Bab 1 Diceraikan
Kediaman Raja Li.
"Raja, Anda nakal sekali! Pelan-pelan." Terdengar suara wanita yang genit.
"Siluman kecil, bukankah kalian memang suka kenakalanku ini?" Suara sedingin es dari pria itu sedikit tersirat kecabulan.
Yun Ting merasa sangat berisik. Alhasil, dia membuka matanya dengan kesal.
Pada pandangan pertama, dia melihat perabotan antik dari kayu cendana, kain merah yang tergantung di seluruh ruangan, dekorasi ruangan yang indah dan mewah, serta seorang pria di tempat tidur tidak jauh darinya. Pria itu dikelilingi oleh beberapa wanita yang berpakaian terbuka. Para wanita itu berlomba-lomba untuk menyenangkan pria tersebut. Adegan ini benar-benar menyimpang dari batas moral.
Saat melihat diri sendiri, Yun Ting menyadari dirinya mengenakan gaun pengantin yang hanya ada di zaman kuno.
Yun Ting sepenuhnya tercengang.
Dia jelas-jelas sedang mengolah penangkal racun hasil penelitian terbaru di laboratorium, kenapa malah tiba-tiba muncul di sini?
Selain itu, siapa orang-orang ini?
Pada saat ini pula, ada ingatan yang bukan miliknya tiba-tiba berputar di benak Yun Ting dan membuatnya merasa sakit kepala.
Ternyata pemilik asli tubuh ini juga bernama Yun Ting, memiliki nama yang sama dengan dirinya. Pemilik tubuh adalah permaisuri Raja Li, putri sulung dari Perdana Menteri. Dia berpenampilan jelek, sementara sifatnya sombong dan agresif sehingga dikenal sebagai nona kaya yang barbar di seluruh kota. Dia mencintai Mo Chihan selaku Raja Li ini. Saking obsesinya, dia mengancam ayahnya dengan nyawanya sendiri supaya ayahnya memohon pada Kaisar untuk menikahkannya pada Raja Li.
Malam ini adalah malam pernikahan mereka. Namun, Mo Chihan malah sengaja membawa pulang beberapa wanita dari rumah bordil dan berhubungan intim di kamar pernikahan. Parahnya, Mo Chihan bahkan menyindir pemilik asli tubuh, "Aku mending memperistri wanita dari rumah bordil daripada menikahi wanita jelek!"
Penghinaan semacam itu membuat pemilik tubuh yang angkuh itu seketika merasa sengsara dan putus asa. Dia langsung bunuh diri dengan membenturkan kepalanya ke sudut meja. Pada momen ini pula, jiwa Yun Ting masuk ke dalam tubuh pemilik asli. Namun, Mo Chihan sama sekali tidak peduli dengan kematian pemilik tubuh. Dia merasa pemilik asli hanya berpura-pura bunuh diri, lalu menyatakan bahkan jika pemilik tubuh mati, dia juga tidak peduli dan tidak akan melihatnya sekilas pun.
Yun Ting mengulangi apa yang baru saja dikatakan Raja Li kepada pemilik tubuh dengan suara pelan, lalu tersenyum sinis.
Saat melihat kurma merah dan kacang di samping, Yun Ting segera berjalan mendekat, mengambil kurma merah, lalu melemparkannya ke salah satu titik akupunktur Mo Chihan.
Mo Chihan yang sedang tergila-gila dalam kesenangannya itu seketika merasakan rasa sakit dari salah satu bagian tubuhnya. Namun alih-alih peduli, dia lanjut menggila. Tak lama kemudian, raut mukanya tiba-tiba berubah dan alisnya berkerut erat.
"Raja, ada apa dengan Anda?" tanya para wanita dengan penuh perhatian.
"Enyahlah!" raung Mo Chihan dengan marah.
Para wanita itu ketakutan sehingga segera mengambil pakaian di lantai dan melarikan diri.
Mata indah Yun Ting terbesit cahaya dingin yang penuh sarkasme. Dia mencibir dalam hati, 'Huh, mari kita lihat apakah kamu masih bisa berhubungan dengan wanita lagi.'
Tak dapat disangkal bahwa Mo Chihan memang tampan. Kontur wajahnya sangat jelas dan fitur wajahnya rapi. Alisnya tebal dan hitam pekat. Bola matanya terang bagai bintang. Meski raut mukanya diliputi api amarah yang mengamuk, keanggunan dan keagresifannya sama sekali tak terpengaruh.
Dia adalah pria paling tampan di Kota Jing yang adalah ibukota, tapi sayangnya dia adalah pria tak bermoral.
Saat memikirkan apa yang telah dia lakukan pada pemilik tubuh, mata indah Yun Ting seketika terlintas cahaya yang tajam dan bengis. Dia sengaja maju ke depan dan berkata dengan suara centil, "Raja, apakah mereka tidak dapat memuaskanmu? Bagaimana kalau aku yang melayanimu saja? Aku jamin kamu pasti akan merasa sangat nyaman dan puas ...."
"Enyahlah, kamu tidak layak melayaniku!" Mo Chihan menatap wajah jelek yang tiba-tiba mendekat, lalu mendorongnya dengan jijik.
Seluruh tubuh Yun Ting terdorong jatuh ke lantai. Dia merasa sangat sakit, tapi ekspresinya malah sangat polos dan prihatin, "Raja, jangan marah. Aku benar-benar bisa memuaskanmu."
"Diam, aku tidak ingin melihatmu untuk selamanya!" Raja Li bangkit dan mengambil pakaiannya di tempat tidur. Setelah mengenakan pakaian, dia langsung pergi tanpa melihat Yun Ting sekali pun.
Yun Ting menatap dingin ke arah Raja Li yang berjalan menjauh. Mata indahnya terlintas kepuasan sekaligus kebengisan.
Setelah meninggalkan halaman rumah, Mo Chihan masih sangat marah.
Padahal awalnya dia merasa baik-baik saja, tapi kenapa tiba-tiba tidak sanggup berhubungan intim. Hal ini pasti karena di dibuat jijik oleh wanita jelek itu!
Dengan ekspresi kesal dan jijik, Mo Chihan mengambil kuas dan kertas, lalu menulis surat perceraian.
"Pelayan! Bawa surat perceraian ini pada wanita jelek itu dan suruh dia pulang ke Kediaman Perdana Menteri dalam waktu tiga hari. Kalau tidak, aku tidak akan keberatan untuk mengantarkan mayatnya pulang." Mo Chihan mendengus marah.
"Baik." Lei Ting selaku pelayan pun bergegas melakukannya.
Begitu Mo Chihan pergi, Yun Ting merasa mengantuk dan ingin tidur.
Akan tetapi, satu-satunya tempat tidur di kamar telah dikotori oleh pria tak bermoral dan wanita-wanita yang dibawa pulang olehnya. Yun Ting tidak ingin tidur di atasnya, jadi pun memutuskan untuk mandi dulu.
Tepat ketika dia selesai mandi dengan dilayani oleh Yue Er selaku pelayan pribadi pemilik tubuh, seseorang mengetuk pintu.
"Saya minta izin untuk bertemu Nona Yun!"
Panggilan yang disebutkan pelayan itu bukan permaisuri, tapi Nona Yun. Ini jelas untuk menunjukkan betapa tidak sukanya orang-orang Kediaman Raja Li terhadap Yun Ting.
"Ada apa?" tanya Yun Ting.
"Raja meminta saya untuk membawakan Anda surat perceraian. Beliau juga menyuruh Anda untuk pulang ke Kediaman Perdana Menteri dalam waktu tiga hari. Kalau tidak ...." Lei Ting tidak menyelesaikan kalimatnya.
Yun Ting membuka pintu kamarnya, berjalan keluar dengan wajah tenang, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil surat perceraian, "Terima kasih banyak!"
Kejadian yang sudah dipikirkan oleh Lei Ting tidak terjadi. Sebaliknya, Yun Ting sangat tenang seolah-olah orang yang diceraikan itu bukan dirinya. Bahkan setelah pintu kamar tertutup, Lei Ting masih bengong. Dia mengira dirinya berhalusinasi.
Terlalu aneh bahwa Nona Yun tidak membuat keributan setelah melihat surat perceraian yang ditulis Raja kepadanya. Hal lebih aneh lagi adalah Nona Yun malah mengucapkan terima kasih!
Seluruh Kota Jing tahu betapa sukanya Nona Yun terhadap Raja. Demi menikah dengan Raja, dia bahkan rela mengancam ayahnya dengan nyawanya sendiri.
Saat melihat Yun Ting kembali, Yue Er tampak khawatir setengah mati, "Nona, Raja benar-benar ingin menceraikan Anda. Bagaimana ini? Baru hari ini Anda menikah dengannya, tapi langsung diceraikan begitu saja. Kalau hal ini tersebar keluar, bagaimana Anda bisa bertahan hidup di kota ini?"
"Aku tetap bisa hidup sebagaimana mestinya. Aku tidak akan kehilangan sepotong daging pun hanya karena diceraikan oleh Mo Chihan," balas Yun Ting.
"Tapi Nona, bukankah dulu Anda paling menyukai Raja Li. Kenapa Anda tiba-tiba ...." tanya Yue Er dengan bingung.
"Gadis bodoh, kamu sendiri juga mengatakan bahwa itu peristiwa dulu. Pada malam pernikahan, Mo Chihan mempermalukanku dengan cara seperti ini agar aku patah hati terhadapnya. Kini, aku sudah mengerti. Apa yang tidak seharusnya jadi milikku, aku tidak mungkin bisa benar-benar mendapatkannya. Aku telah membuang waktu selama belasan tahun untuk mencintai pria sampah sepertinya. Mulai hari ini, aku akan hidup untuk diriku sendiri," jawab Yun Ting.
Saat melihat tatapan tegas dan ekspresi serius pada Yun Ting, Yue Er terkejut. Pada saat bersamaan, dia juga merasa lega.
Nona telah menderita terlalu banyak akibat Raja Li. Betapa bagusnya kalau Nona benar-benar dapat melepaskan rasa sukanya itu.
Keesokan harinya.
Begitu hari mulai terang, Yun Ting bangun dari tidurnya. Dia mengenakan pakaian milik Yue Er, memanjat dinding untuk keluar dari kediaman, lalu bergegas menuju tempat paling ramai di kota.
Dia menempelkan surat perceraian yang ditulis oleh Mo Chihan di pintu masuk Kedai Tian Xia yang berada di tengah jalan, lalu kembali ke kediaman dengan menyusuri jalan yang sama.
Tanpa tunggu lama, seluruh Kota Jing langsung heboh. Semua orang sudah tahu bahwa Raja Li telah menceraikan Yun Ting. Surat perceraian di pintu masuk Kedai Tian Xia adalah buktinya.
Semua orang tidak menyukai Yun Ting karena merasa dia yang berpenampilan jelek berani-beraninya mendambakan pria paling tampan di ibu kota. Dia pantas diceraikan pada hari pertama pernikahannya.
Berita itu segera menyebar ke Kediaman Raja Li, Istana dan Keluarga Yun.
Pada saat ini, di ruang pribadi eksklusif dalam Kedai Tian Xia.
Seorang pria berbaju putih sedang duduk di dekat jendela sembari mendengarkan obrolan orang-orang di lantai bawah. Tangannya menggosok cangkir giok putih yang berada dalam genggaman.
"Pangeran, Raja Li baru saja menikahi Yun Ting kemarin, tapi malah langsung mengumumkan perceraian mereka di pintu masuk Kedai Tian Xia hari ini. Jelas sekali bahwa dia ingin membuat Yun Ting malu di depan umum," ujar Ling Feng selaku pelayan.
Reputasi seorang wanita sangat penting. Biasanya kebanyakan dari mereka yang diceraikan akan bunuh diri karena merasa malu untuk hidup di tengah desas-desus masyarakat.
Penjaga lain masuk melalui pintu, "Pangeran, saya telah menemukan bahwa surat perceraian itu bukan dipasang oleh Raja Li, melainkan seorang pelayan wanita mungil. Setelah menempel surat, pelayan itu memanjat dinding untuk memasuki halaman belakang Kediaman Raja Li."
Wajah pucat Jun Yuanmo sedikit mengernyit, "Ling Feng, bawa surat perceraian itu ke Istana."
"Siap." Ling Feng segera mengerjakan tugasnya.
"Pangeran, mengapa Anda melakukan ini?" tanya Ruo Jing dengan bingung.