3. Tidak Masuk Akal
Qin Yu melangkah keluar ruangan. Tatapannya dingin saat jatuh pada Qin Chuan.
Tiga hari sebelumnya, Qin Chuan telah menyergap dan melukainya. Saat mengantar Qin Yu yang tak sadarkan diri pulang, Qin Chuan dengan cerdik menulis surat utang dan menekan tangan Qin Yu ke dalam darahnya sendiri untuk membuat sidik jari.
Terlebih lagi, di kehidupan masa lalu Qin Yu, insiden ini telah memaksa dia dan ibunya meninggalkan rumah mereka. Ibunya, Lin Mei menangis tersedu-sedu sepanjang malam, kesedihannya bergema dalam keheningan.
Ini adalah luka yang tidak pernah sembuh bagi Qin Yu. Membayangi seluruh hidupnya dengan kesedihan dan pertempuran tanpa akhir.
Sebenarnya Qin Chuan adalah akar dari semua kemalangan Qin Yu di masa lalunya, pertanda malapetaka yang membawa keluarganya pada kehancuran.
Begitu melihat Qin Chuan, kobaran amarah yang besar berkobar dalam diri Qin Yu. Matanya dipenuhi dengan niat membunuh yang tak terselubung.
"Aku hanya penasaran siapa yang berani bicara seperti itu padaku. Kaulah orangnya. Apakah lukamu sudah sembuh? Atau kau ingin dipukuli lagi?" Suara Qin Chuan dipenuhi ejekan dingin. "Coba aku pikir, apa yang harus aku ambil darimu kali ini?"
Jika Qin Yu berada di puncak kekuasaannya, Qin Chuan pasti akan takut padanya. Namun setelah pertemuan terakhir, Qin Chuan diam-diam memberikan Pil Penyebar Kultivasi kepada Qin Yu.
Dalam waktu tiga hari, pil itu dijamin akan menghilangkan kekuatan kultivasi Qin Yu sepenuhnya. Dengan demikian, Qin Chuan yakin bahwa menghadapi Qin Yu sekarang hanya akan menghasilkan pukulan sepihak lainnya.
"Yu, kamu belum sehat. Kamu harus kembali dan beristirahat," ucap Lin Mei dengan cemas, takut putranya akan semakin memprovokasi Qin Chuan dan memperburuk keadaan.
"Kendalikan anakmu. Jika dia berani menatapku seperti itu lagi. Aku akan memastikan hidupnya seperti neraka," ancam Qin Chuan.
Melihat wajah Lin Mei yang dipenuhi ketakutan, Qin Chuan hanya menyeringai dingin.
Kepanikan menguasai Lin Mei. Dia bisa saja mengabaikan keselamatannya sendiri dan melawan Qin Chuan sampai akhir, tetapi dia harus mempertimbangkan Qin Yu.
Karena tidak ada pilihan lain, dia menyerah. "Yu, tolong! Kembali ke kamarmu. Ibu yang akan mengurus ini."
"Kau bisa mengatasinya jika kau mau. Tapi kau harus pindah dari rumah ini hari ini." Tatapan mata Qin Chuan menyapu Lin Mei dan sambil mencibir, dia menambahkan. "Kau mungkin sudah tua, tapi kau masih punya pesona. Aku yakin jika aku menjualmu ke Rumah Pelacur Merah, aku bisa meraup banyak uang."
"Kau monster!" Lin Mei gemetar karena marah mendengar kata-katanya.
Lin Mei seketika menarik Qin Yu dengan putus asa dan memohon. "Yu, kau masih belum sehat. Ibu mohon, ikutlah dengan ibu."
Namun Lin Mei tidak bisa menggerakkan Qin Yu. Seolah-olah kakinya dipaku ke lantai. Dia meyakinkannya, "Ibu, aku baik-baik saja. Aku akan menangani ini."
Lin Mei terdiam, ekspresi ketidakpastian tampak di wajahnya.
"Mereka hanya sampah. Aku akan mengurus mereka. Jangan mengotori tanganmu," kata Qin Yu sambil melangkah maju untuk melindungi Lin Mei.
"Ibu. Di kehidupanku sebelumnya, aku terlalu lemah untuk melindungimu dan hanya bisa melihatmu menderita. Kali ini, aku tidak akan membiarkan siapa pun mempermalukanmu lagi." Qin Yu bersumpah dalam hati.
"Qin Yu, beraninya kau menghinaku? Pukul dia! Pukul dia sampai mati!" Qin Chuan berteriak pada anak buahnya, geram.
Sekarang setelah Qin Yu kehilangan semua kultivasinya, dia masih berani mengejeknya. Qin Yu seperti memohon kematian.
Di belakang Qin Chuan berdiri dua seniman bela diri, keduanya berada di Lapisan Tiga Tahap Melampaui Kematian, bertugas sebagai pengawal pribadi Qin Chuan.
"Mati kau, dasar bajingan kecil!"
Para penjaga mencibir dengan nada mengancam. Mereka adalah orang-orang yang telah memberikan Pil Penyebar Kultivasi kepada Qin Yu tiga hari sebelumnya. Mengetahui sepenuhnya bahwa Qin Yu tidak memiliki kultivasi yang tersisa dan tidak memiliki cara untuk membela diri, mereka melemparkan pukulan berat ke arahnya.
Saat tinju mereka mendekati Qin Yu, sesosok bayangan melesat lewat. Pukulan mereka tidak mengenai apa pun kecuali udara dan pada saat berikutnya, kedua penjaga itu terjatuh.
Tiba-tiba mereka terlempar seperti layang-layang tanpa tali, membentuk lengkungan di udara sebelum jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk yang bergema di sekitar mereka.
Qin Yu yang saat ini berada di Lapisan Pertama Tahap Melampaui Kematian, merasa mengalahkan seorang prajurit biasa di Lapisan Ketiga adalah tugas yang mudah. Berkat pengalaman tempurnya yang luas dari kehidupan masa lalunya.
Selain itu, latihannya tentang Teknik Penekan Neraka Sepuluh Arah yang hebat berarti kekuatan fisiknya menyaingi para prajurit di Lapisan Ketiga.
Ketika Qin Chuan menyaksikan kedua pengawalnya ditundukkan dengan mudah, ketakutan memenuhi matanya, terutama karena tingkat kultivasinya sendiri berada di Lapisan Ketiga Melampaui Kematian.
"Qin Yu, kau berani menyakiti pengawalku? Apakah kau tidak takut pada kakekku? Dia adalah tetua di keluarga kita," kata Qin Chuan dengan dingin, mencoba memanfaatkan otoritas kakeknya untuk mengintimidasi Qin Yu.
Penyebutan nama kakeknya membuat Qin Yu mendengus sinis, matanya berbinar dengan tekad yang dingin.
"Maksudmu Qin Hong? Aku akan menghadapinya pada waktunya." Qin Yu menyimpan dendam yang lebih dalam terhadap Qin Hong dari pada terhadap Qin Chuan.
Pengkhianatan Qin Hong lah yang menyebabkan jatuhnya keluarga Qin di Kota Matahari Bela Diri dan kematian ibunya di kehidupan sebelumnya. Qin Hong terlibat dalam banyak kejahatan, bekerja sama dengan klan untuk melenyapkan banyak anggota keluarga Qin di Kota Matahari Bela Diri.
"Kau berencana melawan kakekku?" Qin Chuan memucat mendengar ancaman Qin Yu kepada Qin Hong sambil menunjuk kearah Qin Yu dengan waspada.
"Aku khawatir kau tidak akan memiliki kesempatan untuk melihatku berhadapan dengan Qin Hong," jawab Qin Yu dengan nada dingin.
Dengan menyalurkan energi spiritualnya, Qin Yu dengan cepat menyerang leher Qin Chuan.
Qin Chuan datang ke rumah Qin Yu untuk mencari masalah, tidak pernah mengantisipasi bahwa setelah Qin Yu mengirim pengawalnya, dia sendiri akan menjadi sasaran. Lumpuh karena ketakutan, dia tidak dapat bereaksi saat bilah pedang Qin Yu memotong lehernya dengan gerakan cepat.
Lin Mei menyaksikan kejadian itu seketika tercengang. Putranya tampaknya telah berubah drastis. Metode dan pola pikirnya telah matang secara signifikan.
"Anakku sudah dewasa," bisik Lin Mei sambil menyeka air matanya sebelum mendekati Qin Yu. "Yu, kau telah membunuh Qin Chuan dan kau tidak bisa tinggal di sini lagi. Kau harus segera meninggalkan Kota Matahari Bela Diri. Aku akan bertanggung jawab atas konsekuensinya."
Qin Yu sangat tersentuh oleh kata-kata ibunya. Baik di masa lalu maupun masa kininya, ibunya selalu bersedia menanggung bebannya. Rasa berutang yang dalam menyelimuti dirinya.
"Ibu, aku sudah menemukan cara untuk menyelesaikan ini. Tolong, biarkan aku yang mengurusnya. Percayalah bahwa aku bisa mengurus semuanya."
Qin Yu bersikeras. Meninggalkan bukanlah pilihan baginya. Diberkati dengan kesempatan kedua dalam hidup, dia bertekad untuk membalas dendam.
Namun Lin Mei tidak yakin. Baru setelah Qin Yu mengungkapkan bahwa dia telah mendapatkan orang yang kuat sebagai mentornya, barulah dia mengalah dan mengizinkan Qin Yu untuk tetap tinggal di rumah.