Bab 2.Suka Cita
❤???
Kepulangan zian di sambut bahagia seluruh keluarga besar, bahkan dadi dan mami nya jg datang kerumah ivan. Mereka sangat merindukan zian karena hampir 8 tahun lamanya zian tidak pernah pulang, alesannya dia selalu sibuk dan tidak bisa pulang.
Zian memang kuliah sambil bekerja juga memang dia dari keluarga kaya, tapi zian tidak mau hanya menerima fasilitas dari ivan. Zian hanya menerima satu apartemen untuk tempat tinggal nya dan juga mobil sebagai transportasi nya. Selebihnya Zian tidak mau bahkan uang bulanan saja tidak dia gunakan lagi setelah Zian mendapat pekerjaan dan mendapat gaji.
Zian beralasan jika dia akan belajar dari nol agar tidak mengecewakan mereka nantinya karena Zian tau dia pasti akan mendapat tanggung jawab yang besar sambil menunggu sang adik tumbuh besar dan tepat untuk menggantikannya.
Zian lebih suka memilih mengelola bisnis keluarga yang dibidang cafe milih sang ayah sambung, dari pada harus memimpin di perusahaan milik sang kakek yang sekarang dipimpin oleh sang ayah.
????
"Wah wah yang lupa rumah ternyata sekarang sudah ingat" kelakar dadi yusuf dengan tertawa membuat Zian merasa tidak enak.
"Maaf dad, bukan maksud tidak ingat hanya saja Zian benar benar sibuk belajar dan bekerja" kilah Zian sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa benar benar tidak enak dengan semuanya.
"Udah lah mas, kenapa di bahas lagi, harusnya kamu bangga, lihatlah betapa berkarismanya Zian sekarang dan semakin tampan saja" bela mami vina.
"Nah denger tuh dad, mam aja gak keberatan ya mam" jawab Zian sambil nyengir.
"Kebiasaan selalu saja di bela" dengus dadi yusuf yang masih tidak mau kalah. Sedangkan Zian hanya angkat bahu acuh.
Sedangkan yang lain hanya menjadi pendengar saja. Mereka sudah merasa bahagia karena kini Zian sudah pulang dan dia sudah berjanji tidak akan pergi jauh jauh lagi terlalu lama.
Ditengah obrolan hangat sambil terus saja memberi Zian berbagai pertanyaan tiba tiba si bontot bersuara.
"Yah bun besok kalo aku sudah lulus SMA boleh kan kuliah di luar seperti kakak? aku juga ingin belajar mandiri, boleh kan? " tanya alwi. Sejenak ivan dan mila saling pandang untuk sama sama mencari jawaban dan selang beberapa menit akhirnya sang ayah buka suara.
"Boleh asal kamu kuliah sama di tempat kakakmu kuliah dan kamu bisa menempati apartemen kakakmu disana" jawab ivan yang di angguki oleh sang bunda.
"Yes, trimakasih yah bun" ucap alwi kegirangan.
"Idih segitu senengnta dek... ada sesuatu apa nih? " tanya Zian penuh selidik, pasalnya sang adik terlalu tertutup diantara yang lain.
"Tidak ada apa" jawab singkat alwi sambil mengangkat bahunya.
"Sudah sudah sana istirahat kak pasti capek, nanti bunda panggil kalo sudah waktunya makan malam" tutur sang bunda.
"Baik bun, semuanya Zian kekamar dulu ya, mau mandi sekalian istirahat sebentar" ijin Zian kepada semuanya.Dan di balas dengan anggukan kepala serempak pertanda mengijinkan.
????
Setelah selesai mandi Zian membaringkan tubuhnya di kasur yang sudah lama dia tinggal. Zian merasa nyaman dengan posisi nya hingga ketukan pintu membuat nya merasa sedikit terusik.
"Tok tok tok,, kak" sapa dari luar pintu.
"Iya masuk aja dek gak dikunci kok" sahut ivan dari dalam.
"Kakak lagi apa? istirahat ya? adek ganggu kak? " tanya naya merasa tidak enak.
"Enggak ganggu dek, kakak cuma tiduran saja, ada apa? apa kamu disuruh bunda? " tanya Zian kepada naya.
"Enggak kak, nay cuma mau tanya oleh oleh pesenan nay kakak tidak lupa kan? " tanya nay sambil memamerkan deretan giginya dengan wajah sok imutnya.
"Aduh kakak lupa dek, gimana donk" tanya Zian sambil menepuk keningnya dan pura pura panik.
"Kakak...... kakak jahat" teriak nay menggema di seluruh kamar dengan bibir yang manyun dan kaki di hentak hentakkan dan bersiap untuk menangis.
"Eh eh... jangan nangis donk, kakak cuma bercanda sayang, iya kakak tidak lupa, kakak belikan kok, cup jangan nangis donk udah besar juga,masak masih cengeng" kata Zian panjang lebar sambil menarik sang adik kedalam dekapannya.
"Beneran kan? kakak tidak bohong kan? kalo bohong nanti aku bilang ke mala lho" ucap nay mengancam sang kakak.
"Jangan donk, kok sekarang berani ngancam kakak ya,, ya udah deh gak usah aja oleh olehnya" jawab Zian sambil berjalan meninggalkan naya.
"Jangan kak.... " teriak naya sambil mengejar sang kakak yang ternyata berjalan menuju kopernya.
"Enggak enggak dek, ya Allah dari tadi teriak teriak saja, kayak lagi di hutan dek, ini di kamar kakak lho" ucap Zian mengingatkan sang adik sambil merasa sangat gemas.
"Iya kak maaf, habis kakak selalu ngerjain nay jadi nay kan sebel" bela nay pada diri sendiri.
"Alesan aja kamu dek, ini oleh olehmu, bener kan itu? " tanya Zian memastikan.
"Yes... trimakasih kakakku yang paling ganteng, ini bener dan sesuai, pokoknya kakak paling baik" puji puji nay setelah dapat apa yang dia mau sambil melompat kepelukan sang kakak.
Sedangkan Zian hanya bisa tersenyum dengan tingkah sang adik, udah besar tapi masih kayak anak anak dan Zian tidak pernah keberatan sama sekali dengan sikap nay itu.
"Nah sudah dapat kan? sekarang kakak boleh minta tolong? " tanya Zian kepada nay.
"Boleh mau minta tolong apa kak? tumben? " tanya nay penuh selidik.
"Tolong kamu panggilan tia ya suruh kesini, nemuin abang" kata Zian santai tapi penuh harap.
"Kakak mau apa? apa kakak mau bilang sama nay? atau apa hayo? " tanya nay beruntun.
"Ada deh kepo" jawab Zian santai
❤????
Setelah usai makan malam, semua berkumpul kembali diruang keluarga. Semua bersenda gurau melepas rindu dengan Zian.
Ya begitulah keluarga besar ivan, mereka sangat hangat dan jauh dari kesan sombong dan urakan. Tapi sekali salah satu dari mereka di sakiti maka akan terjadi hal sangat mengerikan...
Obrolan ringan hingga menjerumus kepada memojokan zian pun terjadi, mereka semua merasa heran karena sampai sekarang Zian belum pernah mengenalkan kepada mereka seorang gadis, mereka semakin gencar mencerca Zian dengan berbagai pertanyaan.
"Son apa belum ada calon yang mau di kenalin nih sama kita semua? " tanya sang dadi.
"" Iya nih kenapa kelihatannya masih adem ayem saja, bahkan sama sekali tidak ada berita? "sang mami ikut menimpalinya.
" Hehehehe Zian belum ada dad mam, mungkin nanti"jawab Zian sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apa kamu belok? " tanya dadi usil, sehingga mendapat lemparan kulit kacang oleh ivan.
"Sembarangan kamu kalo ngomong kak, lihat nih emaknya udah siap nerkam kamu" balas ivan sambil pura pura tersingnggung.
"Enak saja ngatain anak aku belok, anakku itu laki laki sejati, kalo dia belum bawa calon bukan berarti dia belok kak, kakak ni usih jadi orang" ucap mila setengah geram dengan sang kakak.
"Nah kan marah, kamu sih kak. Zian itu normal,aku pernah lihat dia dekat dengan perempuan waktu kuliah di luar, mereka sangat akrab bahkan dekat" ucap ivan yang langsung menutup mulutnya karena sadar kelepasan.
"Ups sorry aku kelepasan" sambung ivan lagi sambil nyengir. Sekarang giliran semua orang menatap ivan curiga, tak terkecuali Zian. Zian merasa bahwa sang ayah selama ini selalu mengirim mata mata untuk memantau dia.
"Dari mana mas tau itu? kapan mas susul Zian kesana? atau mas kirim orang buat awasi Zian? iya mas? " tanya mila beruntun penuh selidik. Sedangkan yang lain bersiap mendengarkan penjelasan ivan.
"Hehehehe maaf sayang,, iya mas kirim orang buat jaga Zian, habis mas tidak tenang kalo biarin gitu aja, maaf ya jangan marah" jawab ivan akhirnya sambil memberi wajah memelas kepada mila.
"Jadi.... sekarang apa penjelasanmu kak? " tanya balik mila kepada Zian.
"Yang mana sih yah? kok Zian lupa ya? " tanya Zian balik sambil berfikir dengan keras.
"Hah... kamu lupa? memang ada berapa perempuan yang dekat dengan kamu? kenapa ayah hanya tau dia saja? apa orang orang ayah kecolongan? " tanya balik ivan dengan bingungnya..
"Ini gimana sih yang benar mana? kamu yang ternyata punya banyak cewek? apa ayahmu yang kecolongan? hayo ngaku"desak dadi yusuf.
" Aku gak punya banyak kenalan perempuan dad, yah, bun, aku cuma dekat dengan satu perempuan... "ucap Zian terjadi karena merasa janggal.
" Tunggu tunggu apa maksud ayah Clara? apa dia wajahnya blesteran? rambutnya pirang dan dia tinggi? "tanya Zian balik kepada sang ayah.
" Nah bener tuh, kamu dekat kan sama siapa tadi? iya kan? apa dia kekasihmu? "tanya ivan lagi.
Kali ini semua menunggu dengan sangat antusias, karena yang mereka tau Zian sangat anti dengan wanita, ini tiba tiba benar ada yang dekat, mereka sangat senang mendengarnya, sementara Zian terlihat berfikir sambil melirik tia sekilas yang juga terlihat ingin tau, membuat ide sekilas di otak Zian.
"Namanya Clara Anderson, dia seorang model, usianya lebih muda 2 tahun dariku, dia anak yang menyenangkan, selalu ramah sama siapa saja, baik, sopan dan juga cantik" jawab Zian sambil menerawang mengingat sang pemilik nama.
"Wau wau lihatlah dia bakan sangat detail menjabarkan perempuan itu, apa itu artinya sudah saatnya kami bertamu kerumahnya? " tanya dadi yusuf antusias sekaligus usil.
"Belum dad, dia masih ingin mengejar karirnya di dunia modeling, bahkan sekarang karirnya sedang naik naiknya, emmm mungkin 2 atau 3 tahun lagi" jawab Zian ambigu dengan di selingi senyum srimiknya saat dia melirik tia.
"Apa karena dia juga kakak tidak pulang kerumah selama 8 tahun? " kini giliran naya yang bertanya.
"Mungkin" jawab Zian acuh sambil mengangkat bahunya.
Sedangkan di tempatnya tia sudah merasa gerah, hatinya merasa sangat sakit mendengar laki laki yang dia cintai ternyata sudah punya kekasih, lalu apa yang dia harapkan? bukankah dia juga sudah punya kekasih? dan bukan lah mereka saudara? lalu mau diapain lagi, begitulah yang dipikirkan tia.
*Lalu apa tadi bang arti sikap abang kepada tia? kenapa begini bang? apa tia bisa melalui ini dengan biasa saja? apa abang tau perasaan tia tidak pernah berubah bang, meski tia memiliki kekasih tapi tia tidak bisa mencintainya bang, hik hik tia harus apa bang* isi hati tia.
"Tia hay tia? " panggil Zian sambil mwnggoyangkan tangan didepan wahah tia. Tia yang tersadar menjadi salah tingkah dan gelagapan sendiri.
"Eh iya bang kenapa? " tanya balik tia.
"Lah malah balik tanya, kamu itu kenapa kok malah melamun? apa lagi mikirin cowok kamu? " tanya Zian usi.
*Iya bang iya aku lagi mikirin kamu bang, tau gak bang*jawab tia dalam hati.
"Woy la.. malah melamun lagi,elo kenapa sih? " tanya baya heran.
"Ah gak pa pa kok, enggak bang tia ga lagi mikirin cowok bang" dusta tia menjawab pertanyaan dari Zian dan juga naya.
"Yang bener?? Bukanya kamu punya cowok anak yang satu jurusan sama kamu? hayo ngaku? " tanya Zian balik.
Kali ini sukses buat semua orang memicingkan matanya kepada Zian, mereka merasa heran kepada Zian karena dia malah bisa lebih tau.
"Kenapa kamu malah bisa tau kak? " tanya sang bunda.
"Iya aneh deh kamu jauh disana lho kenapa kamu bisa tau mala dekat sama siapa? " giliran sang mommy merasa heran, pasalnya dia yang mommy kandung mala saja tidak tau, sedangakan Zian kenapa bisa tau.
"Karena Zian...
????❤
