Pustaka
Bahasa Indonesia

Obsession 2

44.0K · Tamat
Imagination
41
Bab
32.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Abigail Amar gadis gendut yang selalu di ejek oleh teman teman temannya.Ia sangat polos, bahkan ia senang ketika Shene menjadikannya taruhan. Karena Abigail mencintai Shene. Bahkan Abigail sangat senang ketika Shene merebut kesuciannya.Ia merasa sangat senang, meskipun Shene hanya melampiaskan nafsunya semata padanya, karena Shene tidak bisa melakukannya dengan Jean.Shene memegang teguh ia akan menyentuh Jean ketika mereka menikah.Hingga akhirnya ia terpaksa melakukannya dengan Abigail. Sebenarnya Shene risih harus melakukannya dengan Abigail, apalagi tubuh Abigail yang gendut.Ia bisa saja melakukannya dengan orang lain misalnya pelacur, tapi ia menyayangkan uangnya. Kenapa repot repot mengeluarkan banyak uang jika yang gratis pun ada.Hingga suatu ketika Abigail menyerah, ia benar benar sakit hati dan menyerah menjadi orang yang polos, betepatan ketika itu ia akan keluar dari sekolah menengah atas, ia pun memutuskan studynya di Amerika.Hingga pada akhirnya ia kembali dan di pertemukan kembali dengan laki laki yang membuatnya tidak percaya akan laki laki lagi.

RomansaFantasiBillionaireDewasaPerselingkuhanOne-night StandPengkhianatanPernikahanMengandung Diluar Nikah

1. Mimpi Buruk

Suara desahan memenuhi sebuah kamar apartemen yang bernuansa klasik, seorang lelaki dan perempuan sekitar berusia 17-18 tahunnan sedang asik bergulat si atas ranjang berukuran king size. Lelaki tampan itu begitu mendominasi sedangkan perempuan di bawahnyak yang bertubuh lebih besar darinya hanya bisa pasrah menerima nafsu birahi lelaki itu.

"Auchhhhh!" Bibir wanita itu terus mendesah, menikmati setiap gerakan yang di lakukan oleh pria yang sangat ia cintai sekaligus lelaki yang berstatus sebagai kekasih kakak tirinya itu.

Sedangkan lelaki itu, semakin mempercepat ritme gerakannya, bahkan perempuan itu merasakan seseuatu yang menyentuh dinding rahimnya. Membuat tangannya refleks bergerak, sedikit meremas rambut lelaki itu.

"Don't! touch! me!" desis lelaki itu, saat tangan

perempuan itu menyentuh rambutnya. Lelaki itu langsung menghentikan aktivitas panasnya. Wajah tampannya ia dekatkan ke telinga perempuan itu.

"Ingat satu hal! Jangan pernah menyentuh ku! Aku yang menyentuh mu!" desis lelaki itu. Tangannya meraih sebuah tali di atas nakas.

"Maaf, Shene," bisik perempuan itu.

Yah lelaki tampan itu bernama Shene Clark Mendell, anak pertama dari Seth Mendell, seorang CEO setengah paruh baya yang sangat di segani di dunia perbisnisan.

"Tangan mu!" kata Shene tanpa mau repot-repot mendengarkan perminta maapan Abi.

"Abigail!" bentak Shene, saat wanita yang bernama Abigail itu tidak kunjung memberikan tangannya.

Dengan patuh karena takut, dan gugup perempuan yang di panggil Abigail itu menyatukan tangannya, membiarkan Shene mengikatnya seperti kejadian kejadian sebelumnya, dan menyatukan tangannya di kepala ranjang seperti biasanya. Setelah melakukannya Shene kembali menggagahi tubuh gemuk itu.

Shene kembali menikmati tubuh gendut Abigail, menerobosan selangkangan yang luar biasa bagi Shene, benar benar surga dunia. Jujur saja Shene pertama kali melakukannya dengan Abigail, Shene memegang teguh seks after marriage, namuun teman temannya benar benar membuat Shene sekarang seolah menjadi seseorang lelaki mantax seks.

Cengkraman tangan Shene semakin mengerat saat ia akan mendepatkan pelepasannya, gerakannya semakin ia percepat, membuat Abigail sedikit meringis karena gerakan Shene yang benar benar sangat tidak beraturan.

"Jeannnnn!" racau Shene ketika mendapatkan pelepasannya.

Sedangkan Abigail hanya bisa memejamkan matanya, saat cairan hangat menerpa rahimnya. Yah Abigail tidak munafik seks benar benar sangat nikmat, apalagi melakukannya dengan seseorang yang dia cintai.

Abigail tidak pernah mempermasalahkan Shene, yang meneriakkan nama jean saat pelepasan Shene. Abigail sudah sangat bersyukur Shene melakukannya dengannya saja. Bahkan ia rela menjadi pembuangan sperma lelaki itu.

Itu sudah biasa, Abigail meminum pil yang di berikan Shene padanya, ia masih waras untuk hal itu, la masih ingin melanjutkan impiannya, jadi 1a masih waras untuk tidak membiarkan dirinya hami diluar nikah. Apalagi Abi sangat meikmatinya, menjadi pelacurbagi Shenenya.

Bagi Abigail Shene adalah segalanya, bahkan ia benar benar merasa cinta mati terhadap lelaki yang baru saja menggagahinya beberapa detik lalu.

Lamunan Abi buyar, ketika Shene tanpa peringatan sedikitpun mencabut miliknya dengan kasar, Abi bahkan meringis.

"Selesai mandi, aku tidak ingin melihatmu, masih di ranjang ku!" desis Shene, ia melumat bibir Abi, melepaskan ikatan tangan Abi, lalu beranjak ke kamar mandi.

Abigail tersenyum. la memegang dadanya, dadanya benar benar berdetak tak karuan. Rasanyaribuan kupu kupu berterbangandi bagian perut dan dadanya. Abi sangat ingin berteriak meneriakan jika dirinya benar benar jatuh cinta kepada Shene.

Abigail terburu buru memungut baju bajunya yang berserakan di lantai kamar apartemen Shene, ia kembali memakai pakaiannya, dan segera pergi dari sana sebelum Shene benar benar keluar dari kamar mandinya.

Dretttt.

Dretttt.

Dretttt.

"Oh, Shit!" umpat wanita yang tengah terbaring di atas ranjang empuknya dengan di belit selimut tebal itu. Tangan mulusnya segera meraba nakasnya, meraih sebuah jam beker yang terus berbunyi nyaring.

Setelah mematikan alarmnya, wanita itu segera bangkit, ia mendudukan tubuhnya punggungnya ia sandarkan di kepala ranjang. Bulu mata lentiknya bergerak lalu kemudian matanya terbuka, korteks mata birunya begitu indah, sesekali ia mengedipkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam korteks matanya.

Wanita itu menghela napas, lalu memperhatikan tangannya, mimpi buruknya lagi. Lagi lagi seks kasar itu lagi. Wanita itu kembali memejamkan matanya. Hatinya benar benar sakit luar biasa saat terbangun karena mimpi buruk yang ia alami selama lima tahun ini.

Shene Clark Mendell, lelaki tampan yang dulu sangat ia cintai tani kini sangat ia benci. Ia sangat membencinya. Apalagi mimpi buruk selalu menghantuinya sejak 5 tahun lalu.

Wanita itu memejamkan matanya, tangannya terkepal saat ia mengingat kembali perkataan perkataan manusia manusia kejam yang pernah menghinanya.

"Cuih! Dari pada menikahi wanita seperti mu, lebih baik aku tidak menikah!"

"Jangan terlalu percaya diri! Kuruskan saja dulu badan gempal mu Aku tidak akan pernah mencintai mu!"

"Bangun dari mimpi indah mu, Abi Kau pikir dirimu siapa? Kau pikir Shene mencintaimu? Kau hanya sebuah boneka seks bagi Shene! Pemuas nafsu, kau tahu? Kenapa tidak jadi bintang porno saja!"

"Kau mempermalukan keluarga kami! Dasar anak tidak tahu di untung kau! Pergi kau dari rumah ku! Ibumu saja tidak pernah memperdulikan mu!"

Perkataan mereka bagaikan kaset kusut di ingatan Wanita itu. Sebelah tangannya meremas perutnya. la benar benar menyesal telah memberikan tubuhnya pada monster itu. Dan membiarkan monster itu menebar benihnya di dalam perutnya.

"Abi! Open the door!" teriak seseorang dari luar kamarnya. Membuatnya terkejut. Sialan Bian Bernarndo, umpat Abi dalam hati. Abi hanya diam, ia malas untuk sekedar menjawab ocehan managernya sekaligus asistennya itu.

Brak!

Pintu apartemen Abi terbuka menampilkan seorang lelaki tampan dengan setelan casualnya. Lelaki tampan itu mendekat ke arah Abi yang sedang duduk di ranjangnya, namun wanita cantik itu masih memejamkan matanya.

"Abi, we are late, damn it! fast wake!" oceh lelaki itu. Lelaki itu menarik selimut yang masih membungkus tubuh indah Abi.

"Oh no! Who are you having sex with anymore, damn it?" ocehnya lagi saat melihat tubuh Abi tidak mengenakan pakaian sehelaipun.

"Berhenti berteriak! Aku pusing!" ujar Abi dengan bahasa Indonesia, wanita itu membuka matanya, lalu bangkit dari ranjangnya. la tidak perduli dengaan keberadaan Bian, apalagi dengan tubuh telanjang bulatnya. Toh lelaki tampan tidak akan pernah menyukai tubuh wanita seindah apapun itu.

Bian menghela napas, ia menggelengkan kepalanya, Abi seperti biasanya wanita itu seenak jidatnya. Bian bahkan tidak menyangka Abigail bisa berubah seperti ini, wanita yang awałnya pendiam poios dan wajah di tekuk, itu yang dulu Bian ihat saat pertama melihat Abigail waktu di Stanford University, saat di San Francisco.

"Abi, Siapa lelaki yang kau tiduri lagi?" pekik Bian.

"Ayolah Bi, tidak setiap aku bertelanjang, aku

melakukan seks!" dengus Abi.

Bian mengelus dadanya, ia menghela napas, meladeni modelnya ini. Ia tidak bisa mengurus setiap kali Abi melakukan kesalahan, seperti masalah masalah sebelumnya, Abi melakukan kesalahan ia berciuaman dengan seorang lelaki beristri saat melakukan nemotretan di Chicago untung saja Bian bisa mengurus agar beritanya tidak sampai menyebar di daratan amerika.

Cepat mandi, aku sudah membeli tiket lagi, karena penerbangan pagi sudah terlambat," ujar Bian seraya mendorong tubuh Abi, agar segera masuk ke dalam kamar mandi.

Abi hanya menurut saja, dengan lemas ia masuk ke dalanm kamar mandi. Ia mengamati tubuh telanjangnya di depan cermin kamar mandi. Bulu mata lentiknya sesekali bersentuhan dengan bulu mata bawahnya, menampilkan mata berwarna biru, mata siapa itu, apa mata ibunya yang berwarna biru? Bahkan Abi tidak mengetahui wajah wanita yang kebetulan melahirkannya itu.

Sedangkan ayahnya? Ya lelaki yang kebetulan memiliki sperma ber-roh-kan dirinya itu bahkan tidak perdul padanya.

Selama 5 tahun di Amerika Serikat, lelaki yang kebetulan sebagai ayahnya itu bahkn tidak pernah menelpon dirinya, bahkn untuk mengirimkan pesan singkat pun tidak pernah.

Abi bahkan pernah berpikir, apa mungkin mereka sudah mati? Hingga mereka tidak pernah menanyakan keberadaannya.

Dan sekarang saatnya? Abi datang ke Indonesia. Untuk melihat ayahnya? Tentu saja bukan, wanita cantik itu secara terpaksa harus terbang ke indonesia, dan bahkan tinggal sementara di sana akibat kecerobohan Bian sendiri.

Bian menandatangani kontrak saat mabuk, ia tidak membaca isi kontarknya saat itu, hingga ia menyetujui kontrak dengan DH Cammpany sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, restoran, travel dan fashion.

Abi melangkah ke dalam bilik mandi, yang terbuat dari kaca, ia menghidupkan showernya, jujur saja Abi tidak suka air, ya ia sangat tidak menyukai air, ia hanya menyukai makan, tidur dan belanja. Baginya uang dan popularitas adalah bagian terpenting. Selain dua hal itu ia tidak menyukai yang lainnya.

Setelah merasa cukup membersihakan diri. Abi segera keluar dari kamar mandinya. Seperti biasa, semuanya sudah siap. Pakaian, koper, tas dan makanan domba, oke itu bagian Bian.

"2 jam lagi kita akan terbang, jadi cepat pakai bajumu, dan makan sarapan siang mu, ujar Bian, lelaki itu sekali kali melirik arloji mahalnya, kenapa tidak kita batalkan saja, kontraknya, Bi!" dengus Abi.

"Kita sudah membahas ini, Abi!"

"Kau tau segalanya, aku tidak menyukai Indonesia," ujar Abi.

"Abi Rusell, kau sudah berbeda, bukan Abigail Amar lagi. Kau ABI RUSELIL model yang sangat professional, kau model terkenal di amerika, kau tau kan DH Commpany itu adalah perusahaan besar, ia salah satu perusaan terbesar di dunia," pekik Bian.

"Bayangkan saja, kau akan terkenal di dunia, bukan hanya di Amerika saja," dengus Bian.

"Ini yang terakhir, aku tidak mau lagi ke Indonesia. Berapa bulan kita di Indonesia?" tanya Abi, ia mulai memakai pakainnya saru persatu di hadapan Bian, sedang lelaki yang berstatus sebagai sahabatnya itu sibuk dengan gadget tablet nya.

"Satu__"

"Oke hanya satu bulan," potong Abi.

"Satu tahun, Abi_"

"What the fuck!" pekik Abi.

"Kau tahukan apa konsekuensinya jika kita membatalkan kontraknya? Aku akan dí penjara, dan kau tidak akan lagi menjadi model lagi, dan bisa jadi perushaan itu bahkan akan menuntut semuanya, dan menjadikan kita gelandangan di dunia," ujar Bian.

"Oh astaga," gumam Abi. Oke Abi memilih diam.

Ia benar benar tak habis pikir, bagaimna Bian bisa menjadi managernya. Jika beberapa bulan lalu Abi bersyukur karena Bian adalah managernya, maka, sekarng ia harus menarik kembali kata katanya itu Bian malah membawanya ke dalam bencana masa lalunya lagi.

Setelah memakai baju berwarna hitam yang hanya menutupi bagian pundak dan payudaranya saja, di padukan dengan celana pendek setengah pahanya, di lengkapi dengan blazer berwarna hitam selututnya, dan jangan lupa dengan sepatu kets hitamnya.

Abi tidak pernah meragukan baju yang sudah disiapakan Bian karena baju itu akan benar benar luar biasa. Seperti sekarang. Abi menggulung rambut panjangnya dengan asal, dan memakai kacamata coklatnya. la melangkah keluar dari kamarnya meninggalkan barang barangnya dan Bian.

"Abi makanan mu!"

"Aku bukan kambing!" teriak Abi dari luar kamarnya. setelah ia melihat sarapannya yaitu dedaunan yang sangat memuakan.