Bab 2 Kau Jahat Sekali
Bab 2 Kau Jahat Sekali
"Samantha, pulang saja dulu, aku akan jelaskan padamu tentang hal ini."
Nelson mematikan teleponnya, dahinya berkerut, matanya jelas menyorotkan kekhawatiran dan kepanikan, dan emosi itu bukan ditujukan untuk istrinya.
Samantha mendorongnya dengan dingin.
"Uruslah urusanmu, lagipula dia memang lebih penting bagimu."
Namun hatinya sedang menitikkan darah.
Nelson masih ingin berkata sesuatu lagi, namun akhirnya ia tidak mengatakannya, ia hanya menyetop sebuah taksi, membawanya untuk naik ke dalamnya, dan buru-buru meninggalkan tempat itu.
Samantha hanya bisa tertawa pahit.
Di saat seperti ini ia malah kepikiran pria lain, pernikahan seperti ini, patutkah ia pertahankan?
Setelah sampai di rumah, pembantunya menyambut Samantha, namun ia berlalu seperti tak mendengarnya saja.
Ia sedang menatap kamar tidur yang bernuansa hitam putih dimana ia tidak terlibat di dalamnya, tiba-tiba ia merasa keberadaannya seperti seorang bodoh saja. Sementara itu pernikahannya terasa seperti adegan yang kompleks, yang sampai saat ini harus disudahi.
Samantha menunggu Nelson semalaman.
Ia tidak sekalipun meneleponnya. Sikap dingin semacam ini terus menghujam hati Samantha.
"Anakku, maaf, mami tidak bisa memberikanmu keluarga yang utuh. Tapi kau tenang saja, mami nanti akan berkali-kali lipat menyayangimu."
Wajah Samantha yang bersimbah air mata, malam itu ia menandatangani surat cerai yang telah dicetak.
Setiap huruf terasa seperti menggores hatinya, mengalirkan darah segar. Samantha telah menandatanganinya, lalu ia melepaskan cincin kawin yang diberikan Nelson padanya, diletakkannya di atas surat cerai itu.
Cincin yang pernah ia anggap sebagai barang berharga miliknya, selama tiga tahun ini, cincin itu telah meninggalkan bekas pada jemarinya. Sampai ketika dilepaskan saat ini, bekas itu masih ada, sama seperti cintanya pada Nelson, menyisakan bekas yang tak bisa dihapuskan.
Samantha takut dia berubah pikiran, takut hatinya kembali melembut, ia pun membulatkan tekad untuk segera angkat koper meninggalkan rumah itu.
"Nyonya, kondisi kesehatan Nona Messie sedang buruk, Tuan Nelson akan selalu menemaninya. Tuan Nelson memerintahkan kami untuk mengantar Nyonya ke luar negeri, kita berangkat sekarang."
Baru saja Samantha keluar dari pintu, ia melihat pengawal Nelson menghadang jalan keluarnya, dan mengatakan hal yang membuat Samantha naik pitam.
"Atas dasar apa menyuruhku ke luar negeri? Aku tidak mau!"
"Maaf, Nyonya, Tuan Nelson telah mengatakannya, ini bukan pilihan Anda!"
Selesai mengatakannya, pengawal itu mendekat dan memukul pingsan Samantha, mendorongnya ke dalam mobil.
Dia didorong ke sebuah gudang kosong, lalu pakaiannya dilepas paksa, seorang pria berbaring di sebelah tubuhnya dan bercinta dengannya. Kamera di sebelahnya itu terus merekam, setiap gerakan tak senonoh itu terekam satu persatu.
"Nona Messie, semua sudah dilakukan dengan baik."
Begitu selesai merekam, orang yang di sebelahnya itu langsung menelepon Messie.
Messie menjawab sambil tertawa dingin, "Bagus. Setelah ini sebarkan ke internet, dan aku percaya Nelson tak akan mau lagi mempunyai istri yang mencoreng namanya. Bereskan semuanya dengan rapi ketika kau keluar."
"Baik."
Setelah pria itu menutup telepon, ia segera menyiramkan bensin ke sekeliling gudang itu dan melemparkan api.
Dalam sekejap api menjalar dan mulai membakar, ditambah dengan bau bensin yang menusuk dan membuat orang sulit bernapas.
Ketika Samantha baru sadar dari pingsannya, sekelilingnya sudah menjadi lautan api. Asap yang tebal membuatnya tak bisa membuka mulutnya, api semakin menjalar dan menjilat-jilat ke arahnya.
"Tolong! Tolong!"
Samantha tidak memedulikan tubuhnya sendiri, ia segera meraih sebatang bamboo di sampingnya untuk memukul-mukul pintu gudang, namun yang terdengar justru adalah suara sang penjaga.
"Nyonya, maaf, ini adalah perintah dari Tuan Nelson. Pergilah dengan tenang, Tuan Nelson akan membuatkanmu sebuah nisan yang indah."
Samantha terdiam.
Nelson ingin dia mati?
Mengapa?
Apa karena ia dan Messie sama-sama hamil? Karena ia ingin memberikan nama Nyonya Nelson pada Messie, sehingga anak mereka dapat lahir tanpa cela?
Nelson, kejam sekali kau!
Bahkan kau tak memikirkan anak darah dagingmu sendiri?
Di tengah kesedihan, Samantha berteriak.
Nelson, aku benci kau! Seumur hidup aku telah buta, mencintai pria sekejam dirimu. Kalau ada kehidupan berikutnya, aku akan membuatmu merasakan dibunuh oleh orang yang kau cintai sendiri!
Api yang berkobar menelan suaranya, ia hanya merasa sulit bernapas, matanya perih, ia tak sanggup lagi bertahan, membiarkan api melalap kulitnya, menelan jiwanya??
Lima tahun kemudian??
Asisten Santo memberikan dokumen yang dipegangnya itu pada Nelson.
"Tuan Nelson, Ini adalah dokumen yang dikirimkan oleh desainer dari HJ Group dari Amerika, katanya hari ini telah sampai di Manado, apa kita mau menyuruh orang untuk menjemputnya? Kudengar desainer ini sangat terkenal di luar negeri, hasil rancangan mobil balapnya sulit didapatkan, kalau bukan karena mereka bekerjasama dengan Group HJ kali ini, mereka pasti tidak akan meminta desainer itu ke tempat kita untuk mengadakan pelatihan."
"Kelselyn?"
Mata Nelson menyipit.
"Ya, desainer Kelselyn."
Santo buru-buru mengangguk.
Desainer Kelselyn adalah desainer mobil balap yang baru mulai naik daun dua tahun ini, katanya mobil balap pertama yang dirancangnya berjudul "Sayap Kasih" itu meraih juara pertama dalam lomba desain internasional, mobil balap ini belum dipasarkan, banyak pihak yang memperebutkannya, tapi katanya Kelselyn hanya memproduksi dua unit, dan harganya selangit, namun tetap saja ada begitu banyak konglomerat yang menginginkannya.
Sampai saat ini karena kerjasama dengan HJ Group, Kelselyn langsung mengunjungi sendiri kota Manado, karena Nelson suka dengan mobil balap, barulah Santo memberitahumu tentang ini. Kalau bisa membuat Kelselyn menetap di Semesta Abadi Group (SAG), maka??
Mata Nelson kembali menyipit.
Ia mengambil dokumen Kelselyn dan melihatnya kembali, dan ia terhenyak ketika matanya terhenti pada nama panggung Kelselyn.