Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 3. Dibayar Lima puluh juta untuk sekali short time

Menjelang pagi , aku keluar dari loby apartemen Sonny. Berjalan kaki sampai keluar dari gerbang keluar apartemen .

Memasuki minimarket yang masih satu kawasan, untuk membeli makanan ringan sebagai buah tangan agar Vera menyambutku dengan rasa suka cita.

Aku menenteng sekantong plastik camilan keluar dari minimarket. Mengeluarkan ponsel, bermaksud hendak memesan ojek online. Tiba-tiba terdengar suara orang berteriak.

"Jambret..., jambret...."

Aku menoleh ke arah belakang, seseorang berlari kencang menuju ke arahku. Dengan sigap kujegal kakinya.

Laki-laki itu jatuh tersungkur dengan wajah menghadap ke aspal jalan. Kuayunkan tasku ke arah kepalanya. Memukulnya berkali-kali sambil berteriak agar yang lain segera datang menolong.

Tak lama orang-orang datang berkerumun, ikut mengeroyok jambret tersebut. Ada yang menedang, bahkan ada juga Ibu-Ibu yang ikut menjambak dan menarik telinganya.

Aku keluar dari kerumunan massa sambil menepuk-nepukkan debu di tangan dengan bangga. Aku merasa seperti superhero malam ini. Mereka semua pasti akan berterima kasih padaku.

Kulihat Ibu-Ibu yang tadi teriak jambret sibuk celingak-celinguk seperti orang bingung. Dengan percaya diri aku menghampiri. Berharap matanya akan berbinar-binar sembari mengucapkan terima kasih.

"Ibu nggak papa, kan? Jambretnya udah ketangkep. Tuh, udah diamankan sama sekuriti." Aku melaporkan kejadian.

"Bukan, Dek. Jambretnya naik sepeda motor," sahutnya, sedikit ngos-ngosan karena usianya yang hampir tua.

Sontak aku terdiam. Ibu tadi melongos meninggalkanku dengan wajah tak bersalah. Kerumunan pada bubar setelah Ibu itu memberi penjelasan. Sekuriti melepaskan dan meminta maaf pada laki-laki itu.

'Memalukan sekali,' umpatku dalam hati.

Aku memungut kembali camilan yang berserakan, melangkah pergi.

"Heh!" pekik seseorang dari arah belakang.

Mampus! Itu pasti laki-laki yang tadi aku pukuli habis-habisan. Aku mempercepat langkah untuk menghindari masalah. Tapi tiba-tiba kerah bajuku ditarik dari belakang.

"Mau kabur kemana, ha?"

Aku berusaha melepaskan cengkramannya. Ketika berbalik, aku terpaku saat wajah kami saling bertemu dan menatap satu sama lain

"Kamu?"

"Pak Zul? "

Pak Zul melepaskan cengkramannya. Tamat sudah riwayatku kali ini. Kalau tidak membusuk di penjara, pastilah keluarga besarnya akan segera memecatku tanpa pesangon.

"Kamu, mau jadi preman, ha?" ucapnya setengah membentak.

"Enggak kok, Pak. Mau jadi pahlawan."

Itu yang ingin aku ucapkan kepadanya, tapi tentu saja hanya dalam hati. Kalau sampai benar-benar kulakukan, apa yang aku pikirkan tadi pasti jadi kenyataan.

"Maaf, Pak. Saya pikir Bapak jambret." Matanya langsung mendelik ke arahku. "Lagian Bapak ngapain lari-lari? "

"Ngejar jambret."

"Kan jambretnya naik motor." Dia terdiam sejenak. "Bapak ngapain di sini? "

"Bukan urusan kamu!" ketusnya, sembari memegangi pipi yang sudah memar.

Galak sekali. Bertanya saja tidak boleh.

"Kamu sendiri, ngapain di sini?" Dia balik bertanya.

"Oh, saya tinggal di sekitar sini, Pak." Pak Zul memutar leher, melihat daerah sekeliling. Merasa tak percaya.

"Tinggal di sini? Kompleks ini?" Dia telihat ragu-ragu mengulangi pertanyaannya.

"Iya, saya tinggal di sini," sahutku meyakinkan.

Dia pasti memutar otak untuk berpikir, bagaimana seorang LC

sepertiku, bisa tinggal di kawasan elit seperti ini.

"Baik, kalau memang ini tempat tinggal kamu, dan kamu juga yang buat muka saya bonyok seperti ini, bawa saya sekarang juga. Di rumah ada kotak obat, kan? "

*******

Zul yang baru masuk ke ruang kerjanya sambil memegang pipinya yang lebam dikejutkan oleh pelukan hangat.

" Sayang, kapan kamu datang..? Kok ga ngabarin aku..?" Seorang gadis muda, cantik bak seorang model dan artis sinetron yang sedang naik daun mengalungkan tangannya dileher Zul .

Bahkan tanpa ragu wanita itu melumat bibir Zul.

Anita yang membawa kotak obat langsung melengos dan berjalan menjauh dari pemandangan yang membuatnya panas dingin.

Zul yang diberondong ciuman oleh wanita cantik itu akhirnya membawa masuk kedalam ruangannya bokongnya mendorong pintu.

" Sayang aku rindu sekali...!" Bisik wanita itu tanpa ragu tangannya masuk kedalam celana Zul.

Zul membaringkan wanita itu di sofa dan membuka lebar paha gadis itu. Dengan cepat Zul membuka tali pinggang dan menurunkan resleting celana jeans-nya.

Pusaka didalam sana rupanya sudah bereaksi cepat dengan berdiri tegak siap tempur.

Zul mengangkat sebelah kaki wanita itu dan meletakkan di dadanya sambil menekan pusakanya masuk.

Liang yang basah menyambut pusaka milik Zul dengan hangat.

Zul langsung mengayun pinggulnya maju mundur tanpa hambatan berarti.

Rasanya tidak begitu nikmat,tapi lumayan untuk sekedar melepas kan syahwat.

" Suka sayang...?" Tanya wanita itu manja.

" Mmmmh..." Ucap Zul alu membalikkan tubuh wanita itu dengan posisi doggy style berharap akan terasa lebih sempit.

Zul terus menggempur sampai terasa tubuh Wanita itu mengejang tanda ia akan mencapai puncaknya.

Zul menekan lebih dalam...

"Aaaarrrrrgggghhh.... Sayang... Aku sampai...." Pekik wanita itu.

Putra memejamkan matanya saat ia pun  mengeluarkan puncak nikmatnya.

Sementara itu Anita yang juga mendapat tamu di karaoke room sejenak harus melupakan rasa penasaran dan dongkolnya pada Zul.

"Bisa temani saya malam ini?' bisiknya ditelinga Anita.

" Hanya sampai jam 9," jawab Anita.

" Jam 11 ya.? Pria itu menawar.

Anita mengangguk memberi tanda setuju.

Anita segera order open another room, dan mengambil kartu kredit tamunya, mereka berjalan keluar ruangan menuju ruangan di lantai 2 yang khusus disediakan untuk private.

Sambil bernyanyi tamu itu terus memeluk Anita , pria itu mulai menciumi leher jenjang Anita bergerak mencium melumat bibir kenyalnya , tangannya merangsak masuk kedalam blouse yang dikenakan Anta dan meremasnya..

Pria itu terus membuka blouse maroon dan menghisap puncak dada

 Nita... !"

" Kamu sudah menikah ?" Tanya pria itu tanpa menghentikan aktivitas nya.

Anita menggeleng ,, sejenak mereka hanya berdansa berpelukan sambil bernyanyi.

Pria itu menawarkan Anita Vape.

Sambil berdansa mereka mengisap Vape bergantian.. tidak berapa lama Anita sudah meliuk-liuk diatas tubuh pria itu sampai akhirnya mereka menuntaskan hasrat di ronde pertama Pria itu begitu menikmati setiap inci tubuh Anita yang sintal, sangat menikmati.

Pria itu mencurahkan semua rasanya seolah pada pada gadis pujaannya.

"Saya sangat puas Anita , terimakasih." Pria itu memeluk Anita dan kembali mengajak bercumbu.

" Mas akan penuhi semua kebutuhan mu Nita,,,!" Bisik pria itu ditelinga Anita.

" Mas mau , kamu selamanya melayani mas sayang!" Desah pria itu diatas tubuh Anita.

Tubuh mereka bersatu,pinggul pria itu bergerak pelan namun dalam dan itu sungguh nikmat karena dijemput liang yang terawat.

Perlakuan pria itu sangat lembut,membuat Anita semakin hanyut dalam nikmatnya bercinta.

Kebanyakan tamu itu memakainya serampangan dn egois hanya memikirkan crot nya saja.

Tidak memikirkan Anita nikmat atau tidak.

Pria itu menciumi mesra dengan tatapan yang menjerat.

Bahkan menjilat memek Anita dengan sangat nikmat membuat Anita puas berkali kali.

Anita hanya mendesah menikmatinya,ini kali pertama Anita bersetubuh dengan Pria dan sangat nikmat.

Dengan peluh dan lunglai keduanya saling bertaut dalam pelukan.

Dengan enggan pria itu melepaskan Anita yang mengingatkan waktu sudah hampir jam 11 malam.

Anita merapikan diri dikamar mandi,menatap wajahnya di cermin sementara pria itu i sudah kembali berpakaian rapi dan menunggu sambil bernyanyi.

Setelah selesai Anita kembali duduk disamping pria itu

" Nomor rekeningnya sayang?" Tanya pria itu , lalu Anita menyebutkan nomor rekeningnya, tidak sampai satu menit sudah ada notifikasi mutasi rekening di handphone Anita.

"Lima puluh juta." Mas panggil adek saja ya," ujar pria itu kembali memeluk Anita.

" Sudah mas transfer Lima puluh juta juta ya dek." Nominal yang tidak Anita kira, Anita kira hanya akan dapat paling dua kali lipat dari tarif booking LC sekitar lima juta an.

" Makasih mas." Jawab Anita terbata, ini melacur pertama yang Anita lakukan dengan bayaran paling mahal. Short time 50 juta dan ia dibikin puas berkali kali.

Setelah bertukar nomor handphone p

Pria itu kembali melumat bibir Anita.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel