7. Slave 6
Linda berlari memegang ujung gaunnya menuju sebuah gua...
Berlari dengan tubuh lunglai dan wajah sedihnya, jemari Linda bergetar memegangi obor yang terus mengecil karena sapuan angin saat gadis itu terus berlari.
Menelusuri sebuah labirin gelap dan tanah yang lembab.
Meskipun ia sangat hafal jalan keluar gua ini, namun tubuh Linda terus membentur dinding gua saat belokan.
Linda merasa tubuhnya mulai melemas tapi ia berusaha tetap berjalan tertatih menapaki lorong gua, memegangi dinding gua guna menahan bobot tubuhnya sendiri yang hampir luluh seiring perasaannya yang tak menentu. Perasaannya cemas, khawatir dan takut.
Berharap yang ia takutkan selama hidupnya tak akan terjadi kelak.
Sampai Linda menemukan sebuah titik terang, cahaya dari gerhana bulan yang menerangi bibir pantai masuk melalui jalan keluar gua. Nafas Linda tersengal saat ia telah tiba di ujung gua, saat cahaya bulan mulai menyinari wajah cantik yang sedang gundah tersebut. Linda berjalan dengan bertelanjang kaki ke pinggiran pantai.
Duduk memeluk lututnya sendiri sambil tertunduk lesu, menunduk meratapi nasibnya sebagai seorang budak. Menjadi seorang budak di Sparta, tidaklah mudah.
Mengabaikan gaun pemberian Darrius yang telah sobek di bagian ujungnya dan kotor di beberapa titik. Linda cantik akhirnya mengangkat kepalanya, menatap indahnya rembulan selagi angin meniup rambut pirangnya yang sedikit bergelombang.
Dadanya naik turun, ketika emosi dan kesedihan mulai memainkan perasaannya. Tapi saat Linda melihat bulan yang menerangi malamnya ini, ia sadar, bahwa ia tidak sendiri. Linda percaya, Dewi Yunani sedang menguji kehidupannya. Agar semua orang percaya dan berpegang teguh pada keyakinannya. Itu yang sering di katakan oleh Ibunya saat Linda kecil.
Setidaknya, hal itu dapat membuatnya sedikit tenang dan tegar.
"Linda..." seru seseorang dari kejauhan.
Tanpa Linda menoleh ia sudah yakin bahwa pemilik suara itu adalah orang yang sama, yang menemaninya selama beberapa tahun semenjak Linda menginjakan kaki di kota ini. Linda menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
Ia harus mengatakan hal ini kepada Eros, memberi pengertian kepada pria itu dan semoga saja Eros menyetujui keinginannya.
Ayolah Linda, jadilah gadis yang kuat.
Batin Linda menyemangati.
Ia kemudian berdiri, memasang wajah percaya diri lalu berlarian ke arah Eros.
Menghambur di pelukan pria itu sementara Linda mengendus aroma tubuh Eros.
"Ada apa?" Tanya Eros heran.
Tiba-tiba Linda menjauhinya setelah pelukan singkat yang diberikan gadis itu.
Linda menggeleng, ia baru teringat bahwa Eros baru saja selesai melakukan tugasnya dengan janda bangsawan yang pagi ini membelinya. Terbukti dari aroma parfum mewah yang tak pernah Eros pakai sebelumnya, karena wangi Eros begitu natural, dan aroma itu adalah aroma parfum khas bangsawan.
"Tidak apa-apa. Sebenarnya, aku memanggilmu kemari untuk berbicara sesuatu" ujar Linda, seraya memainkan jari-jarinya dan Eros melihat sesuatu yang aneh dari kekasihnya itu.
Eros tersenyum seraya mengernyitkan dahi melihat Linda, senyum yang sangat manis yang dimiliki seorang prajurit Yunani.
"Kau sangat lucu Linda, katakanlah! Aku menunggu" Eros menarik pinggul Linda untuk mendekat ke arahnya, namun Linda sedikit risih mengingat Eros pagi ini telah melayani seorang wanita penikmat seks.
"Eros, aku serius..." tukas Linda, dan akhirnya Eros menyerah menggoda gadis itu dan membiarkan Linda berbicara terlebih dahulu.
"Aku akan memberimu sebuah penawaran, namun sebelum aku memberitahumu tentang penawaran tersebut. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Linda, wajah gadis itu terlihat serius, dan Eros makin merasa aneh dengan tingkah laku Linda yang tidak seperti biasanya ini.
Biasanya, Linda adalah gadis yang periang dengan gairah menggebu ketika bertemu dengannya. Namun saat ini, seperti ada sesuatu yang mengganjal di hati Linda, itu yang Eros lihat.
Eros mengangguk.
"Apa kau mencintaku, Eros?" Tanya Linda.
"Kau adalah hal terindah yang pernah aku miliki"
balas pria itu mantab, membuat keyakinan Linda semakin besar begitu rasa kasihnya terhadap Eros. Dan kini saatnya Linda membuktikan hal itu kepada Eros.
"Kalau begitu, maukah kau pergi dari kota ini? Bersamaku, hanya kita berdua." Kedua mata Linda berkaca-kaca.
Namun Eros sontak terdiam, ia ingin memastikan Linda hanya bercanda tapi ketika ia menatap secara intens wajah cantik itu.
Eros menyadari, Linda benar-benar serius dengan ucapannya.
"Linda, apa yang terjadi padamu?" Tanya Eros, memegangi bahu ringkih itu.
"Kau lihat gaun ini? Lord Darrius memberikan gaun ini sebagai hadiah, pagi ini, ketika aku terbangun di atas ranjangnya" ujar Linda, gadis itu ingin melihat reaksi Eros saat mengetahui Linda baru saja tidur dengan satu-satunya pria yang akan menerima seluruh tahta kerajaan ini.
Dan hal itu membuat hati Linda terasa perih, mengetahui Eros selalu memaklumi dan menerima status Linda yang seorang budak kerajaan. Eros selalu mengesampingkan seksual diatas apapun, karena Eros terbiasa akan hal itu, dan karena pria itu lahir di bumi yang tidak Linda inginkan.
Eros hanya diam, tidak menanggapi. Pikirnya, seorang Raja sekali pun jika memberi sesuatu yang berharga kepada Budaknya, itu tidak berarti apapun, melainkan hanya pemberian atau sebagai ucapan terimakasih.
"Itu hanya gaun Linda.." kalimat pertama yang dikeluarkan Eros berhasil menjawab penawaran yang Linda buat, bahwa pria itu secara tidak langsung menolaknya. Seketika angin dingin membuat tubuh Linda membeku, ditambah dengan pernyataan Eros barusan.
"Lord Darrius bisa saja mengambil kebebasanku Eros, apa kau sama sekali tidak mengerti maksudku?" Cecar Linda, Eros mengusap kasar wajahnya.
"Linda, dengarkan aku! Aku tidak akan mungkin meninggalkan pasukan yang telah aku pimpin selama beberapa tahun terakhir, dan peperangan Sparta adalah mimpiku sejak kecil..." Eros memegang bahu Linda dengan keras, seolah menyadarkan Linda dimana mereka berdua berteduh dan tinggal. Mengingatkan Linda, ia harus berterimakasih kepada kerajaan yang telah memberinya makan dan minum.
"Besok Sparta akan menyerang Argos, seharusnya kau mendukungku dalam peperangan Linda. Bukan menarikku dari barisan pasukan demi hal sepele yang belum tentu terjadi, aku tidak ingin kalah dalam pertempuran ini. Sparta adalah bagian dari belasan bahkan puluhan kerajaan, dan aku ingin menjadi salah satu prajurit yang paling dikenal di seluruh Sparta Linda, apa kau mengerti kataku?!"
Linda terdiam.
Eros berkata panjang lebar seolah dia bukanlah Eros yang lembut yang pernah Linda miliki selama hidupnya.
Pria itu penuh dengan ambisi, terkadang Linda berpikir bahwa dirinya tidak sanggup untuk memenuhi segala ambisi Eros dan pergi saja dari kehidupan pria itu, meski ia sangat mencintai Eros. Dan Linda mulai berpikir, Linda tak bisa lagi mendampingi Eros dari kegelapan malam dan menunggunya pulang dari medan pertempuran.
Harapan Linda hancur begitu saja...