Ringkasan
Tiga tahun menikah tanpa sedikitpun merasakan dicintai oleh suami. Li Mayleen, harus merasakan pil pahit pernikahan seperti ini ketika dirinya terpaksa menikahi Gu William. Bagi Gu William, istrinya itu adalah pion catur yang dia gunakan untuk membalas dendam. Kakak Mayleen adalah seorang dokter bedah jantung, sedari kecil Mayleen memiliki penyakit jantung dan transpalasi jantung adalah satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan hidup adiknya itu. Mayleen sudah menunggu lama untuk bisa mendapatkan donor jantung yang tepat. Namun tiba-tiba, Li Jancent menerima pasien wanita dan mendapati bahwa wanita tersebut telah mengalami kematian batang otak, wanita ini pada dasarnya sudah meninggal karena otaknya sudah tidak berfungsi, sementara jantungnya masih belum mengalami kerusakaan. Li jancent langsung saja mengevaluasi dengan cepat, sebelum organ-organ yang lain menyusul mati. Setelah menemukan kecocokan dengan Li Mayleen. Maka dengan Impulsif, dia diam-diam melakukan operasi transpalasi jantung untuk menyelamatkan nyawa adiknya itu. Disinilah awal mulai badai pada keluarga Li terjadi, wanita yang sedang ada di meja operasi adalah tunangan dari Gu William. Pemilik Gu Corporation, yang menguasai bisnis di bidang transportasi dan bidang bisnis lainnya. Gu William menghancurkan karir cemerlang Li Jancent, dan tidak hanya sampai disitu saja, dia menjadikan Li Mayleen sebagai istrinya dan mengatakan kepada Li Jancent bahwa dia akan memastikan adiknya itu akan tinggal di neraka. Li Mayleen bertahan, hanya demi menjamin nyawa Li Jancent tetap pada tempatnya, karena Gu William menjadikan kakaknya itu sebagai sandera agar dia tidak pernah berpikir untuk bisa melarikan diri darinya. Akankah keteguhan hati Li Mayleen dapat mengetuk pintu hati Gu William dan malah membuatnya jatuh cinta kepadanya, atau sebaliknya?
PIL PAHIT
TIGA TAHUN YANG LALU
"Brak" terdengar tendangan pintu di salah satu kamar rumah sakit. Li Jancent berdiri di sisi ranjang Li Mayleen. Baginya sudah menyelamatkan nyawa adiknya ini, maka dia sudah tidak kekhawatiran terbesarnya lagi. Li Jancent sudah siap menerima resiko terbesar, namun itu sepadan asalkan Li Mayleen selamat.
Gu William langsung saja memberikan pukulan keras ke perut Li Jancent. Gu William memandangi Mayleen yang masih terpucat.
"Bawa dan pindahkan dia!" perintah William kepada beberapa staff dokter.
"Apa yang mau kau lakukan kepadanya? lepaskan dia!" pekik Li Jancent seraya mencoba berdiri menahan sakit.
Namun Gu William sekali lagi memukul Li Jancent, "aku akan menikahi adikmu, dan akan memastikan dia hidup seperti di neraka!" ancam William.
"Dan kau, aku akan memastikan kau akan tinggal membusuk di penjara untuk waktu yang lama," tukas William lagi.
Bagi William, Li Jancent dan Mayleen adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Lisa, karena Li Jancent mentranspalasi jantung Lisa kepada Li Mayleen tanpa persetujuan, meskipun secara medis Lisa memang sudah tidak dapat diselamatkan.
Li Jancent mengambil keputusan tersebut, karena melihat jantung Lisa masih dalam kondisi baik, dan harus segera dipindahkan kepada Mayleen, agar nyawa Mayleen terselamatkan. Tiga tahun berlalu, dan Mayleen harus menerima pil Pahit menikah dengan pria yang tidak pernah menganggapnya ada.
Li Mayleen, terlelap diranjang besarnya itu. Tiba-tiba matanya terbuka ketika merasakan ada sesuatu yang menindihnya, "William," gumam Mayleen terkejut.
"Kau mabuk," ujarnya.
Dengan kasar William melucuti piyama yang Mayleem kenakan, "Eii…. ini kau mau apa?"
"Kau istriku, jadi sudah seharusnya. melayaniku," jawab Gu William.
William benar-benar menghabisi Mayleen diatas ranjang tanpa ampun, meninggalkan jejak merah di sana sini pada tubuh Mayleen.
Bercinta dengan suami sendiri adalah hal yang menyenangkan, namun Mayleen ingin itu terjadi dalam keadaan sadar, bukan ketika william dalam keadaan mabuk.
Karena jika dalam keadaan sadar maka William tidak akan pernah mau menyentuh istri sah nya ini.
Di pagi hari, dengan masih di bawah selimut. Mayleen memperhatikan sosok pria berbadan tinggi tegap yang menggunakan setelah hitam. Wajah tampannya terlihat tegas dan memiliki sudut-sudut tajam. Terlihat dewasa, ningrat dan acuh tak acuh dan sulit untuk di dekati, begitulah Gu William.
Mayleen masih mengembalikan kesadarannya tahu-tahu Gu William sudah mengangkat kaki panjangya yang dibalut celana panjang dan pergi meninggalkan kamar mereka. Mayleen pun bangun duduk dan mematung memandangi kepergian suaminya itu, suami yang dingin seperti dinginnya es di kutub utara.
Dunia Mayleen tak lama kemudian terasa bergetar, pria yang dia nikahi ini adalah pria terkaya di Tiongkok, namun Mayleen merasa tidak pernah menjadi istrinya karena Gu William memperlakukannya bak boneka kayu yang tidak memiliki hati. Yang bisa dia lukai kapan saja jika dia mau.
Gu William adalah tipe orang yang bisa membuat orang lain merasa ketagihan, dia beracun seperti opium. Pria ini sangat berbahaya sekali terbius olehnya maka kau tidak akan pernah bisa lepas darinya. Ini pun berlaku bagi Mayleen, yang sudah menjalani pernikahan selama tiga tahun, meski William memberinya neraka, namun Mayleen tidak bisa melepaskan diri darinya.
Mayleen bangun dan membersihkan dirinya, lalu berpakaian rapih. Hari ini departemen marketing hotel akan sangat sibuk karena akan ada acara promosi resort baru yang akan dibuka oleh Gu Corporation ini.
Salah satu tugas utama marketing hotel adalah bagaimana membuat konsumen atau pelanggan loyal terhadap hotel mereka dan mau datang kembali. Meski demikian, marketing juga sering berfungsi sebagai humas , yaitu menerima komplain dari para tamu.
Mayleen dan William, selama tiga tahun di pernikahan mereka tetap memilih tidur di kamar terpisah. Mayleen menuruni tangga rumahnya yang besar itu dengan cepat. Mayleen nampak terlihat manis dengan setelan pakaian yang berwarna pink dan putih itu. Rambut panjang yang di kuncir tinggi, kulit putih halus dan alis yang yang terlihat seperti pohon willow.
Kuncir Mayleen bergerak ke kanan dan ke kiri begitu Maylen berlari-lari di koridor hotel, "bagaimana?" tanyanya kepada salah satu panitia.
"Semua sudah siap," jawabnya dengan yakin.
"Kerja bagus," jawab Mayleen seraya membolak-balikan berkas yang sedang dia pegang.
"Satu jam lagi kita berangkat!" ujar Mayleen seraya memberikan tanda tangan di berkas yang tadi diberikan oleh salah satu panitia. Mayleen adalah Manajer marketing yang ditugaskan untuk mengisi materi acara yang akan menpromosikan Resort yang baru saja dibuat oleh Gu Corporation.
William menempatkan Mayleen di departemen marketing, karena departemen ini memiliki ritme kerja yang sangat sibuk. Jadi melihatnya tersiksa sungguh menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi william.
William baru saja sampai di Gu Corporation, ketika Mayleen dan tim nya akan berangkat ke resort baru yang akan dibuka. Mayleen membawa setumpuk berkas di kedua tangannya, Gu Hansen datang dari belakang dan segera membantu membawakan setumpuk berkas tersebut.
"Kau akan menjadi pendek, jika selalu membawa benda-benda berat," ujar Gu Hansen menggodai Mayleen.
"Haish kau ini..." jawwb Mayleen dengan tersenyum.
Mayleen pun berlari kecil untuk mengejar langkah Gu Hansen. Hari ini selain dirinya, maka Gu Hansen selaku Direktur marketing juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembukaan perdana Resort ini.
Gu William, tersenyum menyeringai melihat istrinya itu begitu akrab dengan pria lain di depan matanya. Sebenarnya berkas yang Mayleen bawa adalah berkas-berkas data yang berisi identitas para klien.
Gu William meminta Mayleen untuk mengupdate data-data informasi tersebut, dan paling lambst diberikan kepadanya esok hari. Karena hari ini akan tersita banyak waktu, maka Mayleen memutuskan membawa pekerjaan tersebut ke acara hari ini.
Gu Hansen mengetahui bahwa kakak sepupunya itu sedang memberi kesusahan kepada Mayleen, namun juga tidak bisa berbuat banyak. Hanya bisa membantu meringankan saja.
Di malam hari saatnya acara digelar, tamu-tamu pun berdatangan. Nampak Gu William datang dengan Reina, salah satu wanita yang dekat dengan Gu William. Melihat hal ini bagi Mayleen sudah terbiasa seperti memakan nasi yang dia makan di setiap hari, jadi tidak membuatnya terkejut sama sekali.
"Kakak kau harus baik-baik tinggal di sana," gumam Mayleen dalam hati.
Acara pembukaan perdana Resort Gu pun selesai, Mayleen benar-benar menahan lelah. Mayleen hanya ingin segera pulang dan merebahkan dirinya di ranjang besarnya yang bergaya eropa. Mayleen masuk ke dalam ruangan VIP, untuk mengambil tas yang berisi baju seragamnya.
"Aah....ah..." langkah Mayleen terhenti ketika mendengar lenguhan suara antar pria dan wanita.
Tak ingin menggangu, Mayleen segera saja mengambil tas dan bergegas terburu-buru pergi meninggalkan ruang VIP tersebut. Namun tanpa sengaja menyenggol sebuah Vas bunga.
"Prang" mayleen memandangi vas yang telah terpecah belah tersebut.
"Sregh" Mayleen menoleh pada pintu yang baru saja terbuka, itu adalah Gu William yang sedang merangkul pinggul ramping Reina.