Bab 06
Tatapan menyelidik Danu menyadarkan Radisha akan kesalahannya.
Tidak mau penyamarannya terbongkar, Radisha pun buru-buru mengalihkan percakapan, "Sudah jangan dibahas, lupakan saja perkataan saya yang tadi!"
"Oke baiklah! Jika kau tidak mau membahas, saya juga tidak mempermasalahkannya!" balas Danu tidak melanjutkan.
'Huh ... hampir saja!' batin Radisha menghela nafasnya.
"Kenapa kau menghela nafas? Apa kau memiliki riwayat asma?"
Radisha berusaha menahan diri, untuk tidak tersinggung dengan ucapan Danu.
'Sabar-sabar Radisha, kau jangan terpancing emosi oleh Pria ini,' ucapnya dalam hati, dan memijat kepalanya yang tidak terasa pusing.
Radisha mengerucutkan bibirnya, dan menatap tajam pada Danu.
"Owh ... santai Nona, kau jangan marah. Saya hanya bercanda!" ujar Danu membujuk Radisha agar tidak marah lagi.
'Huh ... dasar Orang kaya, mana ada bercanda mengatai Orang lain punya riwayat asma!' gerutunya dalam hati.
Perlahan Danu bangkit dari tempat duduknya, dan melambaikan tangannya memanggil pelayan restoran. Tidak lama kemudian, pelayanan restoran datang menghampiri mejanya.
"Tuan memanggil saya?" tanya seorang pelayan perempuan tersebut.
"Ya, saya memanggil Anda. Mana coba buku menunya," pintanya pada seorang pelayan itu.
"Ini daftar menunya Tuan, silakan dilihat, dan dipesan!"
Danu mengambil buku menu dari tangan perempuan berprofesi pelayanan restoran itu.
"Saya pesan Tenderloin, dan minumannya jus jeruk," ucap Danu, lalu bertanya pada Radisha. "Kau mau pesan apa Tifany?" tanyanya terhadap Radisha.
Radisha gugup ketika dia dipanggil dengan nama Tifany, perasaan tidak enak hati pun mulai menjalari setiap inci tubuhnya.
"Nona Tifany kau mau pesan apa?"
"Eh iya ... samakan saja!" ucap Radisha gugup.
Danu terus terkekeh lantaran dia mengetahui jika perempuan dihadapannya ini, bukanlah Tifany aktris terkenal, yang akan dijodohkan dengannya. Danu sengaja mengerjai perempuan yang sedang membohonginya saat ini.
'Siapa sebenarnya Perempuan ini, berani sekali dia mengaku-ngaku sebagai Tifany. Dia pikir aku tidak tahu apa sama Tifany!' gumamnya membatin. 'Lantas, ke mana sebenarnya Tifany? Kenapa Perempuan ini yang datang?'
Danu masih memerhatikan Radisha, dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Radisha mulai salah tingkah dengan sikap Danu, lantaran sejak tadi Danu terus memperhatikannya.
"Kau kenapa terus memandangi saya Tuan?"
"EKHEM!" Danu berdeham, kembali sadar dari lamunannya. "Enggak, kata siapa saya memerhatikanmu?" elaknya berdusta.
"Oh begitu ya?" Radisha membuang tatapannya.
Tiba-tiba saja seorang pelayan datang membawa makanan yang dipesannya, dan meletakkan makanan di meja itu. Radisha pun segera mengambil minuman, dan menenggaknya sekaligus hingga habis.
Danu tersenyum, dia masih berusaha mencaritahu siapa sebenarnya perempuan yang mengaku-ngaku sebagai Tifany ini.
"Kau haus?" Danu kembali melontarkan pertanyaan.
"Iya, saya haus. Memangnya kenapa?"
"Enggak apa-apa, kelihatan jika kamu haus!"
"Kelihatan seperti apa maksud Anda?"
"Kau terlihat haus!" jawabnya singkat.
"Sudah cepat di makan, kasihan makanannya keburu dingin, nanti enggak enak di makan!"
Radisha bingung, bagaimana caranya memakan Tenderloin pakai pisau, dan garpu. Sementara Danu, dengan lahapnya menyantap makanan tersebut. Radisha masih mendiamkan sepiring Tenderloin itu, sambil memperhatikan cara makan Danu menggunakan pisau.
"Kenapa kau hanya diam? Ayo cepat dimakan!" perintahnya lagi.
"Iya ... ini juga mau saya makan!" ucap Radisha, mulai meraih pisau, dan garpu.
Danu tahu betul perempuan ini bukanlah Tifany, meskipun Danu belum mengenal sosok Tifany. Tetapi, Danu tahu betul jika yang berhadapan dengannya ini bukanlah seorang aktris yang akan dijodohkan dengannya.
"Sini aku bantu, jika kau tidak bisa cara memotong steak ini!" Danu mengambil alih piring Radisha, dan memotong-motong daging tersebut. Setelah selesai memotong, ia serahkan kembali pada Radisha.
"Nah, kamu tinggal memakannya saja. Tanpa perlu repot-repot memotong dagingnya!"
Radisha menundukkan kepalanya, lantaran malu. Karena tidak bisa makan dengan menggunakan pisau, dan garpu.
Tidak mau dicurigai, Radisha pun memakan potongan daging itu. Di saat Radisha mulai mengunyah makanannya, tiba-tiba saja Danu bertanya pada Radisha.
"Siapa kau sebenarnya? Kau bukan Tifany Candler, kan?" tanyanya menebak.
Seketika Radisha menghentikan aktivitas makannya. Hatinya berdebar kencang, dia terlihat ketakutan pria dihadapannya ini akan marah padanya.
Radisha tidak mengeluarkan sepatah katapun, lidahnya tiba-tiba saja terasa kelu, tenggorokannya kering kerontang bagaikan ranting kekeringan di musim kemarau.
"Jawab saya? Siapa kau sebenarnya? Dan di mana Tifany yang sebenarnya?" Danu sedikit meninggikan suaranya.
Jangankan untuk menjawabnya, menatap wajahnya pun Radisha tidak berani, ia hanya menundukkan kepalanya. Rasa takut pun menguasai hatinya.
Perlahan Danu bangkit dari tempat duduknya, dan meraih dagu Radisha, membuat Radisha menatap wajahnya.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Danu dengan netra penasaran.
Mereka berdua kembali saling bertatapan, sedangkan, Radisha mulai terlihat ketakutan, matanya mulai berkaca-kaca. Namun, masih terdiam.
"Saya tanya sekali lagi padamu, tolong jawab dengan jujur! Kau bukan Tifany kan?" tatapan Danu begitu mengintimidasi terhadap Radisha, sehingga runtuh pertahannya.