Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

07

“Ojek, bisakah kamu mengantarku ke kompleks Citra Land? Restoran Kayu Manis!” ucapnya sambil menepuk adiknya yang sedang melamun.

"Ee ojek ya.. i am" si tukang ojek menoleh ke arah David yang berdiri di dekatnya. Lalu memberikan Helmnya kepada David. "Untuk menjaga kepala," ucapnya lagi sebelum menghidupkan motor.

tukang ojek melaju kencang di jalan yang macet. sebenarnya tempatnya tidak jauh, jadi ojek hanya membutuhkan waktu dua menit untuk sampai ke tujuan. Terlihat di depan tertulis nama RM Kayu Cinnamon.

David turun dari motor dan memberikan uang tunai 100 dollar. "Tidak usah dikembalikan," ucapnya langsung masuk dan mencari tempat yang dimaksud Juli“Tadi aku sedang memikirkan masalah uang untuk anak menangis yang membutuhkan susu, tapi sekarang aku sudah mendapatkannya, terima kasih” dia mencium uang itu, lalu berkata kembali “mudah-mudahan yang dia dapat berkali-kali lipat dari apa yang dia berikan” lalu ojek tersebut menghidupkan kembali motornya ke HYPERMART terdekat untuk membeli susu.

Sedangkan Daud tidak mengetahui doa dari Ojek tersebut. Dia sudah duduk di hadapan Juli. Masih berjabat tangan. Matanya terus menatap keindahan di depannya.

Juli ini adalah seorang wanita cantik yang rentang usianya tiga puluh ke atas. namun dengan bentuk tubuh yang terawat dan wajah yang putih bersinar sangat Glowing. Tidak ada yang mengira bulan Juli ini sudah menginjak usia tiga puluhan. David bahkan tidak menyangka jika bukan karena sistem yang memberitahukannya saat memindai sosok di depannya.

Nama lengkap Juliana Xiao merupakan keturunan campuran Tionghoa dan Jawa. Kini menjabat sebagai wakil kepala RS Ciputra Mitra Hospital dengan penuh integritas..

"Ehemmm.... Pak David" panggil Juli yang langsung menyadarkan David dari lamunannya.

David segera melepaskan jabat tangannya. “Maaf Nona Juli, saya terpesona dengan kecantikan Anda,” ucapnya jujur.

Dengarkan kata sederhana itu. Wajah Juli langsung memerah. sudah lama sekali tidak ada yang berani menggodanya seperti ini. Mungkin Sejak kematian suaminya lima tahun lalu. Dia bahkan lupa kalimat romantisnya.

"Jangan menyanjungku. Kami di sini bukan untuk rayuan. tapi untuk urusan bisnis" jawabnya dengan wajah dingin. padahal dalam hatinya dia sangat senang dipuji oleh orang tampan dan kaya raya seperti David.

Tapi meski tanpa senyuman, wajahnya tetap cantik. Karena yang terlahir cantik tidak perlu memoles dengan skin care untuk tampil cantik..

Juli segera mengeluarkan surat-surat yang diperlukan untuk tanda tangan David, ia pun menginstruksikan di mana harus menandatanganinya.

“Saya serahkan semuanya pada anda Nona Juli, saya hanya akan menerima dividen saja” ucap David. Karena dia tidak begitu paham tentang saham.

Setelah selesai serah terima mereka berpisah.

David mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Larissa lalu menelponnya. Setelah berdering dua kali, telepon tersambung.

"Halo... David" terdengar suara ceria dari seberang telepon.

"Selesai?"

"Ini baru saja selesai, kamu dimana sekarang?" tanya Larissa yang sudah keluar dari ruang pemeriksaan.

"Aku menunggumu di pintu keluar," kata David.

Beberapa waktu disana menunggu Larissa dan nenek Sofia terlihat. Dan sesuatu terbang ke arahnya. "Tangkap.." ucap Larissa yang rupanya melemparkan kunci mobilnya. “Kamu bisa mengemudi kan? Tanya Larisa.

David mengangguk dan dia menekan tombol yang ada di gemboknya. Sebuah mobil putih terdengar.

David menghampiri dan membukakan pintu belakang mobil untuk nenek Sofia. Lalu bertanya, “Kita mau kemana?”

“Ke rumahku tentunya,” ucap Larissa lalu memberitahukan alamatnya yang ternyata berada di kompleks Pesona Modern.

"Sistem menampilkan GPS menuju jalan Pesona Modern"

Tampilan layar biru langsung menampilkan peta lokasi sampai tujuan..

setelah beberapa menit mereka sampai di tempat tujuan.

“Silakan masuk… jadikan rumahmu sendiri” kata nenek Sofia sambil tersenyum cerah karena curiga cucunya mungkin telah jatuh cinta pada pemuda tersebut.

"Baik nek.. Tapi kalau aku menggadaikannya boleh tidak?" jawab David sambil terkekeh sambil bercanda. Membuat Nenek Sofia tersenyum kecut....

Makan malam selesai tanpa insiden.

Perumahan Pesona Modern nomor 2, depan pagar.

Dua orang di bawah sinar bulan saling berhadapan.

"Terima kasih untuk makan malamnya.aku pulang dulu" ajak David mengawali pembicaraan.

"Aku harus berterima kasih padamu, kenapa kamu tidak mau diantar? Bolehkah pulang sendirian di malam seperti ini?"

“Sama sekali tidak perlu, aku laki-laki jadi santai saja. tidak ada wanita yang akan menculikku," ucapnya lalu berbalik dan mengayunkan kakinya tanpa menoleh ke belakang, padahal Larissa sudah mengharapkannya.

David mengambil beberapa langkah. Suara langkah kaki berlari terdengar di belakangnya, David menoleh karena penasaran. "Ini hadiah..." sebuah ciuman mendarat tepat di pipi kanan David. Larissa segera berbalik dan berlari meninggalkan David yang membeku disana.

"Apa maksudnya menciumku, apakah ini tanda sayang?" Jantungnya berdebar kencang.

Ini pertama kalinya David dicium oleh wanita selain ibunya.

sambil berjalan David masih membayangkan ciuman kejutan itu. “Sudah larut, kembali ke Sky Pavilion terlalu malas, haruskah aku mencari hotel saja?” Beberapa langkah lagi dia teringat tentang sistem imbalan. "Kalau tidak salah aku punya rumah di sekitar sini, sistem menunjukkan di mana rumah yang baru kudapat!"

(Ding.... Rumah terdeteksi, rumah ada di sisi kanan Tuan, dan kunci rumah ada dalam inventaris)

David segera menoleh ke kanannya dan disana dia melihat seorang satpam. karena Rumah nomor satu adalah rumah terbaik di komplek tersebut, jadi harus ada satpamnya.

"Selamat malam tuan, ada yang bisa saya bantu?" kata penjaga keamanan.

"Hmm satpam ini juga ramah" David tersenyum padanya, lalu dia mengeluarkan sertifikat rumah dan kunci rumah bertanda Nomor satu lalu memberikannya pada satpam tersebut. "Aku ingin memeriksa rumah ini" katanya.

Satpam mengambil file tersebut, lalu melihatnya sebentar untuk memastikan kebenarannya dan dia mengambil buku catatan di postingan “Tuan Muda. File ini cocok dengan catatan yang saya miliki.” Dia berkata dan membuka gerbang lebar-lebar. "Silakan masuk dan selamat datang. Nama saya Taufik, Anda bisa menelepon saya kapan saja!"

"Kamu sendiri" tanya David sebelum meninggalkannya.

“Saya sama-sama Tuan Muda, tapi teman saya sedang buang air kecil” Jawabannya singkat padat.

“Baiklah, aku menginap dulu” lalu dia memberiku beberapa lembar uang tunai. “Bagikan ke temanmu” ucapnya lagi.

Di dalam rumah. David segera menggeledah kamar, lalu dia mandi dan berganti pakaian.

Dreeeeet... Ponsel di atas meja bergetar lalu dia melihat siapa yang menelponnya.

“Halo… Ada apa? Apakah kamu merindukanku?” canda David kepada Larissa yang kini berada di seberang sana.

"Jangan berpikir terlalu jauh" jawabnya agak tegang Karena David sudah mengetahui niatnya "Kamu sudah pulang?" Larissa bertanya lagi setelah hening beberapa saat.

"Iya. Aku di sebelah rumahmu. Ternyata rumah nomor satu di kompleks ini adalah milik paman pamanku."

kenapa itu tidak mungkin sebuah kebetulan? Bolehkah saya pergi ke sana?” Larissa tertawa bercanda namun ditanggapi serius oleh David.

“Kemarilah kalau kamu mau. Aku juga sendirian, aku tidak punya teman di rumah sebesar ini” ucapnya jujur. Namun kemampuan menipu bisa membuat wanita merasa bahwa sapaan tersebut adalah ajakan yang menarik.

Ting-tong, bel berbunyi cepat. "Buka pintunya Dong" ucapnya saat terdengar suara di telpon

David segera berlari keluar kamarnya menuju pintu utama. Di sana dia melihat seorang gadis yang sangat menawan. Mengenakan baju tidur panjang namun dengan celana pendek dan ketat. Tunjukkan padaku sesuatu yang indah.

David menelan ludah. lalu berkata "Silakan masuk tuan putri" ucapnya lalu membawa Larissa ke ruang tamu..

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel