Bab 3 Rumah Baru
Vincent merasa gusar karena dia baru saja menjalani pertempuran pertamanya di dunia baru ini. Semua bandit sudah mati dan darah mereka menggenang di bawah mayat mereka.
"Jadi, setiap membunuh satu bandit, aku mendapatkan 500 koin emas dan 100 poin pengalaman," Ucap Vincent. "Ini seperti game yang aku mainkan saat masih kecil." Ujarnya Lagi.
"Lupakan tentang game yang aku mainkan, Mari kita fokus kewanita yang baru saja aku selamatkan." Ujarnya sambil berjalan ke arah wanita yang terbaring tak sadarkan diri.
Vincent berlutut di sampingnya, sembari melihat wajahnya dengan lebih jelas sekarang. Di bawah sinar bulan, wajahnya menampakkan kecantikan yang mencolok dan nyaris tidak nyata. Wajahnya sangat simetris, itu mengingatkannya pada model-model tanpa cela yang diingatnya dari majalah di dunianya yang dulu.
Yang paling menarik perhatiannya adalah rambutnya yang berwarna perak platinum yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Rambut itu membingkai wajahnya seperti lingkaran cahaya dan memberinya kualitas halus.
Tubuhnya ramping namun montok. Wanita itu memiliki body bak gitar Spanyol yang dibungkus oleh gaun compang-campingnya, dadanya juga besar. Terlepas dari situasinya, dia terlihat anggun, seolah-olah dia adalah model kelas atas.
Vincent hanya bisa terdiam dan terpukau oleh kecantikannya yang begitu kontras dengan keadaan di sekeliling mereka yang suram. "Apa yang aku pikirkan..." Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya sedikit dan mengingatkan dirinya sendiri untuk fokus pada situasi yang sedang dihadapi.
"Aku harus memastikan keselamatannya dan mencari tahu lebih banyak tentang siapa dia dan bagaimana dia bisa berada dalam situasi yang berbahaya ini" Ujarnya.
"Tapi kemana aku akan membawanya? Apa aku bawa ke tempat yang aku temukan sebelumnya saja? Yah...
Tidak ada pilihan lain.." Ucapnya kemudian Vincent dengan lembut menggendong wanita itu, dan menyadari bahwa berat badannya sedikit lebih berat dari yang dia duga, namun tubuhnya terasa lembut dalam pelukannya. Dengan hati-hati, dia menggendongnya melewati semak belukar yang lebat.
Saat Vincent dalam perjalanan, pikirannya dipenuhi dengan rencana dan pertanyaan. "Aku perlu mencari tahu lebih banyak tentang wanita ini, tentang dunia ini, dan juga tentang bagaimana caranya untuk melindungi diriku dan wanita ini di masa yang akan datang....Tapi pertama-tama, aku harus memastikan bahwa dia merasa nyaman dan aman."
Sesampainya di tempat yang akan dia jadikan kamp, Vincent menyderkan wanita itu dengan lembut di sebatang pohon, dia juga memastikan bahwa ia duduk dengan nyaman dengan punggung yang tersangga. Pohon itu menjadi sandaran alami, dan dia menggunakan jaketnya untuk melapisi tubuh wanita itu agar menjaganya tetap hangat.
Vincent kemudian menyibukkan diri di sekitar kamp. "Tanpa peralatan, aku tidak bisa membangun apa pun... Oh iyaa aku punya sistem, Tapi Blbagaimana cara membukanya?" Vincent bertanya pada dirinya sendiri, dan dalam sekejap, layar sistem muncul.
"Ini seperti bisa diaktifkan melalui pikiran atau semacamnya," kata Vincent dan mulai menjelajah di Toko Sistem.
Di toko sistem, ia mengetuk ikon fasilitas, dan di sana berbagai fasilitas ditampilkan. Di sana, sebuah tab yang bersinar menarik perhatiannya.
[Rumah Kecil (Wajib) - 10.000 koin emas]
[Rumah Kecil - Termasuk ruang seluas 100 meter persegi, kantor kecil, ruang perencanaan, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan peralatan!]
Membaca deskripsi singkat tentang rumah itu, Vincent bersenandung puas dan tanpa ragu-ragu, dia memutuskan untuk membelinya.
Setelah Vincent mengetuk opsi konfirmasi pembelian partikel-partikel cahaya mulai muncul dan perlahan terbentuk rumah dari partikel cahaya tersebut.
Setelah itu Vincent mengakses inventarisnya dan menemukan generator di antara barang-barang miliknya. Saat Vincent memilih generator tersebut seketika notifikasi sistem muncul:
[Letakkan Generator Portabel di tempat yang Anda inginkan. Direkomendasikan: Di dekat area ventilasi].
Vincent melangkah keluar dengan garis besar virtual generator yang ditampilkan pada layar sistemnya. Dia bergerak di sekitar sisi rumah sembari mencari tempat ideal yang berventilasi baik namun terlindung dari berbagai elemen. Setelah berkeliling Dia menemukan tempat di bagian belakang rumahnya, tempatnya cukup dekat dengan sistem listrik rumah dan juga jauh dari ruangan keluarga.
Vincent mengetuk opsi konfirmasi, dan seperti halnya dengan rumahnya, partikel-partikel cahaya berkumpul dan dengan cepat membentuk generator tepat di depan matanya.
Kemudian Vincent membuat sambungan yang diperlukan ke sistem kelistrikan rumahnya, Dia juga dibantu oleh instruksi sistem yang membuat proses penyiapan menjadi lancar dan mudah. Dalam beberapa menit, generator mulai hidup, dan dia mendengar desiran lembut listrik saat mulai menyalakan listrik rumahnya.
Puas dengan pekerjaannya, Vincent melangkah kembali ke dalam rumah untuk memeriksa fungsinya. Lampu-lampu berkedip-kedip, dan kulkas mulai menyala dengan dengungan pelan.
"Sempurna," Vincent mengangguk pada dirinya sendiri, seakan merasakan sebuah pencapaian. Dia sekarang memiliki rumah yang berfungsi penuh. Dan sekarang saatnya untuk membawa wanita itu masuk kedalam rumahnya.
Vincent berjalan kembali ke tempat dia meninggalkan wanita itu duduk di pohon. "Dia masih belum sadar..." Ujarnya. Dengan hati-hati ia menggendongnya ke dalam pelukannya, lalu berjalan kembali ke rumah bersamanya.
Begitu masuk, dia langsung menuju ke kamar tidur. 'Kamarnya sederhana, namun memiliki tempat tidur ganda yang lebih dari cukup untuk tidur dengan nyaman. Tempat tidurnya juga tertata rapi' Gumamnya dalam hati.
Kemudian Vincent Dengan lembut membaringkan wanita itu di tempat tidur agar tidak membangunkannya. Lalu Vincent mengatur bantal untuk memastikan posisi kepalanya wanita itu dalam keadaan nyaman. Setelah itu dia pergi ke panel kontrol kecil di dekat pintu dan menyalakan AC, ia mengaturnya ke suhu sedang untuk mendinginkan ruangan.
Setelah memastikan kenyamanan wanita itu, Vincent melangkah mundur dan menatapnya sejenak. "Dia tampak damai dalam tidurnya , dan aku harap dia akan merasa lebih baik ketika dia sudah bangun" Ucapnya.
"Baiklah... sepertinya aku juga butuh istirahat" Vincent memutuskan untuk tidur di luar. Dia menemukan sofa yang nyaman di ruang tamu. Walaupun itu tidak ideal, tapi cukup untuk malam ini. Besok, dia akan menanyai wanita itu, lalu mencari tahu siapa dia dan bagaimana dia bisa berada dalam situasi seperti itu, dan dunia seperti apa ini.