Bab 6 Ciuman pertama
" Nanti gue balikin ponsel lo, setelah sampai di apartemen." Kata Exal sambil memeluk pinggang Qiandra.
Qiandra terkejut dengan ulah Exal yang tiba-tiba memeluk pinggang nya begitu saja.
" Exal, lo ngapain peluk-peluk gue." Qiandra menepis tangan Exal mencoba menyingkirkan tangan pria itu dari pinggang nya.
Tetapi sayang nya, Exal malah dengan sengaja nya memeluk pinggang Qiandra semakin erat.
"Kangen, momen kayak gini Qia…"
Deg!
Perkataan Exal membuat jantung Qiandra berdetak begitu cepat.
Qiandra meremas erat tangan nya, tak ingin kembali mengingat kenangan dulu.
Tanpa menjawab perkataan Exal, Qiandra segara menjalankan motornya.
Di balik helm, Exal tersenyum tipis, rasa senang kini mulai menyelimuti hatinya.
Pikiran nya kembali pada masa-masa mereka pacaran bahkan kenangan sejak kecil pun tertata rapi di benak nya.
Qiandra berhenti di depan gerbang apartemen, setelah mereka sampai.
"Kenapa berhenti disini?" Tanya Exal merasa heran.
Qiandra tak menggubris perkataan Exal, ia membuka helm nya.
"Pak satpam! Sini pak…" teriak Qiandra
"Qia, lo ngapain panggil-panggil satpam?"
Lagi-lagi Qiandra mengabaikan perkataan Exal.
Satpam itu segera menghampiri Qiandra.
" Eh! Non Qiandra, Udah lama gak main gak ketemu."
" Gak usah genit!" Perkataan Exal yang terdengar tajam itu membuat satpam itu diam.
" Pak, bawa orang ini masuk kedalam. Katanya kaki nya terkilir." ucap Qiandra tanpa menyebut nama Exal.
" Siap! Non."
" Qia, lo ngapain nyuruh satpam ini bawa gue masuk? Gue gak mau masuk kalo lo gak ikut masuk kedalam."
Exal segera memeluk Qiandra seperti anak kecil yang tidak ingin lepas dari ibu nya.
"Lepasin gue… Udah untung gue tolongin juga." ketus Qiandra.
dengan tangan yang berusaha melepaskan tangan Exal di perutnya.
" Enggak, gue gak mau masuk, kalo lo gak ikut masuk juga." rengek Exal terdengar manja.
Exal terus saja memeluk Qiandra tanpa melepaskan nya, membuat Qiandra kesal.
Qiandra memutar bola matanya malas, sikap Exal tetap saja terlihat seperti anak kecil jika di hadapan Qiandra.
Mau tak mau Qiandra lagi-lagi menuruti permintaan Exal yang ingin di antar oleh nya sampai masuk ke dalam apartemen.
" iya… iya… Gue anterin lo sampe masuk kedalam, tapi lo turun dulu."
" gak! mau… nanti pas gue turun lo malah kabur lagi."
" Euhh… rese lo!" kesal Qiandra dan segera memberikan kunci motor nya pada Exal, agar laki-laki itu percaya padanya jika ia tidak akan pergi."
Senyum lebar tercetak di bibir Exal yang jarang tersenyum, kecuali bersama Qiandra senyum itu tidak pernah hilang jika bersama dengan nya.
Exal segera turun, saat hendak di bantu oleh satpam laki-laki itu menolak.
" Qia, lo bantuin gue…" Rengek nya membuat satpam yang sudah kenal lama dengan mereka berdua hanya bisa geleng-geleng kepala.
" Nyusahin banget sih jadi orang." gerutu Qiandra, namun tetap saja dia membantu Exal untuk turun.
"Badan lo itu berat, gak mikir banget sih jadi cowok." lagi-lagi Qiandra menggerutu sambil berjalan masuk menuju apartemen Exal yang ada di lantai atas.
Mereka berdua menaiki lift.
" Lo inget gak, pas kita ciuman pertama kali nya di lift ini." Exal berbicara dengan tangan yang merangkul pundak Qiandra.
Qiandra hanya diam, berpura-pura tidak mendengar, hati nya sesak terus menerus Exal membicarakan tentang mereka berdua yang seharus nya di lupakan. Apalagi mereka sudah berpisah.
" Qia, lo denger gue kan!" tanya Exal sambil menoleh ke arah wajah cantik Qiandra yang dilihat dari samping.
Exal mulai kesal karena diabaikan terus menerus oleh Gadis nya.
Exal segera memegang dagu Qiandra dan membalikkan ke arah.
Qiandra seperti tersengat aliran listrik, rasa yang tidak pernah berubah saat bibir kenyal itu menyatu.
Qiandra ingin mendorong tubuh Exal untuk menjauh darinya tetapi sayang nya, perasaan nya begitu berat, seakan tidak ingin mengakhiri semua ini. jadi ia hanya diam membiarkan Exal mencium bibirnya sampai laki-laki itu merasa puas.
Mata Qiandra mulai berkaca-kaca, saat mereka berciuman untuk pertama kalinya di dalam lift yang sama sekali tidak pernah berubah. Seakan lift itu juga mendukung mereka berdua untuk tidak saling melupakan masa lalu yang begitu menyenangkan, sebelum semuanya berubah setelah kehadiran orang ketiga.
Exal melepaskan ciuman nya menatap mata Qiandra yang juga menatap ke arah nya.
" Cukup Exal, jangan pernah membicarakan masa lalu yang seharus nya terkubur." lirih Qiandra dengan begitu pelan, seakan ia begitu berat untuk berbicara seperti itu.
"Gue, gak akan membiarkan lo mengubur semua kenangan kita."
Ting
Belum sempat Qiandra menjawab lift sudah terbuka.
Qiandra segera membawa Exal untuk masuk ke dalam apartemennya tak ingin membahas kembali apa yang ia katakan sebelum nya.
" Buka!" titah Qiandra pada Exal yang tetap saja diam tidak ingin membuka kode kunci nya.
Pintu itu dikunci otomatis menggunakan kode pin.
" Lo, juga tau kode nya. Gue gak pernah merubah apapun tentang kita."
Qiandra terlihat kesal, ia pun mencoba membuka kunci pin itu dengan tanggal jadian mereka.
"Ternyata lo masih mengingatnya." Gumam Exal saat mereka telah masuk kedalam apartemen yang sama sekali tidak berubah.
Qiandra hanya diam dan segera membawa Exal untuk duduk di sofa.
" Bawa gue ke kamar."
" Gak bisa." Ucap Qiandra dengan nada dingin.
" Oke! kalo lo gak mau, berarti lo gak akan bisa pulang dari sini. Selain ponsel lo ada di gue, kunci motor lo pun ada di gue." Perkataan Exal membuat Qiandra tak bisa berbuat apa-apa dan hanya berdecak kesal.
Qiandra segera berjalan sambil membawa Exal ke dalam kamar yang sebenarnya sangat berat bagi Qiandra untuk menginjakkan kaki ke dalam kamar itu.
Qiandra dengan kasar nya menjatuhkan Exal ke atas ranjang yang masih tertata rapi.
"kasar bener…" Ucap Exal yang sudah tertidur dengan kaki menjuntai.
" Arghhh… sakit" Exal mengerang kesakitan, di saat Qiandra mengangkat kedua kaki nya untuk di naiki ke atas ranjang.
Gadis itu terkejut karena ulah Exal yang begitu kesakitan, padahal Qiandra mengangkat kedua kaki nya dengan pelan.
"Nyebelin banget sih! padahal gue pelan-pelan." Ucap Qiandra.
" Sakit tau," Exal terus saja bersikap manja pada Qiandra yang hanya bisa menghela nafas nya dengan ulah Exal.
Mungkin jika orang lain tau tingkah Exal yang seperti anak kecil begitu manja, pasti mereka akan menertawakannya.
Seorang ketua Geng motor EXALTO yang ditakuti, ternyata seperti anak kecil yang tak bisa jauh dari ibu nya.
" Kayak anak kecil tau gak." ucap Qiandra.
" Biarin! Gue kayak gini juga cuman sama lo doang Qia..."
" STOP! panggil gue dengan sebutan Qia, nama gue Qiandra Putri. Sekarang kasih kunci motor sama ponsel gue." Qiandra sudah tak kuat lagi dengan ucapan Exal yang memanggil namanya dengan sebutan Qia, itu nama panggilan yang biasa diucapkan Exal pada saat mereka masih pacaran. Exal selalu menyebutnya seperti itu, membuat Qiandra terasa muak dengan semua nya karena mereka sudah tak lagi bersama dan ingin Exal mengganti nama sebutan nya.