Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7. Wabah penyakit

Lysire melihat punggung Amarise yang menjauh. Sekarang ia mengerti, semua tindakan Amarise di masa lalu bukan karena wanita itu ingin membantu Xarion, tapi karena Amarise menginginkan suaminya dan posisinya sebagai ratu.

Amarise terus-terusan memanas-manasinya, membuatnya terus menyalahkan Kainer karena telah memisahkannya dengan Xarion. Lalu kemudian Amarise akan mulai menyebut Kainer pria yang kejam karena telah menghukum Xarion dengan keras.

Amarise juga menyarankan agar ia meminum pencegah kehamilan, wanita itu beralasan agar Xarion tidak sakit hati, tapi yang sebenarnya adalah Amarise tidak ingin ia dan Kainer memiliki anak bersama.

Jika bertahun-tahun ia tidak kunjung hamil dan melahirkan anak untuk Kainer maka Kainer pasti akan didesak untuk memiliki selir agar memiliki keturunan yang bisa meneruskan tahta kerajaan.

Dan saat itu terjadi, Amarise pasti akan menawarkan dirinya untuk menjadi selir. Selain itu ayah Amarise juga seorang perdana menteri, tidak akan ada yang lebih cocok dari Amarise untuk menjadi istri kedua Kainer.

Hal ini sudah terjadi sebelumnya pada ibu Kainer. Setelah menikah dengan mendiang raja selama lima belas tahun, ibu suri tidak juga hamil yang akhirnya membuat para pejabat mendesak mendiang raja untuk menikah lagi. Dari selirnya akhirnya mendiang raja memiliki anak laki-laki yang merupakan ayah Xarion.

Ckck, sayang sekali selagi ia masih hidup ia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Entah itu di kehidupan sebelumnya, atau kehidupan ini Amarise tidak akan pernah bisa memiliki Kainer. Bahkan jika ia mati, Kainer tetap tidak akan pernah tertarik pada Amarise.

Ah, sekarang Lysire mengerti. Awalnya target Amarise memang Kainer, tapi karena Kainer sangat sulit didekati ia akhirnya mendekati Xarion dan mulai bekerja sama. Amarise menginginkan posisi ratu, Xarion menginginkan posisi raja. Keduanya sangat pas untuk menjadi pasangan atau rekan karena mereka memiliki satu tujuan, menjadi penguasa Celestria.

Lysire menuangkan teh untuk Kainer. Mereka menyesap teh di cangkir masing-masing, sampai akhirnya Lysire melihat Kainer seolah sedang memikirkan sesuatu.

"Yang Mulia, apakah ada sesuatu yang mengganggu Anda?"

"Terjadi wabah penyakit di bagian Utara, tim medis yang ada di sana tidak bisa mengatasi jumlah pasien yang terus meningkat, juga masih belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan mereka."

Lysire mencoba mengingat lagi, memang benar terjadi wabah di arah utara. Ini baru awalnya, nanti akan ada begitu banyak rakyat di utara yang tewas karena wabah. Baru setelah dua tahun kemudian seorang ahli obat menemukan obat yang bisa menyembuhkan wabah itu.

Beberapa hal yang terjadi di masa lalu masih terulang kembali, tapi ada beberapa kejadian yang juga telah berubah. Misalnya hukuman Xarion yang menjadi lima puluh kali. Kedatangan ibunya ke istana.

"Yang Mulia aku pernah mendengar seseorang yang cukup cakap dalam pembuatan obat. Mungkin dia bisa memecahkan masalah yang terjadi di utara."

"Siapa itu?"

"Kalau tidak salah Tuan Valtz dari desa Althex," seru Lysire sembari mengingat. Ini sudah sangat lama, jadi ia harus berpikir lebih kuat.

Kainer menatapi Lysire sejenak, ia tidak tahu apakah yang dikatakan oleh istrinya benar atau tidak, tapi tidak ada salahnya untuk mengirim orang untuk mencari pria yang disebutkan oleh Lysire.

"Yang Mulia, bisakah aku pergi ke Utara untuk membantu tim medis di sana?" Lysire ingin kehidupan keduanya menjadi lebih bermakna. Di kehidupan sebelumnya ia merasa bahwa ia adalah orang yang paling menderita di dunia, tanpa ia peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Sebagai seorang ratu, ia seharusnya berbagi beban dengan suaminya, bukan malah tambah membebani suaminya.

"Tidak." Kainer menolak dengan cepat. Ia tidak tahu seberapa berbahaya wabah itu, mengirim istrinya ke sana sama dengan mengirimnya ke kematian. Bukannya ia tidak menghargai nyawa rakyatnya di utara, baginya nyawa Lysire bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.

"Aku akan menjaga diriku dengan baik, Yang Mulia."

"Wabah itu berbahaya, Ratuku. Bagaimana jika kau terinfeksi? Bagaimana jika kau tidak bisa disembuhkan? Aku bisa kehilangan segalanya, tapi aku tidak bisa kehilanganmu." Kainer berkata dengan sungguh-sungguh.

Lysire terharu karena kata-kata Kainer, ia tahu bahwa ucapan suaminya bukanlah bualan semata.

"Baiklah, aku mengerti." Lysire tidak akan memaksa. Ia ingin membantu, tapi jika bantuannya akan membuat suaminya tidak tenang maka ia lebih memilih untuk tidak membantu. "Yang Mulia, untuk sementara waktu perintahkan orangmu untuk pergi ke utara. Wabah penyakit di sana mungkin tertular melalui udara atau kontak langsung antar manusia. Untuk sementara waktu kurangi kegiatan di luar rumah. Selain itu cuci tangan sesering mungkin jika habis dari luar. Gunakan kain halus untuk menutupi mulut dan hidung. Itu mungkin akan membantu mengatasi penularan dari wabah."

Kainer mengerutkan keningnya. Ia penasaran dari mana istrinya mengetahui tentang hal itu. "Apakah itu akan berguna, Istriku?"

"Aku rasa akan berguna."

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"

"Aku pernah membaca sebuah buku, tapi aku tidak ingat buku apa. Tidak ada salahnya untuk mencoba."

"Jika orang-orang membatasi pergerakan mereka di luar rumah, maka mereka tidak akan bisa mencari makan."

"Untuk saat ini gunakan penyimpanan bahan makanan di sana. Bagikan pada warga dengan mengunjungi rumah mereka. Namun, yang bertugas membagikan juga harus menggunakan alat pelindung diri seperti penutup hidung dan mulut. Juga sarung tangan."

Kainer berpikir sejenak, seperti yang dikatakan oleh Lysire tidak ada salahnya untuk mencoba mungkin saja apa yang dikatakan oleh istrinya benar-benar berguna.

Setelah minum teh di sore hari, Kainer kembali ke ruang pemerintahan. Ia memanggil beberapa pejabat untuk dikirim ke utara. Selain itu Kainer juga sudah memerintahkan bawahannya untuk mencari Valtz dari desa Althex.

**

Satu minggu kemudian Valtz datang, pria itu menghadap pada Kainer. Kainer segera menjelaskan apa yang terjadi di utara.

Valtz sangat tertarik pada wabah penyakit, ia telah bepergian ke berbagai penjuru dunia untuk melakukan penelitian. Ia telah berhasil menemukan beberapa obat untuk wabah, tapi ia tidak yakin apakah wabah yang sama bisa diobati dengan obat yang telah ia ciptakan.

"Yang Mulia, jika saya boleh bertanya darimana Anda tahu tentang saya?" tanya Valtz.

"Ratuku yang menyebutkannya."

Pada saat yang tepat, Lysire datang berkunjung ke ruang kerja Kainer. Wanita itu menatap sosok yang berbicara dengan Kainer sekilas. Ia tidak mengenali siapa pria itu.

"Salam, Yang Mulia." Lysire memberi salam pada suaminya.

"Salammu diterima, Ratuku."

Valtz segera melihat ke arah Lysire, pria itu kemudian membungkuk dan memberi salam.

Lysire hanya membalas dengan anggukan yang anggun.

"Ini adalah Valtz dari desa Althex."

"Ah, ternyata itu Anda. Senang bertemu dengan Anda, Tuan Valtz. Aku telah mendengar sedikit tentangmu dari orang-orang yang suka melakukan perjalanan." Lysire segera menjelaskan agar tidak ada pertanyaan dari mana ia mengetahui tentang Valtz.

"Senang bertemu dengan Anda juga, Yang Mulia."

"Tuan Valtz, mulai saat ini kau akan bertanggung jawab untuk penelitian obat-obatan di Celestria. Aku harap kau bisa memecahkan masalah wabah di Utara."

"Saya sangat menghargai kepercayaan Anda, Yang Mulia. Terima kasih." Valtz tidak menyangka bahwa ia yang berasal dari desa kecil akan bertanggung jawab atas balai penelitian obat di kerajaan Celestria.

Lysire merasa lega karena dengan bergabungnya Valtz di balai penelitian akan ada berbagai obat yang bisa menyembuhkan banyak orang, terutama yang terkena wabah. Kehidupan keduanya ini menjadi lebih bermakna karena ada banyak nyawa yang bisa diselamatkan.

Sementara itu di Utara, penyebaran wabah penyakit mulai teratasi. Selama beberapa hari ini hanya sedikit orang yang datang ke balai pengobatan karena wabah. Cara yang disebutkan oleh Lysire benar-benar berguna untuk menurunkan angka penyebaran wabah. Selain itu warga juga tidak menderita kelaparan karena bantuan makanan sudah disalurkan secara merata.

Sampai saat ini masih belum ada warga yang tewas karena tim medis telah memberikan obat yang sedikit membantu, tapi tampaknya itu tidak akan bertahan lama. Obat itu hanya mampu memperlambat kerusakan di dalam tubuh si penderita, tapi tidak akan mampu untuk menyembuhkannya.

Pemimpin tim medis di Utara telah mengirimkan surat untuk diberikan pada Kainer. Pria itu berharap akan segera ada pertolongan lain. Ia juga meminta pada Kainer untuk mengirimkan obat-obatan dan peralatan lain yang dibutuhkan ke Utara.

tbc

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel