Bab 3 Jantung peri suci
Mata Lian mengintip, dia meremas baju yang membalut Long wang.
Ke-kenapa si bodoh Long menggendongku? Ke mana dia akan membawaku? Apa jangan-jangan dia akan merebusku dan menjadikan dagingku sebagai sup?
Banyak pertanyaan tidak masuk akal memenuhi benak Lian. Dia sangat cemas dan takut karena sebelum-sebelumnya orang di istana mengatakan bahwa Lian sudah bersikap kurang ajar pada Long wang.
Long wang membawa Lian ke dalam kamar pribadinya. Di koridor luar, tepatnya di kedua sisi pintu sana para pelayan berbaris untuk menunggu perintah Long wang. Mereka terkejut melihat Long wang menggendong seorang wanita. Di istana sungguh tidak pernah terjadi hal-hal seperti ini. Semua pelayan penasaran siapa wanita yang digendongnya itu karena Long wang selalu menunjukkan sikap elegan, kali ini dewa naga merendahkan diri hanya untuk seorang peri dengan kelas rendah dari alam bawah.
“Siapkan baju ganti!” perintahnya. Long wang hampir lupa, baju itu bukan untuknya tapi untuk Lian. Langkahnya terhenti sejenak lalu kembali berkata, “Baju ganti untuk.... wanita ini,”
“Baik, Yang-mulia!”
Beberapa pelayan undur diri untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan Long wang.
Long wang membawa Lian masuk ke dalam kamar lalu menurunkan tubuhnya di atas ranjang. Dia menatap wajah Lian tanpa menarik tangannya dari belakang punggung Lian yang sudah rebah di ranjangnya. Tawa kecil dan licik terukir di bibir Long wang.
“Sampai kapan kamu akan terus berpura—pura pingsan?” tanya Long wang.
Lian menghela napas dan membuka matanya. Tangannya masih meremas baju yang menutupi dada Long wang.
“Kenapa kamu tidak membiarkan aku pulang?”
“Wanita bodoh, lihat tubuhmu penuh luka, setidaknya harus diolesi obat dulu,”
Lian menelan ludahnya lalu melepaskan genggaman tangannya dari dada Long Wang barulah Long wang menarik lengannya dari bawah punggung Lian.
Pelayan yang diperintah Long wang sudah datang, mereka membawakan obat dan baju ganti untuk Lian.
“Para pelayan ini akan membantumu mengoleskan obat,” ujar Long wang pada Lian.
“Aku bisa melakukannya sendiri,” jawabnya cepat.
Long wang tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jelas-jelas luka di tubuh Lian tidak hanya di bagian depan saja tapi juga di punggung kaki lengan dan hampir semua kulitnya memiliki bekas cambukkan dan pukulan kayu. Long wang berdiri di sana dan menunggu apa yang akan dilakukan Lian.
Long wang menatapnya dan Lian malah mengukir senyum untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja dan agar Long wang tidak merasa cemas pada kondisi Lian saat ini.
Lian tidak ingin merepotkan orang lain, dia bukan orang yang tidak tahu diri. Melihat sikap Long wang yang berubah menjadi lebih lembut dari sebelumnya, Lian merasa Long wang menunjukkan sikap elegan dan bermartabat hanya di depan bawahan serta para pejabat yang bertugas di istana.
Pelayan masih berdiri dengan nampan di tangan mereka, ada yang membawakan perhiasan rambut, manik-manik, kalung. Ada yang membawakan baju dengan aneka warna, semuanya baju-baju itu terlihat sangat mewah dan bagus. Satu nampan lagi di tangan pelayan berisi obat salep luka serta kosmetik berkelas dengan wadah kaca.
Lian berjalan mendekati mereka lalu menoleh ke arah Long wang. “Apa kamu berniat membayarku dengan semua ini?” tanyanya dengan kedua alis terangkat naik.
“Lian, aku hanya ingin mereka membantumu mengobati luka di tubuhmu, juga mengganti bajumu yang sobek akibat pukulan dan bekas cambuk,” jawabnya.
“Perhiasan ini? Untuk apa?” tanyanya sambil menunjuk nampan.
“Itu untuk memperbaiki penampilanmu, sebagai tabib pribadiku kamu harus memiliki penampilan elegan-”
“Tu-tunggu!” potong Lian. Dia berkacak-pinggang lalu mendekati Long wang. “Siapa yang akan menjadi tabib pribadimu? Aku tidak mau!” tolaknya.
Long wang tertawa, dia tidak percaya Lian menolak kemewahan yang dia tunjukkan. “Peri Lian, kamu aku tunjuk sebagai tabib pribadiku dan kamu akan mendapatkan hak istimewa karena menjadi bawahanku, tenang saja kamu di sini hanya bertugas untuk merawatku dan aku tidak akan bersikap semena-mena. Coba kamu pikirkan baik-baik, jika aku melepaskanmu dan membiarkanmu tinggal di hutan, apakah menurutmu klan iblis tidak akan pergi mencarimu?” bujuknya.
Lian cemberut, dia menggaruk keningnya sendiri sambil berpikir dengan serius. Keningnya mengerut dan kedua alisnya hampir bertaut. Lian berpikir sangat keras, semua yang Long wang katakan memang benar. Jika klan iblis kembali datang ke hutan untuk menangkapnya maka dirinya akan celaka.
“Kamu benar, tapi....” ekspresi Lian terlihat ragu-ragu. Dia tidak senang tinggal di istana karena merasa kebebasannya menjadi dibatasi, semua yang dia lakukan harus serba hati-hati. Tidak hanya itu saja, dia harus bersikap sopan ketika berhadapan dengan Long wang di depan semua penghuni istana.
“Aku tidak ingin tinggal di sini,” lanjut Lian.
Long wang menghela napas panjang. Dia tidak tahu kenapa Lian begitu keras kepala dan terus menolak. Long wang merasa sedikit kesal, dia berkacak-pinggang dan mulai berteriak pada Lian.
“Baiklah! Terserah padamu saja! Pergilah! Ayo pergi! Jangan menunjukkan wajahmu di depanku lagi!” usirnya.
Lian mengangguk dan menjinjing roknya sambil berlari keluar. Ketika di luar pintu dia bertemu dengan prajurit yang berjaga. Mereka melotot melihatnya dan bersiap untuk menangkapnya lagi. Lian panik dan langsung kabur terbirit-birit kembali masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar, hanya ada Long wang seorang. Pria itu duduk santai di kursi sambil menikmati secangkir teh.
Lian datang menghampirinya.
“Kenapa kamu datang lagi ke sini? Bukannya aku sudah mengusirmu pergi?” sindir Long wang.
“Para prajurit di depan, mereka sepertinya tidak membiarkan aku pergi, mereka ingin menangkapku, bisakah kamu meminta mereka untuk tidak melotot padaku? Aku sungguh tidak bersalah, kenapa-”
“Peri Lian, kamu tahu statusmu di sini?”
“Aku peri biasa yang baru saja berubah wujud menjadi manusia, aku tidak punya status apa pun di sini,” jawabnya dengan kepala menunduk.
“Jadi menurutmu bagaimana mungkin ada peri dengan kelas rendah berada di kamar seorang raja? Apa yang akan para prajurit itu pikirkan ketika melihatmu berlari keluar dari dalam kamarku? Ditambah penampilanmu yang lusuh, dan baju yang kotor,” lanjut Long wang.
“A-apa mereka mengira aku pencuri?”
“Ya, benar!” Long wang merasa sakit perut karena menahan tawa.
Lian cemberut kesal. “Lalu apa yang harus aku lakukan?”
“Pergilah mandi, oleskan obat, lalu kenakan baju yang disiapkan pelayan,” perintahnya.
“Lalu setelah itu? Apakah aku bisa kembali ke hutan?” tanya Lian dengan bersemangat.
“Kita bahas itu nanti, sekarang ikuti saja perkataanku,” jawabnya.
Lian tidak membantah, dia pergi ke kolam mandi ditemani oleh para pelayan. Saat mereka berjalan bersama dia bertanya pada pelayan di sisinya.
“Siapa namamu?” tanya Lian.
“Wuer,”
“Kamu sudah lama bekerja di sini?” tanyanya.
“Ya, saya melayani Yang-mulia sudah bertahun-tahun,”
Lian ingin mencari tahu maksud perkataan klan iblis yang menangkap dan ingin melenyapkannya kemarin.
“Menurutmu apakah Dewa naga itu sangat menakutkan? Apakah dia suka membunuh?” tanyanya dengan penasaran.
Wuer menggelengkan kepalanya. “Yang-mulia Raja memiliki status tertinggi di alam dewa, beliau tentu saja harus menunjukkan sikap bijaksana, adil, dan menjadi pemimpin yang baik untuk rakyat di alam dewa, semua orang di sini menghormati beliau.”
Lian tidak bertanya lagi, dia segera melepaskan bajunya dan masuk ke dalam kolam. Di dalam kolam air panas, luka di tubuh Lian tiba-tiba menghilang. Kandungan obat di dalamnya sangat berguna untuk memberikan efek penyembuhan yang sangat cepat. Sialnya tanda di kening Lian pun juga muncul ketika tubuhnya pulih.
Untungnya Wuer sedang menghadap ke arah lain sambil berdiri memunggungi kolam. Dia tetap di sana menunggu sampai Lian selesai mandi.
Lian sendiri tidak tahu kalau tanda dewi di keningnya sudah muncul.
Sebelum hari ini, tidak satu orang pun diizinkan masuk ke dalam kolam suci. Kolam itu khusus digunakan oleh Long wang untuk mandi. Long wang secara pribadi memberikan perintah untuk mengantarkan Lian ke dalam kolam pribadinya, artinya peri yang berada di dalam kolam air panas itu sama sekali bukan peri biasa. Ditambah lagi, sebelumnya Long wang sendiri yang menggendongnya masuk ke dalam kamar. Hal itu membuat semua orang tahu bahwa Lian adalah peri yang sangat dihargai oleh Long wang di alam dewa.
Wuer pun yang sudah bekerja bertahun-tahun di istana baru kali ini melihat peristiwa itu. Long wang sangat menghargai Lian, memperlakukan Lian dengan berbeda secara pribadi.
Di dalam kamar, Long wang merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat. Perasaan aneh dan misterius muncul memenuhi benaknya. Semua yang dia alami sesuai dengan buku catatan takdir, perasaan itu hanya akan muncul setiap peri yang memiliki jantung penawar racun di tubuhnya ada di sekitarnya. Long wang segera berdiri dan melihat ke sekitar. Tidak ada siapa pun peri suci di sana, Long wang pergi ke luar dan melihat koridor. Peri yang berdiri di koridor hanya peri pelayan yang selama ini tinggal untuk melayaninya.
“Perasaan ini.... apakah peri suci yang memiliki jantung obat sudah muncul?” tanya Long wang pada dirinya sendiri. Langkah kakinya mengikuti perasaan yang muncul dan juga tarikan dari sebuah benang merah yang hanya bisa terlihat oleh Long wang. Benang tipis merah itu menuju ke arah kolam mandi....
