Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Kekecewaan

"Karena kalian sudah ada disini, lebih baik tidak lagi pergi."

Ye Chen tentu saja tidak akan membiarkan mereka melarikan diri dengan mudah dan segera mengejar bandit terdekat. Sayangnya, meskipun dia bisa dikatakan sangat cepat, dua bandit masih berhasil melarikan karena mereka berlari secara berpencar.

Bukan karena Ye Chen secara sukarela melepaskan keduanya, melainkan dia hanya memiliki keterampilan selain meninju dan menendang. Sekalipun mengejar dua keduanya, itu akan memakan waktu, dan Ye Chen tidak ingin membuang-buang waktu untuk mereka.

Pada akhirnya dia hanya bisa menyerah dan mulai memeriksa mayat para bandit yang dia bunuh.

Pada saat yang sama, tiga orang dari karavan, yang melihat semua kejadian dari awal sampai akhir, yang tidak lebih dari dua puluh nafas tercengang, dan tidak tahu harus berbuat apa. Terutama saat ketiganya melihat Ye Chen menggeledah mayat para bandit dan mengambil beberapa koin perak.

Sampai Ye Chen selesai dan berjalan kearah ketiganya, mereka masih terdiam dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Apa yang terjadi?" Tepat ketika Ye Chen bertanya, ketiganya segera sadar dan dengan ekspresi ngeri segera berlutut di salju.

"Yang Abadi, tolong ampuni kami. Saya tidak tahu bahwa Anda adalah yang Abadi, mohon maafkan kami karena tidak tahu ketinggian gunung dan sempat merendahkan Yang Abadi."

Tindakan dan perkataan dari salah seorang yang sebelumnya memperingatkan dirinya untuk pergi segera membuat Ye Chen terkejut. Dia tidak menyangka bahwa ketika mereka tahu siapa dirinya, mereka akan segera berlutut dengan tubuh gemetar ketakutan.

Dia mengerutkan keningnya, dan berpikir kembali bahwa sepertinya reaksinya di masa lalu saat pertama kali melihat abadi tidak seburuk ketiganya. Tapi kemudian dia sadar kembali, bahwa manusia fana seperti ketiganya pasti segera ketakutan saat melihat bandit yang tidak mereka kalahkan di bunuh oleh Ye Chen dengan mudah.

"Bangun." Kata Ye Chen pada ketiganya sambil berpikir bahwa mulai sekarang, dia harus bertindak sebagai seorang Abadi.

Ketiga manusia biasa itu bangun, tapi mereka tidak bergerak dan menundukkan kepalanya, tidak berani melihat kearah Ye Chen. Meskipun ketiganya tahun bahwa mereka tidak lemah daripada manusia biasa, mahkluk Abadi masih berbeda jauh dari mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ye Chen sekali lagi bertanya sambil melihat kearah dua gerbong kayu yang berisi puluhan anak kecil tanpa seorangpun manusia dewasa selain ketiganya.

"Yang Abadi, tolong jangan salah faham." Seorang pria yang lebih tua dari ketiganya segera maju ke depan Ye Chen dengan sikap rendah, hormat dan ketakutan.

Dengan hati-hati dan perasaan takut jika Ye Chen akan salah faham, pria yang bernama Ji Bao itu menjelaskan bahwa mereka bertiga sebenarnya adalah para prajurit yang diberikan tugas oleh raja untuk menyusuri seluruh wilayah kerajaan Yunqiyun. Di bawah perintah kaisar, sekelompok orang ditugaskan untuk membasmi para bandit dan menyelamatkan para anak-anak yang menjadi korban dari kekejaman para bandit.

Dari penjelasannya, Ye Chen menangkap bahwa tragedi yang menimpah desa Siqing pada masa lalu sebenarnya adalah hal yang umum. Sudah lebih dari sepuluh tahun kejadian di mana para bandit itu membunuh, memperkosa, dan menjarah desa-desa kecil seperti desa Siqing telah terjadi.

Tapi, ada satu hal yang aneh, dimana para bandit itu pasti akan membunuh siapapun selain anak-anak dibawah 15 tahun. Ji Bao tidak tahu apa yang terjadi, mungkin Raja Yunqiyun tahu, itulah sebabnya Raja memerintahkan lebih dari satu regu. Diperkirakan ada banyak regu berisikan 15 sampai 20 orang dengan seni beladiri yang kuat di perintahkan, dan kelompok tiga orang Ji Bao adalah salah satunya.

Di awal mereka juga memiliki 16 orang, tapi semenjak operasi selama lebih dari dua bulan, menyelusuri hutan di dekat kota Dayun, mencari sisa-sisa anak yang tertinggal dari desa yang dihancurkan, serta bertarung dengan beberapa bandit, kelompok mereka hanya tersisa tiga orang. Untungnya ada lebih dari 20 anak yang berhasil mereka selamatkan.

Setelah mendengar ceritanya, Ye Chen akhirnya tahu, kenapa saat itu, di desa Siqing, dia sama sekali tidak menemukan mayat anak-anak selain dirinya seorang. Mungkin karena dirinya dan orang tuanya tidak mau tunduk, akhirnya terjadi kecelakaan, dan dirinya yang dirinya yang dikategorikan sebagai anak-anak di bunuh.

Dulu Ye Chen merasa aneh, tapi sekarang dia tahu penyebabnya. Ternyata tujuan para bandit sebenarnya adalah anak-anak. Sedangkan untuk tujuan tepatnya, ketiga orang itu tidak tahu pastinya, mungkin hanya orang dengan pangkat Raja atau jenderal kerajaan yang tahu.

Tentu saja Ye Chen juga tidak berniat untuk mencari tahu, karena perselisihan manusia fana tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Setelah berbicara beberapa waktu, salah satu dari tiga orang itu bernama Wu Zhen, sedangkan dua orang yang lebih tua bernama Ji Bao dan Ji Bin, yang merupakan saudara kandung. Dari ketiganya, mereka juga akan pergi ke desa, atau lebih tepatnya sebuah kota Dayun, jadi Ye Chen memutuskan untuk ikut dengan mereka.

Selain karena demi kenyamanan dan keamanan dalam perjalanan, Ye Chen yang saat ini dianggap sebagai abadi termiskin sama sekali tidak bisa menolak beberapa ribu koin perak, pakaian, serta makanan.

Dengan begitu, setelah mengubur beberapa korban dari rombongan, Ye Chen duduk di gerbong terdepan dengan Ji Bao sebagai pengemudi.

Ketika hari menjelang sore dan beberapa penundaan karena beberapa bandit datang untuk mati, kelompok mereka akhirnya tiba di gerbang kota Dayun.

Saat Ye Chen melihat gerbang kota yang cukup besar dengan beberapa prajurit menjaga pintu, antisipasi awal Ye Chen saat melakukan perjalan telah benar-benar menghilang.

Dengan tujuan untuk mencari abadi lainnya, awalnya Ye Chen berharap bahwa kota Dayun akan memiliki beberapa, tapi dari pembicaraannya dengan Ji Bao dalam perjalan, dia menemukan bahwa selain dirinya sendiri, diirinya adalah satu-satunya abadi yang muncul di kota Dayun selama bertahun-tahun.

Dari nada bicaranya, Ye Chen juga menemukan bahwa kultivator seperti dirinya lebih sulit ditemukan daripada bertemu hantu.

Ji Bao juga berkata bahwa kota Dayun ini sebenarnya adalah sebuah kamp militer terdepan dari prajurit Yunqiyun. Selain manusia biasa dan beberapa prajurit, tidak ada hal aneh lainnya yang terjadi. Tujuan Ji Bao kesini juga untuk melapor, kemudian mengurus anak-anak yang di selamatkan untuk hidup sampai mereka bisa memutuskan masa depannya sendiri.

Ye Chen merasa kecewa, tapi karena sudah ada disini, dia tidak berniat untuk segera pergi. Terlebih setelah Ji Bao memberikan dirinya akomodasi, dia harus melapor dan melakukan hal-hal terlebih dahulu sebelum memberikan imbalan perak di awal. Dia juga tidak memberikan waktu yang pasti, tapi dia berjanji akan menemui Ye Chen jika keperluannya sudah selesai.

Jadi, sambil menunggu uangnya datang, Ye Chen untuk sementara waktu berjalan-jalan di kota Dayun, mencoba untuk mencari beberapa informasi yang berguna baginya. Tidak lupa juga dia membeli pedang, dan hal-hal lainnya. Meskipun pedang yang dia beli juga pedang biasa, setidaknya sudah cukup untuk digunakan sebagai latihan teknik dasar berpedang.

Sayangnya, selama beberapa hari tinggal di kota Dayun, Ye Chen sama sekali tidak pernah mendengar ada seseorang yang pernah melihat kultivator seperti dirinya.

Apa yang Ye Chen temukan hanyalah berita tidak jelas dan samar-samar menjadi meragukan. Dimana orang-orang sering mengatakan bahwa ada peri di suatu kuil terbengkalai diluar kota Dayun.

Menurut rumor, ada seorang pria tao yang tinggal dan mendedikasikan dirinya untuk mengobati orang-orang yang terluka dengan beberapa imbalan seadanya. Bahkan jika pasien tidak bisa membayarnya sama sekali, tagihannya akan di tangguhkan selama tiga tahun.

Rumor semacam itu jelas sangat meragukan, tapi hanya itu yang Ye Chen temukan dalam tiga hari ini.

Pada saat ini, Ye Chen yang sedang duduk di rumah makan dan sedang minum teh tiba-tiba mendengar keributan di pintu masuk. Melihat apa yang terjadi, dia menemukan beberapa pasukan berkuda berhenti tepat di depan pintu. Kemudian beberapa orang dengan baju besi mulai berteriak dan mengusir semua pengunjung di rumah makan.

"Apakah identitasku ketahuan?" Ye Chen mengernyit dan merasa tidak senang.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel