Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 20 Panggil Raja Ronald

Bab 20 Panggil Raja Ronald

Semua Tabib Kerajaan tercengang.

Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Paduka Kaisar masih bisa memakan sesuatu? Gagal jantung ini sudah sangat serius, sudah saatnya dia akan pergi, bahkan dia tidak bisa meneguk satu tetes airpun.

Tabib bergegas masuk, memeriksa denyut nadi Paduka Kaisar, sambil memeriksa sambil menangis berkata, "Tuhan memberkati, Tuhan memberkati Kaisar!"

Denyut nadi Kaisar sudah membaik.

Tirai emas sudah digulung naik, tenda biru perlahan dibuka, raut wajah Paduka Kaisar lelah, pandangan matanya menyapu sekitar sekilas, dengan suara serak berkata: "Untuk apa kalian berlutut? Cepat bangun!"

Suara itu, meskipun bagai suara dedaunan yang jatuh, begitu ringan dan tak berdaya, tapi ketika terdengar di telinga semua orang, mereka semua terkejut.

Semua orang menunjukkan ekspresi terkejut, setelah memberi hormat kemudian bangkit berdiri.

Paduka Kaisar menghela nafas lega. Warna ungu di bibirnya perlahan memudar, melihat sekilas kemudian berkata: "Mana Raja Ronald?"

Kasim Artur bergegas berkata: "Raja Ronald terlalu mengkhawatirkanmu, dia pingsan, sekarng sudah dipapah ke aula samping untuk beristirahat."

"Panggil dia kemari." Paduka Kaisar menepuk-nepuk kepala Lucky, kemudian mengeluarkan senyum hangat, "Pergilah, anak baik, aku tidak akan pergi untuk waktu yang lama."

Lucky melompat turun, pergi sambil menggoyangkan ekornya.

"Cepat sampaikan pada Raja Ronald!" Kata Kasim Artur.

"Istrinya itu..." Paduka Kaisar berpikir sejenak, sepertinya sedang mengumpulkan energi. Kedian mengucapkan beberapa kata dari bibir keringnya itu, "juga panggil kemari."

Semua orang terkejut.

Terutama Clara, dia terpaku untuk beberapa saat, Paduka Kaisar ingin melihat Ivonne?

Karena Paduka Kaisar telah membaik, maka Kaisar Mikael harus membubarkan orang di luar.

Semua pangeran sudah keluar dan pergi ke aula luar untuk menunggu, di dalam ruangan, hanya tersisa dirinya dan Raja Ralph dan juga Kasim Artur yang melayani di samping Paduka Kaisar, tentu saja masih ada Tabib Kerajaan.

Aula samping.

Ronald tidak terbius terlalu lama, Ivonne tidak menunggu panggilan dari Paduka Kaisar, Raja Ronald sudah tersadar.

Ivonne melihatnya berdiri, melihatnya kemudian memandangnya dengan marah, melihat ada niat membunuh di pandangan matanya itu, Ivonne tidak memiliki kekuatan untuk melawan lagi, hanya tersenyum menyedihkan, "Jika ingin bunuh maka bunuh saja, jangan banyak omong kosong!"

Pintu didorong terbuka dengan cepat, orang Istana berlari masuk. "Raja Ronald, Permaisuri, Paduka Kaisar memanggil kalian!"

Tangan Ronald telah terangkat, ketika mendengar perkataan orang Istana itu, dia terpaku sesaat, "Paduka Kaisar?"

Orang istana itu dengan gembira berkata: "Ya, Paduka Kaisar, Paduka Kaisar sudah membaik, ingin bertemu denganmu dan juga Permaisuri."

Tubuh Ivonne yang menegang perlahan-lahan menjadi rileksa, bertatapan dengan pandangan mata Ronald yang penuh dengan kecurigaan, perlahan-lahan bangkit kemudian mengulurkan tangan untuk merapikan rambutnya, berharap tidak akan terlihat terlalu menyedihkan.

Keduanya berjalan keluar, melewati aula luar, para Pangeran sedang berjaga di isni, Ivonne memandang Clara sekilas dengan tatapan datar, Clara juga memandangnya sekilas, kemudian mengangguk dan tersenyum padanya, dengan sangat ramah.

Ivonne tidak mempedulikannya, langsung berjalan masuk ke dalam.

Wajah Clara seketika menegang.

Sebelum memasuki aula bagian dalam, Ivonne menarik napas dalam-dalam, merasa bahwa lukanya mulai terasa sakit, pusingnya juga makin parah, merasa kedinginan, dia menggigil, tapi wajahnya malah panas.

Ivonne tahu bahwa dia mulai demam tinggi.

Ronald membuka tirai dan masuk ke dalam, tirai manik-manik itu menghantam wajah Ivonne, rasa sakitnya jelas terasa, tapi dia tidak berani menunjukkannya, hanya mengikutinya langkah demi langkah.

Ruangan sangat hening, Paduka Kaisar melihat mereka masuk, wajahnya tidak terlalu lembut, dia memiliki harapan tinggi untuk Raja Ronald, tapi dia sangat kecewa dengan kejadian sembrono saat berada di rumah Putri, seberapa baik kemampuannya, jika perilakunya tidak baik, maka tidak akan bisa melakukan hal besar.

Hanya saja, Raja Ronald juga tahu bahwa Paduka Kaisar sayang padanya, sekarang kondisinya sudah membaik, jadi dia ingin menemaninya, sebagai cucu, tentu saja dia tidak akan menentang kemauannya.

Keduanya berlutut di depan ranjang Paduka Kaisar, Ronald memandangi Paduka Kaisar yang terjaga, pandangan matanya menatap tidak percaya, matanya juga perlahan menjadi berair.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel