Kenikmatan Sesaat
Tidak ada bulu di sekitar belahan selangkangan Amara, yang sedikit membuka. Bibir belahan di gundukan itu terkulai menyamping. Mendadak aku terdiam memandang. Tiba-tiba satu tangan Amara menyentuh paha Dani.
"Masukin," bisiknya.
"Tapi kamu basah, tukarkan dulu pakaianmu?" ucap Dani, seraya ia duduk setengah berjongkok di depan selangkangan milik Amara. Kedua kakinya bahkan sudah menyentuh paha Dani.
"Aku tahu kamu juga suka Dani, ayolah,"Kedua tangan Amara memeluk punggung kering Dani. Bahkan Kedua kaki dilingkarkan ke pinggang, menyebabkan pinggul Dani tersentak turun.
"Ayolah girl, kamu sedang berduka, tapi tak apalah. Aku hanya menuruti gerakan darimu saja," ucap nakal Dani. Kepala kejantanannya menyentuh gundukan belahan liang kewanitaan Amara dan mendorong Amara untuk menggesek-gesekkan, di bibir belahannya.
"Kemarilah Dani, jangan munafik,"
Ia kemudian merapatkan tubuh. sehingga Dani bertopang dengan kedua siku tangan.
"Ssssssh!”
Desisan yang terdengar, Amara juga sambil mengangkat pinggul.
“Oooooooh, Ohhhhhh Dani....!"
Ia kemudian mendesah panjang. Terlihat matanya memejam dengan kepala yang mendongak. Kaki yang melingkari pinggangku menekan ke bawah. Pinggul pun Dani turunkan.
“Ouuuugh, Mbak!”
Ada rasa hangat saat liang kewanitaannya yang basah itu perlahan menelan masuk kepala batang kejantanan milik Dani. Tidak tahan dengan ngilu yang mengalir ke saraf di batang otot keras yang menyelusup masuk, ia mengulum bibir Amara. Dani mengemutnya sambil menghisap. Bersamaan dengan itu, pinggul ia tekan ke bawah.
"Oooooooooooooh!"
Ani mendesah panjang lagi saat batang kejantanan terbenam masuk seluruhnya. Kedua tangan yang memeluk punggung, berpindah ke pantat. Refleks, ia menekan pantat dengan kedua tangan. Tubuh mereka menggelinjang dengan bibir yang saling bertautan.
Tak perduli hujan, mereka sudah basah di dalam.
"Sayang, aku basah..." ujar pelan Amara.
Perlahan, tapi pasti pinggul kembali Dani angkat dan turunkan. Bibir gadis muda itu terus dilumat olehnya, sambil kedua tangan menadah di kepalanya.
"Amara....kamu milikku sayang.... tak perduli basah semua tubuhku... hehhh!"
Pinggul Dani yang naik-turun bergerak lebih cepat. Kontan, ia tidak dapat bergerak kecuali menggelinjang.
"Eeemph!"
BIbir Amara terbekap lumatan Si Dani. Kedua kakinya tertekan di paha. Kepala pun terdekap kedua tangan yang menjadi alas. Namun, pinggul semakin cepat naik-dan turunkan. Lagi-lagi refleks, Amara mendesah kuat," Ooooooh... Dani... give me ..," ia refleks juga mengangkat pinggul sambil meremas bokong Dani.
"Oooh, S-hit!"
Lumatan mulut Dani dilepaskan dan ia mendesah dengan suara yang lebih kuat. Sontak, membuat Dani kikuk, ia menoleh ke kanan kiri. Satu tangannya langsung membekap mulut Amara.
"Sssdtt....diamlah!" Ujar kesal Dani,"Pelanin suaranya," bisik Dani lagi ke telinga Amara.
"Enak bangeeet! A-kuu gak tahan," bisiknya pula.
Dani kemudian mengecup pipi Amara. Sambil tersenyum, pinggul ia majukan agar batang kejantanan bisa menekan lebih dalam. Dengan kedua kaki yang terjepit di paha, pinggul Amara ikut terangkat. Kedua tangannya menjadi penopang tubuh di kanan kiri. Perlahan Dani menurunkan pantat dengan pinggul Amara yang naik.
"Mantap Amara....,"
Begitu terus secara berulang-ulang sambil kembali melumat bibir mungilnya.
Tubuh mereka terus menggelinjang.
"Oooh! Sayang, dah basahhhh, dah keluaaar!" desah Amara
