Pustaka
Bahasa Indonesia

Mengandung Benih CEO

20.0K · Ongoing
Aiandra
56
Bab
173
View
9.0
Rating

Ringkasan

Adelia Indriani terpaksa menikah kontrak selama tiga bulan dengan CEO bernama Arsenio Arfandra. Perjanjian di antara mereka, tidak akan saling menyentuh satu sama lain setelah menikah. Akan tetapi, dalam semalam mereka melakukan kesalahan dan malah bercinta karena ramuan dari sang mama. Namun, belum tiga bulan usia pernikahan kontrak mereka. Sang bunda dari Arsenio mengusir Adelia dari rumah sang anak tanpa sepengetahuan Arsenio. Setelah satu bulan berlalu Adelia justru telah mengandung benih dari Arsenio. Akankah Arsenio bertanggung jawab atas kehamilan Adelia?

RomansaMetropolitanPresdirDesainerIstriKawin KontrakKeluargaPernikahanMenyedihkanBaper

Bab 1

Sore hari, mobil Arsenio tiba-tiba harus mencium pohon kersen. Dia membanting stir ke kanan demi menghindari tabrakan lebih parah. Dia lalu turun dari mobil dan menghampiri orang yang menabrak mobil dia.

"Berengsek! Bisa bawa motor tidak sih?" Arsenio menatap tajam mata Adelia.

"Maafkan saya, saya tidak sengaja." Adelia mengangkat kedua tangannya memohon lalu memperhatikan mobil Arsenio. "Ya ampun mobilnya rusak parah lagi," batin Adelia.

"Aku tidak peduli kamu sengaja atau tidak! Lihat mobil depanku, kamu harus mengganti kerusakannya!" marah Arsenio.

"Iya, pasti saya ganti, tapi jangan hari ini saya benar-benar tidak ada uang." Adelia memelas kepada Arsenio.

Arsenio menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan Adelia. "Kapan kalau bukan hari ini? Waktuku sangat berharga, aku tidak mau buang-buang waktu berurusan dengan orang tidak penting macam kamu!" desis Arsenio lalu merogoh dompet di saku jas dan mengambil Kartu nama, "aku kasih waktu sampai besok, kamu harus bisa menggantinya." Arsenio menyerahkan kartu nama kepada Adelia.

Adelia membelalakkan matanya. "Besok ...."

"Pokoknya aku tidak mau tahu. Besok kamu harus bisa menggantinya!" Arsenio memotong ucapan Adelia. "Besok uang dua puluh juta harus ada. Mobil mewah ini bukan mobil biasa."

"Perbaikannya tidak main-main. Hanya orang-orang penting dan berduit tebal yang mempunyai mobil ini," desis Arsenio.

Adelia hanya bisa menelan salivanya sendiri setelah mendengar ucapan Arsenio.

***

Malam hari, Adelia sedang berada di kamarnya. "Bagaimana ini? Tidak ada yang punya uang segitu. Pinjam ke Bu Tari tidak mungkin aku masih punya hutang. Itu pun dipotong tiap bulan. Bilang sama ibu juga tidak mungkin, ibu jangan sampai tahu masalah ini," monolog Adelia.

***

Keesokan hari, Adelia sudah berada di perusahaan Arsenio. Dia sudah duduk di sofa. Begitu pun dengan sang CEO, dia ditemani asisten pribadinya bernama Bagas.

Arsenio mengerutkan keningnya memperhatikan Adelia. "kenapa diam saja? Kamu datang ke sini untuk membayar kerusakan mobilku 'kan? Jangan buang-buang waktu. Setengah jam lagi aku akan rapat." Arsenio melihat jam tangannya.

"Iya, maaf, Pak Arsenio. Saya ... saya hanya punya uang dua juta saja. Nanti separuhnya saya cicil." Adelia menatap Arsenio lalu menundukkan wajahnya.

Arsenio menyunggingkan senyum setelah mendengar ucapan Adelia. "Makanya bawa motor yang benar!" ketus Arsenio, "dan aku tidak mau menerima uang dua juta dari kamu."

"Aku hanya ingin uang dua puluh juta dari kamu Kurang satu peser pun aku tidak akan mau menerimanya. Mengerti kamu!" desis Arsenio.

Adelia pun bingung sendiri setelah mendengar ucapan Arsenio, dia berpikir sejenak lalu berbicara kepada sang CEO. "Tolong kasih saya waktu. Saya akan mencarinya dalam seminggu ini," pinta Adelia.

"Seminggu kamu bilang? Kamu mau mempermainkanku!" bentak Arsenio.

"Tidak kok. Siapa yang mau mempermainkan Anda," sahut Adelia, "Saya hanya butuh waktu karena buat saya uang segitu sangatlah besar."

"Apa jaminannya kalau dalam seminggu kamu tidak bisa mendapatkan uang dua puluh juta?" tantang Arsenio.

"Emm ... Pak Arsenio boleh melakukan apa saja kepada saya," kata Adelia.

Setelah Arsenio mendengar ucapan Adelia, dia langsung memperhatikan Adelia secara intens. Dia lalu menoleh kepada Bagas yang duduk di sampingnya sambil tersenyum miring.

"Asisten Bagas kamu saksi kalau dia akan melakukan apa saja. Jika dia tidak bisa membayar tepat pada waktunya," ucap Arsenio.

"Iya, Pak Arsenio," Sahut Bagas.

Adelia merasa bingung melihat Arsenio seperti itu. Dia memperhatikan Arsenio lalu kepada Bagas.

"Gawat, sepertinya aku salah bicara," batin Adelia.

"Melakukan apa saja? Kamu tidak takut aku minta macam-macam sama kamu karena kamu bilang apa saja," tanya Arsenio.

"Iya, Pak. Tapi bukan melayani dalam hal ranjang. Yang lain saya akan melakukannya saya berjanji. Asalkan bukan masalah tidur bersama," urai Adelia.

Arsenio menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan adelia. "Kepedean sekali kamu mengatakan hal itu. Lagian siapa yang mau tidur denganmu?"

"Jangan sok, kepedean jadi perempuan. Aku pun tidak berminat tidur denganmu dan aku sedikit pun tidak tertarik denganmu," decit Arsenio,

"Baguslah," gumam Adelia lalu menunduk.

"Apa kamu bilang? Kamu bicara apa barusan?"

"Tidak, Pak, saya tidak bicara apa-apa," kelit Adelia.

***

Adelia sedang berada di tempat kerjanya. Dia sedang membungkus pakaian yang sudah dipesan oleh pembeli sambil melamun. Dia bekerja di toko online milik Bu Tari.

"Hei, Adelia, kamu malah melamun lagi." Mita menyenggol badan Adelia. "Kamu belum dapat uang sebanyak itu?" tanya Mita.

"Aku bingung harus cari ke mana lagi. Ini saja aku sudah malu pinjam sama teman-temanku termasuk kamu. Walaupun aku sekarang bisa pinjam lagi ke Bu Tari."

"Aku tidak mungkin pinjam uang sebanyak itu. Aku harus pinjam ke mana lagi?" urai Adelia lalu memajukan bibirnya.

"Sorry ya, Del. Aku tidak bisa bantu kamu." Mita merasa tidak enak.

"Sudah tidak apa-apa. Aku kesal saja sama CEO itu. Dasar tuh, CEO sialan! Dia benar-benar tidak mau dicicil. Wajah saja tampan, tapi gayanya amit-amit," umpat Adelia.

***

Seminggu berlalu saatnya Adelia bertemu Arsenio. Mereka janjian di cafe di jam makan siang.

"Ternyata Pak Arsenio belum datang." Adelia melihat jam tangannya.

Adelia kemudian duduk di kursi kosong. Dia sudah bingung sendiri, bagaimana akan menjelaskan kepada Arsenio. Tidak lama kemudian Bagas datang menghampiri Adelia.

"Asisten Bagas! Emm, Pak Arsenionya ke mana?" Adelia merasa bingung karena yang datang asisten pribadi Arsenio.

"Maaf, Nona, Pak Arsenionya sedang ada keperluan. Jadi saya yang mewakili Pak Arsenio," jawab Bagas lalu duduk di kursi bersebrangan dengan Adelia.

"Bagus deh," celetuk Adelia.

"Kenapa Anda senang sekali tidak bertemu dengan bos saya?" tanya Bagas.

"Bos Anda sangat menyeramkan."

"Makanya, Anda jangan sekali-kali berurusan dengan Pak Arsenio. Apa lagi kesalahan Anda fatal karena telah merusak mobil kesayangan Pak Arsenio," timpal Bagas, "ya sudah langsung ke pokok permasalahan. Mana uangnya?" lanjut Bagas.

"Em, maafkan saya, asisten Bagas. Saya tidak bisa melunasi semuanya. Saya cuma punya uang tujuh juta saja," kata Adelia.

"Kamu, 'kan bilangnya hari ini akan dilunasi. Kenapa tidak tepat waktu? Anda jangan mempermainkan Pak Arsenio," ucap Bagas.

"Saya tidak mempermainkan Pak Arsenio. Saya sudah berusaha, tapi tetap saja saya tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu," keluh Adelia.

"Oke, karena Anda tidak bisa menepati janji dan Anda pernah mengatakan Anda akan melakukan apa saja untuk Pak Arsenio. Jadi Anda tidak akan bisa menolak permintaan Pak Arsenio. Camkan itu!"

"Iya ... iya." Adelia menjawab terbata.

"Ada pilihan lain jika Anda tidak bisa melunasinya. Hutang Anda akan dianggap lunas, asalkan Anda bersedia menikah kontrak dengan Pak Arsenio!"