Bab 6.Menjelaskan alasan kenapa dan mengapa
Hay maaf keterlambatan up nya terkendal sinyal yang dari kemarin hujan terus.
Biasanya minggu tidak up tapi untuk hari ini saya up, ok semoga suka.
Setelah pelajaran selesai Zian bersiap kembali keruangannya. Dia akan menunggu naya dan tia selesai kuliah karena akan pulang bareng mereka saja.
Naya yang masih kesal dengan kakaknya memilih untuk mendatangi sang kakak diruangannya.
Tok tok tok naya mengetuk pintu rungan sang kakak.
"Masuk" sahut Zian dari dalam dan melihat siapa yang bertamu, ternyata sang adik namun Zian sedikit heran kenapa naya cuma sendiri, kemana tia?
Setelah naya duduk di depannya dan. masih diam saja akhirnya Zian bertanya kepadanya.
"Kenapa dek? kenapa wajahmu se kesal itu hem? " tanya Zian karena merasa adiknya itu diam saja dengan wajah cemberut.
"Kenapa kakak tidak bilang kalo ngajar dikelas nay? " tnya nay dengan masih cemberut.
"Lah karena itu ternyata... emang kenapa sih dek? apa ada yang salah kakak ngajar disini? lagipun kan kamu tidak tanya" jawab Zian santai dibarengi dengan gelengan kecil karena merasa adiknya ini aneh.
*Eh iya ya kenapa juga aku harus marah sama kak Zian, aneh sih, eh tapi kan aku merasa gak nyaman, kayak diawasi aja"gumam nay dalam hati.
Zian yang merasa tidak mendapat tanggapan dari naya pun heran, dan ternyata adiknya malah melamun.
"Hay nay,, kamu itu kenapa sih" heran Zian sambil menepuk pelan tangan adiknya sehingga naya pun tersadar.
"Ya nay kan merasa diawasi sama kakak kalo kakak ngajar disini " jawab nay.
"Oalah to dek, kakak kira kenapa, tanpa kakak ngajar disini juga kalian tau kan kalo kakak terus ngawasi kalian" balas Zian mengingatkan sang adik.
"Iya juga sih, huh emang kenapa sih kak kita harus diawasi lagipun ini juga kampus kita, memang ada apa? " tanya naya penasaran dengan sikap sang kakak.
"Huhf kakak hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian, seperti kejadian yang menimpa bunda dulu " jawab Zian sambil menerawang keatas mengingat bundanya pernah di culik orang yang tidak suka dengan keluarga mereka.
Seketika naya menutup mulutnya tidak percaya, dia terlalu syok mendengar pengakuan dari sang kakak tentang kejadian yang belum pernah dia tau.
Naya sangat penasaran dengan itu semua, akhirnya dia bertanya.
"Benarkah kak? kapan itu, kenapa nay baru tahu? " tanya nay yang sudah bisa mengontrol rasa kagetnya.
"Dulu waktu kakak masih kelas satu SD dan kamu belum ada, bunda di culik orang sewaktu mau mengantar makan siang buat ayah, padahal waktu itu bunda sudah di jaga juga, tapi karena yang jaga lengah jadi bunda di culik, beruntung ayah sudah antisipasi dengan memasang gps di kalung bunda, sehingga dengan mudah ayah menemukan bunda dan beruntung bunda tidak kenapa kenapa hanya ada sedikit memar dipipi karena ditampar oleh dia"cerita Zian panjang lebar dan sedikit menguasai emosinya.
Lagi lagi jawaban Zian membuat nay terkejut bukan main, nay benar benar kaget mendengar bundanya pernah mengalami hal semacam itu, beruntung ayahnya memang hebat.
"Lalu orang itu bagaimana kak? dan apa alasan dia menculik bunda? lalu apa yang dilakukan ayah kak? " tanya naya beruntun.
"Orangnya di penjara tapi di ringankan bunda, kamu tau sendiri kan kalo bunda itu orangnya kelewat baik, bahkan bunda juga minta ayah untuk membiayai istrinya yang sedang sakit parah, alasan bunda katanya bunda kenal sama istrinya dan bahkan istrinya juga yang dulu di bantu bunda, ayah sempat menolak tapi bunda memaksa dan akhirnya ayah memilih menuruti bunda. Untuk alsan orang itu sebenarnya sepele hanya untuk mendapat uang dari ayah agar istrinya bisa sembuh dan balas dendam karena ayah udah pecat dia dari cafe yang ada di salah satu kota. Padahal itu semua karena dia melakukan penggelapan dana"jawab Zian kembali bercerita.
"Benar benar bunda itu, hatinya terbuat dari apa sih, bisa baik banget jadi orang, heran dech, udah tau orang itu salah masih saja di bantu" naya menanggapi dengan berapi api dan heran tentunya.
"Sudahlah kita ambil pelajarannya saja, jangan terlalu ceroboh dan harus selalu waspada" tutur Zian kepada nay.
"Iya kak" jawab nay akhirnya.
"Sekarang kamu paham kan alasan kakak kenapa selalu menjaga kalian dengan ketat, karena kakak sayang kalian, kakak tidak ingin kalian kenapa kenapa, karena kalian adalah bagian dari hidup kaka" kata Zian dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Iya kak nay paham, nay minta maaf jika sudah berburuk sangka, dan merepotkan kakak" balas nay dengan memeluk sang kakak.
"Kalian tidak pernah merepotkan kakak, bagi kakak itu adalah tanggung jawab kakak kepada kalian" jawab Zian lembut sambil mengusap kepala nay dengan sayang.
Tanpa mereka tau ada seseorang yang melihat mereka berpelukan dan membuat orang itu salah paham, dia mengira bahwa nay menggoda dosen tampan yang baru saja mengajar hari ini, orang itu menyeringai melihat hasil jepretan dari kamera ponselnya dan berlalu pergi.
*Lihat saja nay apa yang akan aku lakukan besok, dasar wanita tidak tau diri*gumam orang tersebut, tanpa tau akibatnya untuk dirinya sendiri.
Setelah memastikan vidio nya tersimpan dengan baik, orang tersebut segera berbalik untuk pergi. Bahkan dia dengan angkuhnya akan menjadi pembawa berita terbaik di kampus ini. Dan dia yakin dengan begitu tidak akan ada lagi saingan untuk dia.
Namun orang tersebut tidak tau saja akan terjadi badai untuk dirinya sendiri karena kesalahan yang dia buat tanpa menyelidiki lagi dengan benar.
*Rupanya ada tikus kecil yang ingin bermain dengan ku di kampus ini, hemm menarik kita lihat saja sampai dimana kamu bisa bersembunyi setelah hari esok tiba*gumam zian yang ternyata sadar jika sedari tadi dia sedang di perhatikan oleh orang lain, dan zian memilih membiarkan saja karena dia juga ingin melihat seberapa beraninya tikus kecil itu kepada dirinya dan juga adik adiknya.
Zian juga akan menggunakan kesempatan ini untuk memperkenalkan keturunan angkasa kepada semua orang yang ada di kampus milik kakeknya ini. Dengan begitu naya tidak akan berkutik lagi di saat dia mendapat pengawasan dari sang kakak dan juga sang ayah.
*Selamat datang di kenyatan yang sebenarnya adik kecil*gumam zian kepada naya setelah naya melerai pelukannya.
"kakak bilang apa barusan? tanya naya yang tadi samar samar dia mendengar gumaman sang kakak, hanya saja tidak terlalu jelas.
" Tidak apa apa sayang, memang kenapa dek? ada yang aneh? "tanya zian balik.
" Entahlah aku tadi seperti mendengar kakak bicara"jawab naya sambil menaikkan bahunya acuh.
Sedikit konflik hehehehe
