Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Prolog

"Aku sangat membencimu, Yang Mulia Raja!" Lysire menusukan pisau belati yang ia simpan selama dua tahun terakhir ini ke perut Kainer. Wajah lembut wanita itu kini berubah dingin. Ada kebencian disorot matanya. Kebencian yang telah lama ia simpan untuk  mengelabui Kainer.

"Ratuku, kau lebih memilih membunuh suamimu sendiri demi pria lain." Kainer tahu bahwa istri dan keponakannya saling menyukai sejak lama, tapi ia tidak menduga bahwa wanita yang telah ia nikahi selama hampir tiga tahun ini akan benar-benar menusukan pisau ke perutnya.

Ia kira beberapa waktu terakhir ini Lysire bersikap baik padanya karena wanita itu telah melepaskan masa lalunya, tapi ternyata ia telah merencanakan hal seperti ini padanya.

"Ya, jangan menyalahkan aku karena kejam terhadapmu. Kaulah yang membuatku sampai seperti ini, Yang Mulia!" Lysire tidak merasa bersalah sama sekali pada suaminya.

Selama ini bahkan suaminya tahu bahwa ia menyukai pria lain, tapi suaminya masih tetap memaksakan pernikahan mereka.

Sakit di perut Kainer bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan sakit di hatinya. Ia telah mencintai Lysire sejak wanita itu dilahirkan ke dunia ini, tapi wanita yang ia cintai malah sangat membencinya.

"Jadi, kau benar-benar ingin bersama Pangeran Xarion?" Kainer sudah tahu jawabannya, tapi ia masih bertanya. Ia sedang mencari penyakit untuk dirinya sendiri.

"Ya. Sejak awal sampai akhir aku hanya ingin menjadi istri Pangeran Xarion." Lysire menjawab tanpa ragu.

Xarion adalah cinta pertamanya, pria yang telah menyelamatkannya ketika ia hampir tenggelam di danau.

"Dan kau adalah penyebab aku dan Xarion tidak bisa bersatu. Aku sangat membencimu! Pergilah ke neraka, Yang Mulia Raja!" Lysire mendorong tubuh Kainer dengan kuat hingga Kainer jatuh ke jurang yang ada di belakangnya.

Kainer adalah seorang prajurit yang tidak terkalahkan di medan perang, tapi ia akhirnya terbunuh oleh istrinya sendiri.

Malam ini tiba-tiba saja, Lysire ingin melihat bintang dari tebing, Kainer yang amat sangat menyayangi Lysire memenuhi permintaan istrinya. Kainer tidak ingin diganggu jadi ia hanya pergi berdua saja dengan Lysire. Ia cukup yakin dengan kemampuannya, lagipula ia berada di wilayahnya, tidak akan ada yang berani menyerangnya.

Hanya saja ternyata orang yang paling mungkin melukainya ada begitu dekat dengannya. Wanita yang beberapa saat lalu ia peluk lalu kemudian menghunuskan pisau ke perutnya.

Setelah rencananya berhasil, Lysire mengirimkan sinyal kepada Xarion. Lalu berikutnya pemberontakan di istana dimulai. Seluruh pelayan dan pengikut setia Kainer dibantai oleh Xarion. Bahkan Ibu Suri yang sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun pun tidak luput dari kekejaman pria itu.

Istana yang indah kini dipenuhi oleh kekacauan, api, darah dan jeritan ketakutan ada di mana-mana.

Kainer memiliki pasukan penjaga yang terdiri dari sembilan orang hebat yang sulit untuk dikalahkan, tapi mereka semua tewas di tangan orang-orang Xarion.

Xarion telah merencanakan pemberontakan ini hampir dua tahun lamanya, pria itu tahu  bahwa ia tidak memiliki cukup kekuatan untuk membunuh Kainer dan para penjaganya, oleh karena itu ia bersabar dan melatih pasukan darahnya yang merupakan hasil percobaannya dengan seorang alkemis.

Setelah tugasnya selesai, Lysire kembali ke istana. Wanita itu merasa semua beban berat yang menekan dadanya kini telah sirna. Mulai saat ini dan seterusnya ia tidak akan lagi hidup dengan pria yang tidak ia cintai. Dan mulai saat ini juga, tidak akan ada lagi yang bisa menghalanginya bersatu dengan Xarion. Malam ini ia akan merayakan kematian Kainer bersama dengan Xarion.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel