Pustaka
Bahasa Indonesia

SUGAR MOMMY KESAYANGAN

124.0K · Tamat
Zemira Fortunatus
119
Bab
12.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Indra Aharon, seorang eksekutif muda yang baru saja lulus kuliah, tidak pernah menyangka, jika dirinya yang baru saja diangkat oleh ayahnya menjadi orang nomor satu di perusahaan, akan terlibat pernikahan dengan seorang wanita yang jauh lebih dewasa diatas umurnya. Bahkan wanita itu layak dia sebut sebagai seorang Tante. Berawal dari pertemuan keduanya di sebuah klub malam. Membuat hubungan mereka semakin kacau, saat foto-foto mereka yang sedang tidur bersama di sebuah kamar hotel, tersebar luas ke mana-mana. Sehingga para orang tua, mengharuskan mereka untuk menikah. Yana Ilone awalnya menolak keras pernikahan itu. Karena pria yang akan dinikahinya masih sangat muda. Akankah pernikahan itu bisa menyatukan perbedaan usia, yang sangat jauh membentang diantara mereka? Ataukah mereka harus berpisah dan memilih jalan masing-masing? Plagiarisme Melanggar Undang-Undang Hak Cipta nomor 28 tahun 2014.

PresdirBillionaireDewasaFlash MarriageOne-night StandMemanjakanSweetBaperWanita CantikTuan Muda

BAB. 1 Dipaksa Harus Segera Menikah

"Yana! Mau sampai kapan kamu betah melajang? Umur mu telah genap tiga puluh lima tahun sekarang, tapi kamu sekali pun tidak pernah mengenalkan seorang lelaki kepada keluarga besar kita," seru Nyonya Lila kepada anak gadisnya yang 

sangat keras kepala itu.

"Apaan sih, Mami. Reseh banget, deh! Menikah dan sejenisnya masih jauh dalam jangkauan pikiranku," ucap Yana dengan nada kesal.

"Terus mau sampai kapan kamu terus begini, Yana? Apakah kamu menunggu Fred Levin, pria tua itu menceraikan istrinya, baru kamu akan menikah dengannya?" 

"Mami! Fred sudah bahagia dengan gadis pilihannya. Aku masih ingin sendiri, bukan karena dirinya. Perihal masa depanku tidak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan Fred. Jadi tolong Mami, kalau ngomong itu kira-kira dong!" sengit Yana penuh amarah.

Yana Ilone Handoko seorang wanita independen yang bekerja di perusahaan milik keluarganya, yang menjabat sebagai direktur keuangan. Pernah mengalami jatuh cinta yang sangat mendalam kepada seorang pria teman kuliahnya bernama Fred. Namun sayangnya pria itu hanya menganggapnya sebatas teman biasa. Tanpa adanya hubungan istimewa diantara keduanya.

Sejak saat itu Yana patah hati kepada Fred. Padahal telah bertahun-tahun dia terus menjaga perasannya kepada pria itu, dan berharap sang sahabat mau menganggapnya lebih dari sekedar teman.

Namun semua hanya kesia-siaan belaka.

Yana semakin kecewa saat mendengar jika pria yang dirinya cintai diam-diam itu, malah telah mempersunting 

gadis lain. 

 

"Pokoknya Mami tidak mau tahu! Jika sampai akhir bulan depan kamu tidak membawa seorang pria untuk dikenalkan kepada keluarga besar kita, maka jangan salahkan Mami jika akan mengambil tindakan keras kepadamu. Mami akan menjodohkanmu dengan anak kolega Papi!"" ujar Nyonya Lila penuh ancaman kepada putrinya.

"Apaan sih, Mami! Aku tidak akan pernah mau dijodohkan!" Yana mencoba untuk berontak dan ingin membantah perkataan ibunya.

"Kalau kamu tidak mau dijodohkan! Segera bawa pasanganmu ke rumah dan kenalkan kepada Mami dan Papi beserta keluarga besar kita!" ujar sang ibu lagi.

"Mami kok memaksa ku, sih?" 

"Pokoknya Mami tidak mau lagi mendengar alasan darimu, Yana! Sudah cukup Papi dan Mami bersabar sampai usia mu sekarang ini!" 

"Mami nyebelin!" teriak Yana lalu mulai ke luar dari rumah orang tuanya.

"Yana, kamu mau ke mana? Mami belum selesai berbicara!" teriak Nyonya Lila mencoba memanggil anaknya.

 Namun Yana tidak 

menggubris perkataan ibunya. Dia terus saja melangkah ke luar dari rumah. 

Perempuan itu ingin menenangkan pikirannya yang kalut. Kebetulan sekali beberapa saat yang lalu ada ajakan untuk nongkrong bareng di sebuah bar oleh para temannya.

Yana yang sebelumnya tidak pernah masuk ke dalam bar, mengikuti saja nalurinya kali ini. Sang gadis masih ingat betul perkataan ibunya yang menuntut dirinya untuk segera mencari pendamping hidupnya, membuat pikirannya semakin kalut. 

Yana segera mengendarai mobilnya membelah jalanan Kota Jakarta malam itu. Dia pun telah bertekad untuk menerima ajakan para teman-temannya.

Sementara di sebuah Bar yang ada di bilangan Jakarta 

Selatan,

Seorang pemuda bernama Indra Aharon, sedang merayakan

 pengangkatannya sebagai CEO baru di perusahaan milik keluarganya.

Pria itu mengundang beberapa orang rekan bisnis dan koleganya, untuk kumpul-kumpul bersama saat ini.

"Perhatian sebentar! Saya mewakili teman-teman semuanya, mengucapkan selamat kepada Bro Indra atas jabatan barunya! Ayo kita angkat gelas masing-masing!" Mereka pun melakukan apa yang di perintahkan oleh Nino, sahabat karib dari Indra selama ini. 

Semua orang mengucapkan selamat kepada Indra atas prestasinya. Pria itu memang terbilang sangat cerdas sehingga para pemilik saham mempercayakan kepadanya untuk menjabat sebagai CEO. 

Akan tetapi wajah Indra saat ini, tidak mencerminkan rasa bahagia sedikit pun. Pasalnya, pria itu sedang mengalami patah hati yang mendalam saat ini. 

Wanita yang selama ini dirinya kagumi telah menjadi milik orang lain. Anisa telah menikah dengan Fred yang umurnya jauh lebih matang darinya. Bahkan perusahaan milik suami Anisa, telah berkembang sangat pesat. Fred juga telah lama menjabat sebagai CEO. 

Tidak seperti Indra, yang baru saja beberapa jam yang lalu menjabat sebagai CEO. Hati pria itu terlihat gunda gulana saat ini. Untuk mengobati luka hatinya, pria itu terlihat mulai minum wine dari tadi.

"Bro! Jangan kebanyakan Lo minumnya! Nanti Lo bisa teler!" tegur Nino sang sahabat.

Namun Indra sama sekali tak menggubris perkataan Nino dia terus saja menegak wine itu.

Di dalam bar yang sama, Yana sedang berkumpul dengan teman-temannya menghabiskan malam minggu yang panjang.

Kegalauan yang melanda hatinya, membuat gadis itu mulai minum wine. 

"Yana! Sejak kapan Lo berani minum wine?" tukas Anggi, sahabatnya. 

"Sejak sekarang, Anggi. He-he-he." Yana malah cengengesan.

"Lo kenapa sih, Yan? Jika Lo punya masalah, Lo bisa cerita ke gue! Bagaimana sih, Lo?" Anggi malah kesal melihat Yana.

"Yana! Berhenti!" seru Cici lalu merebut paksa gelas berisi wine itu dari tangan Yana.

"Kalian kenapa, sih? Reseh banget! Lama-lama Lo berdua kayak Emak gue! Tahunya nyuruh gue kawin mulu! Memangnya gue kambing apa, disuruh kawin terus tiap hari?  Mencari cinta sejati itu tak semudah membalikkan telapak tangan!" Yana malah memarahi kedua sahabatnya.

"Yaelah, Yan. Galak amat sih, Lo?" tukas Anggi.

"Lagian ya, kita khawatir kepada Lo. Karena ini kali pertama Lo meneguk wine!" seru Cici mengingatkan temannya.

"I am okay! Kalian nggak lihat gue baik-baik saja?" ucapnya kepada kedua temannya, pertanda jika dirinya tidak mabuk walaupun telah minum beberapa gelas.

Akan tetapi setelah berbicara panjang lebar kepada kedua temannya, Yana merasakan kepalanya sangat pusing dan dia ingin muntah sekarang. Sepertinya reaksi minuman  itu mulai dirinya rasakan. 

Cici yang menyadari akan hal itu segera angkat bicara,

"Yana! What happen with you? Are you okay?" tanyanya kepada sahabatnya.

"Gue baik-baik saja, kok. Gue mau ke toilet dulu, ya?" ujarnya kepada kedua temannya.

"Yana, gue antar Lo ke toilet, ya!" ujar Anggi.

"No, gue bisa sendiri. Kalian di sini saja. Gue akan kembali dengan cepat," ucap Yana mencoba untuk tetap sadar. 

Entah kenapa kepalanya mulai berat saat ini.

Indra yang dari tadi juga asyik minum wine karena patah hati, juga turut pamit kepada teman-temannya untuk ke toilet. Sepertinya dia juga hendak muntah saat ini.

Karena buru-buru, Indra tidak sadar jika dirinya memasuki toilet wanita. Pria itu pun mulai memuntahkan isi perutnya akibat pengaruh minum wine yang banyak.

Setelah menyelesaikan urusannya, Indra pun mencuci wajahnya di wastafel. Namun tiba-tiba pria itu terperangah saat melihat seorang wanita yang dirinya kenal sedang berjalan sempoyongan menuju ke pintu toilet. 

"Tante Yana!" seru Indra lalu menangkap tubuhnya yang hampir saja jatuh ke lantai.