Ringkasan
Seorang artis ternama terlibat skandal dengan seorang billionaire yang sudah memiliki kekasih. Hubungan rumit membuat mereka semakin masuk ke dalam jurang asmara yang membuat mereka sama-sama terjerat.
Bab 1. Jerat Satu Malam
"Cheers, untuk keberhasilan kau terpilih sebagai pemeran utama di film yang dinantikan public. You are doing a good job, Athena,” tukas Julia seraya menyesap wine di tangannya.
Malam ini, sebuah klub mewah mewah di New York, 1 OAK Nightclub, menjadi tempat tujuan Athena dan Julia untuk merayakan keberhasilan Athena dalam terpilihnya menjadi pemeran utama dalam sebuah film yang dinantikan semua orang.
Tatapan semua pria kini tertuju pada Athena yang terlihat begitu menawan. Gaun panjang berwarna merah, dengan belahan dada yang tinggi membuat Athena sangat cantik. Sudah sejak tadi para pria tidak berkedip menatap Athena. Ya, Athena Morris, tentu semua orang mengenalnya. Artis sekaligus model terkenal ini, selalu menjadi idola para pria. Tidak ada pria yang tidak mengagumi sosok Athena Morris. Cantik dan sempurna, itulah yang para pria gambarkan tentang sosok Athena Morris.
Athena tersenyum puas. "Sudah aku katakan padamu, aku tidak akan mungkin tidak terpilih. Pasti aku akan terpilih dalam film itu."
Julia memutar bola matanya malas. "Ya, ya… Kau ini sejak dulu memang sangat hebat. Dan aku mengakuinya."
Athena mengedikan sebelah bahunya, lalu menegak vodka ditangannya hingga tandas.
"Athena, apa kau ingin berdansa? Sepertinya di sana kita akan menemukan pria tampan," ucap Julia dengan tatapan yang tak lepas menatap lantai dansa. Sesekali, dia mencuri pandang pada pria-pria yang ada di sana.
"No, aku tidak berminat, " tolak Athena malas.
Julia mendegus. "Baiklah, kau duduk sana di sini, dan nikmati kesendirianmu. Aku ingin mencari pria tampan." Kemudian dia bangkit berdiri, berjalan meninggalkan Athena menuju lantai dansa.
Athena tidak memedulikan ucapan Julia, dia memilih kembali memesan vodka pada sang bartender. Dia langsung menegak vodka yang dia pesan hingga tandas. Entah sudah gelas keberapa, dia menegak minumanya. Dan Athena pun tidak peduli, baginya malam ini waktu untuknya bersenang-senang. Kepalanya mulai memberat, namun dia tidak memedulikan. Lagi pula, bersantai sembari menikamti suasana di klub malam ini adalah hal yang membuat Athena tidak merasa bosan. Ketika minumannya telah habis, Athena kembali memesan vodkanya, menegak minumannya hingga tandas. Meski kepalanya semakin memberat, akibat terlalu banyak minum alkohol, tapi dia sama sekali tidak peduli jika harus mabuk.
Seketika, tatapan Athena teralih pada sosok pria yang di duduk di seberangnya. Tubuhnya mematung menatap pria yang tidak asing baginya, duduk di seberangnya. Terlihat pria itu yang tampak seperti mabuk. Kini mereka saling menatap satu sama lain, Athena begitu terkejut melihat pria itu. Athena menggelengkan kepalanya, meyakinkan apa yang dia lihat itu salah. Tapi tidak, pria yang ada di seberangnya itu nyata. Pria di seberangnya itu begitu mirip dengan seseorang yang begitu dia kenali. Terlebih tatapan matanya, sebuah tatapan yang mampu melumpuhkannya. Napas Athena memburu, kala dirinya dan pria yang duduk di seberangnya saling bertatapan.
'Tidak, itu tidak mungkin dia. Dia tidak mungkin ada di sini,' batin Athena, tatapannya masih tak lepas menatap sosok pria yang ada diseberangnya itu. Athena berusaha untuk tenang, meyakinkan dirinya apa yang dia lihat itu salah. Pria itu bukan pria yang selama ini dia hindari.
"Hi, ingin berdansa denganku?" Seorang pria asing duduk di samping Athena, sontak membuat Athena sedikit terkejut karena ada yang tiba-tiba menyapanya.
"No, thanks," tolak Athena dengan lembut.
"Apa kau tidak bosan sendiri di sini? Lebih baik kita bersenang-senang dengan berdansa," ucap pria itu lagi yang kembali mencoba mengajak Athena.
"Tidak, aku tidak tertarik," tukas Athena dingin, dan terlihat begitu enggan menanggapi pria asing yang tiba-tiba menghampirinya itu.
"Mungkin kau mau minum denganku?" Pria itu menawarkan minuman pada Athena, dengan senyumannya yang menggoda pada Athena.
Athena tidak menjawab, dia langsung menegak vodka yang diberikan padanya. Seketika kepalanya semakin memberat. Dia bahkan sudah tidak lagi mengingat sudah gelas keberapa minumannya itu. Hingga kemudian, Athena memilih pergi meninggalkan pria yang sejak tadi mengganggunya itu, dengan susah payah, Athena berjalan menuju toilet.
***
Athena membasuh wajahnya dengan air. Dia hendak mencari ponselnya, namun dia langsung mengumpat kasar ketika menyadari ponsel dan dompetnya tertinggal di tempat tadi. Kepalanya kian memberat. Akibat minum terlalu banyak, dia tidak memedulikan dirinya yang mabuk. Kemudian, Athena berbalik, dia kembali melangkah meninggalkan toilet.
Seketika saat Athena tiba di depan toilet, dia berpapasan dengan sosok pria yang sejak tadi dia lihat. Terlihat pria itu terlihat seperti tengah menahan sakit. Sesaat Athena dan pria itu saling menatap satu sama lain. Tampak manik mata coklat milik pria itu benar-benar menghipnotis Athena. Kini tatapan pria itu menatap Athena begitu dalam. Pandangan mereka saling mengunci satu sama lainnya. Pria itu pun tidak henti menatap Athena. Tatapan kagum begitu terlihat di mata pria itu.
Hingga kemudian, baik Athena dan pria itu sama-sama mendekat satu sama lain. Athena sungguh tidak mengerti, manik mata coklat milik pria itu tidak mampu dia abaikan. Nyatanya pria itu benar-benar membuatnya hilang kendali. Dengan kepala yang memberat, dan kesadaran yang tidak sepenuhnya pulih, Athena mulai membawa tangannnya menyentuh dengan lembut rahang pria itu. Namun seketika, Athena menatap pria itu dengan begitu lekat. Wajah pria itu sangat mirip dengan seseorang yang selama ini dia rindukan. Rambut berwarna coklat gelap serta iris mata coklat yang begitu dia kenali.
Pria itu menggeram, sudah sejak tadi dia merasakan panas ditubuhnya. Tubuhnya tidak mampu lagi menahan. Terutama kala Athena mulai menyentuh dirinya. Pria memejamkan matanya, ketika tangan Athena menelusuri wajahnya dengan begitu lembut. Kemudian pria itu menarik tengkuk Athena, dia langsung menyambar bibir Athena, melumatnya dengan sedikit kasar. Tidak hanya diam, Athena mengaitkan tangannya membalas pagutan yang diberikan pria itu. Bibir mereka saling mencecapi bergantian. Lidah mereka saling berpagutan. Sungguh saat ini, Athena benar-benar kehilangan akal sehatnya. Alkohol membuat dirinya lupa diri. Dia tidak memedulikan dengan siapa dirinya berciuman.
"Kau sangat cantik," bisik pria itu seraya mengecupi leher jenjang Athena.
Athena tersenyum. "Dan kau juga sangat tampan."
"Aku ingin menghabiskan malamku bersama denganmu. Kali ini aku tidak bisa lagi menahan diriku." Pria itu menangkup kedua pipi Athena, mata mereka saling menatap satu sama lain. Terlihat hasrat dikedua mata mereka.
Athena berjinjit, dia mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu seraya berbisik dengan nada menggoda, "Aku tidak mungkin menolak menghabiskan malamku bersama denganmu."
Pria itu menyeringai puas. Tanpa menunggu lama, pria itu menarik tangan Athena berjalan meninggalkan tempat itu. Athena pun menurut, dia bahkan tidak memedulikan siapa pria itu. Pria itu membawa Athena ke sebuah hotel yang tidak jauh dari klub malam. Terlihat Athena tidak memedulikan siapa pria itu. Hanya dengan menatap matanya, Athena seperti mengenal pria itu dengan baik. Nyatanya, manik mata coklat milik pria itu benar-benar menghipnotis Athena.