Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Pertarungan antar pembudidaya

Jadi begitu.

Ye Chen segera mengetahui apa yang terjadi, dan secara tak sadar melihat ke pinggang kanannya. Akhirnya dia tahu bahwa dua kantong seukuran telapak tangan yang selama ini tidak pernah dia mengerti adalah kantong penyimpanan.

Kantong itu pasti sangat berharga, atau setidaknya isi di dalamnya pasti sangat berharga sampai-sampai membuat Guo Biyun mengganti wajahnya.

Secara tak langsung Ye Chen juga sadar, bahwa saat dia mengucapkan terimakasih setelah mendapatkan peta, dia menunjukkan kantong penyimpanannya di depan Guo Biyun. Sejak saat itu, dia pasti menginginkan hal-hal yang ada di dalam. Tapi karena Ye Chen tidak memberikan sesuatu yang berguna baginya, Guo Biyun memutuskan untuk mengungkapkan wajah aslinya.

"Jadi, inikah wajah aslimu?" Ye Chen mau tak mau bertanya, dan tidak bisa menahan hatinya yang mulai terasa dingin.

Guo Biyun masih tersenyum dan tidak menjawab, melainkan kembali berkata, "Melihat dari reaksimu setelah mendengar bahwa barang-barang yang kamu bawa adalah kantong penyimpanan, tampaknya selama ini kamu juga tidak tahu apa itu, benar? Biar aku tebak, kamu pasti juga tidak tahu bagaimana cara membukanya, kan?"

Ye Chen terkejut dan benar-benar terkejut dengan apa yang Guo Biyun katakan. Dia tidak pernah berharap bahwa biksu tua ini sebenarnya mengetahui sesuatu hanya dari reaksinya barusan.

Ye Chen yang sebelumnya yakin bahwa Guo Biyun adalah seorang biksu yang mendedikasikan dirinya untuk mengabdi pada mahkluk hidup tanpa pamrih sebenarnya adalah pria yang licik.

Dibalik wajahnya yang kalem dan selalu tersenyum hangat sambil memberikan siapapun ketenangan sebenarnya adalah seekor serigala.

"Saudara Chen, sebaiknya kamu patuh. Ketahuilah, dengan kualifikasi yang aku miliki sekarang, sekalipun di dalamnya terdapat pil pendirian pondasi, aku tidak akan bisa menerobos. Semua ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk Yu Jiyun." Guo Biyun berkata lagi saat melihat Ye Chen masih belum mengambil keputusan.

Tentu saja Ye Chen tidak akan percaya dengan apa yang Guo Biyun katakan. Setelah semua yang terjadi sampai saat ini, hal-hal semacam ini pasti bukanlah yang pertama kalinya terjadi.

Serigala yang berpura-pura menjadi babi untuk memakan harimau seperti Guo Biyun pasti hanya mementingkan dirinya sendiri.

Tapi masalahnya adalah, Ye Chen tidak tahu, apakah dia bisa mengalahkan Guo Biyun yang memiliki satu tingkat lebih tinggi darinya. Selain itu, dia juga tidak yakin bahwa setelah memberikan tas penyimpanan, Guo Biyun tidak akan mengambil tindakan.

"Jadi, bagaimana aku bisa yakin bahwa setelah aku memberikan tas penyimpanan kepadamu, kamu tidak akan mengambil tindakan?" Ye Chen mulai menggunakan taktik lamanya, yaitu melakukan basa-basi untuk mencari celah yang tepat.

"Untuk saudara Chen yang terlihat masih sangat muda, aku harus mengagumi kehati-hatianmu," Guo Biyun sedikit mengangguk dan mengapresiasi kehati-hatian Ye Chen.

"Tapi jangan khawatir, aku akan melakukan sumpah surga, yang mengharuskan seorang kultivator abadi untuk tidak pernah bisa melanggar sumpahnya. Sekalipun aku melanggar sumpah, aku akan segera di hukum saat ini juga."

Ye Chen mengerutkan dahinya, dan berpikir bahwa saran Guo Biyun masuk akal. Dari keliatannya, biksu ini sepertinya memang tidak berniat untuk benar-benar bertarung sampai mati.

Tentu saja Ye Chen juga tidak ingin bertarung, karena bagaimanapun juga kondisinya sangat tidak menguntungkan, jika tidak, dengan sifatnya, mengapa repot-repot berbicara.

"Lakukan!" Jadi, Ye Chen hanya bisa berkompromi.

Senyum licik muncul di mulut Guo Biyun saat mendengar perkataan Ye Chen, tapi dia masih bersumpah: "Aku, Guo Biyun, dengan surga sebagai saksi. Bersumpah, bahwa jika saudara Chen memberikan apa yang aku inginkan, aku tidak akan pernah mengambil tindakan terhadapnya."

Dengan selesainya sumpah itu, samar-samar Ye Chen melihat ada fluktuasi aneh yang tiba-tiba masuk ke tubuh Guo Biyun. Dia tidak yakin apa itu, tapi dia tahu jika itu mungkin semacam rantai surga, dan jika Guo Biyun melanggar sumpahnya, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.

Jadi, Ye Chen bisa yakin dan mengambil satu kantong penyimpanan berwarna kuning gelap, dan melemparkannya kearah Guo Biyun.

Tanpa menunggu pihak lain mengambilnya, Ye Chen berbalik dengan kata-kata dingin, "Sebaiknya di masa depan kamu tidak bertemu denganku, jika tidak...."

"Hehe..." Tawa puas terdengar Guo Biyun di belakang Ye Chen, dan saat dia baru berjalan dua langkah, dia mendengar suaranya lagi, "Saudara Chen, apakah kamu tidak melupakan hal-hal yang aku miliki?"

Kemarahan muncul di hati Ye Chen, dan saat dia berbalik, dia dengan dingin berkata, "Apa? Bukankah aku sudah memberikan tas penyimpanan yang kamu inginkan? Jangan bilang bahwa kamu akan menarik kata-katamu kembali?"

"Tidak, tentu saja aku tidak akan melanggar sumpahku. Hanya saja, aku menginginkan dua kantong penyimpanan yang kamu bawa. Jadi, kamu masih berhutang satu kantong penyimpanan kepadaku."

"Bajingan!" Ye Chen segera marah dan dengan dingin berteriak.

Dia dibodohi, dia benar-benar dibodohi. Sebelumnya, saat Guo Biyun bersumpah, dia memang hanya mengatakan sesuatu yang dia inginkan, dan tidak secara eksplisit menginginkan satu kantong penyimpanan.

Licik! Biksu yang terlihat sangat lembut ini ternyata sangat licik seperti seekor ular beracun!

"Baiklah..." Pada akhirnya Ye Chen hanya bisa menghela nafas jika dirinya telah di bodohi dan melempar kantong penyimpanan terakhirnya.

Kantong penyimpanan itu jatuh sejauh dua langkah dari tempat Guo Biyun berdiri, dan saat melihat kantong penyimpanan kedua, matanya menjadi cerah.

Kesempatan!

Saat melihat Guo Biyun dengan serakah menunduk untuk mengambil kantong penyimpanan kedua, Ye Chen tidak lagi ragu-ragu dan bergegas ke depan.

Memegang pedang di tangan kanannya, Ye Chen berniat untuk menebas leher Guo Biyun.

"Beraninya kamu!"

Guo Biyun terlihat marah saat menyaksikan Ye Chen sudah ada di depannya dengan niat membunuh. Tapi dia tidak khawatir sama sekali.

Tepat ketika pedang berjarak satu langkah darinya, Guo Biyun tiba-tiba mengeluarkan kertas kuning dari balik bajunya, dan seketika itu juga cahaya hijau keluar. Sesaat kemudian, sebuah plat yang terbuat dari batu dengan lebar satu satu meter persegi muncul dari udara tipis.

Perisai batu.

Ye Chen terkejut, tapi dia tidak berhenti dan suara "dentang" dari akibat benturan terdengar. Tidak berhenti disitu, suara "dindong" dari loncek emas juga terdengar dan membuat Ye Chen lengah.

Tapi itu belum berakhir, dan saat dia sadar kembali, bola api sebesar kepala datang menghantam tubuhnya.

Tidak dapat menghindar, tubuh Ye Chen segera terlempar ke belakang sejauh beberapa meter dengan rasa panas yang ekstrim di dadanya, tidak lupa juga seteguk darah mulai menyembur dari mulutnya.

Melihat kebawah, Ye Chen menemukan bahwa dari bajunya yang terbakar, ada luka merah akibat api yang mengenai dadanya. Pada saat yang sama tangan kanannya juga gemetar, dan pedang besi yang dia gunakan sebelumnya patah menjadi dua.

Sangat kuat!

Ye Chen, yang akhirnya mengalami pertarungan antar para kultivator tahu, bahwa kekuatan semacam ini sungguh di luar imajinasi manusia biasa.

"Karena kamu benar-benar ingin mati, maka aku akan mengabulkanmu." Suara marah dan dingin Guo Biyun kembali terdengar.

Di awali oleh suara lonceng, bola api kecil kembali datang kearahnya. Ye Chen yang tampak terdiam dan sangat terpengaruh oleh suara lonceng jiwa itu membuat Guo Biyun tersenyum dingin dan merasa sangat puas.

Tapi sesaat sebelum bola api mengenai Ye Chen, dia segera menghindar ke samping dan membuat Guo Biyun terkejut.

Tidak menunggu keterkejutan Guo Biyun selesai, Ye Chen membuang pedang yang telah patah di tangannya, dan menggantinya dengan pedang hitam kecil yang dia gunakan sebagai kalung di lehernya, sekali lagi bergerak ke depan.

"Usaha yang sia-sia." Guo Biyun mencibir saat melihat Ye Chen bergegas untuk menyerangnya lagi. Pada saat yang sama, armor yang terbuat dari batu juga muncul lagi di depannya.

Belajar dari konfrontasi awal sebelumnya, Guo Biyun tidak berpikir bahwa Ye Chen akan bisa mematahkan pertahanannya, apalagi saat dia menyaksikan serangan dari pedang hitam kecil belaka.

Sayangnya, Guo Biyun tidak tahu bahwa meskipun pedang itu kecil, itu adalah senjata spiritual yang jauh lebih baik daripada jimat pertahanannya.

Ketika pedang kecil di tangan Ye Chen menyentuh perisai batu, batu itu tampak seperti tahu. Dengan mudah pedang di tangan Ye Chen membelahnya menjadi dua, membuat Guo Biyun sangat terkejut dengan mata terbuka lebar dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Menyaksikan keterkejutan lawannya, Ye Chen tidak menyia-nyiakan kesempatan, dan pedang kecil di tangannya sekali lagi menebas kearah leher Guo Biyun.

Dengan tidak adanya gangguan, pedang itu dengan mulus berhasil memotong leher Guo Biyun, tapi karena ukuran bilahnya tidak lebih dari sepuluh sentimeter, pedang itu hanya berhasil memotong setengah lehernya.

Tapi itu sudah cukup, dan Guo Biyun dengan panik segera menutupi darah yang keluar dari lehernya dengan deras. Tapi usahanya sia-sia, dan tak lama kemudian tubuh lemahnya terjatuh ke belakang dengan mata melebar serta ekspresi tidak percaya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel