhenti oleh suara Marvel yang terdengar agak kesal.
"Sharon, jangan memeras moralku dan membuatku merasa bersalah!"
"Kamu hanya sakit ringan, tahan sebentar dan semuanya akan berlalu."
"Jangan terlalu manja!"
Sebenarnya, sebelum mendengar kata-kata ini.
Aku selalu berpikir kalau suatu hari nanti kalau aku putus dengan Marvel, aku pasti akan merasa sangat hancur.
Bagaimanapun dulu aku sangat mencintainya.
Namun ....
Sampai detik ini aku baru sadar.
Ternyata melepaskan seseorang hanya sekejap saja.
Sama seperti sekarang.