Bab 1
“Buka satu ruangan untukku, dan siapkan seperti biasa.”
“Baik cantik…” jawab pria di seberang sana.
Diane masuk ke dalam mobil mewahnya, lalu mengambil vape miliknya. Dengan rasa buah strawberry ia menghirup dalam vape tersebut dan menghembusnya keluar dengan asap yang mengepul. Ia lakukan berulang kali sambil menikmati perjalanannya.
Lima belas menit kemudian, ia masuk ke dalam parkiran khusus sebuah club malam. Club yang terkenal dengan pelayanan special kelas atas.
Begitu tiba di depan klub, seorang pria tampan dengan wajah oriental, menyambutnya dengan senyuman lebar, “Ayo masuk.”
Diane tersenyum dan menyambut rangkulan pria asal korea itu, “Berapa Jay?” tanyanya.
“Ehm, malam ini ada tiga. Mereka semua model yang sedang naik daun. Sepertinya mereka butuh dana sokongan dari oenni-kakak perempuan cantik…” ucapnya bercanda, menggoda Diane.
Diane memutar bolanya menanggapi candaan Jay, “Asalkan mereka bisa memuaskanku malam ini! Uang bukan masalah!”
Jay tertawa renyah, “Hahaha… Ini yang aku suka darimu, Diane!”
Diane dan Jay berjalan masuk melewati hiruk pikuk lantai dansa, bau asap rokok, minuman, dan parfum bercampur menjadi satu. Mereka masuk jauh lebih ke dalam, di mana hanya orang-orang vip yang bisa mengakses area ini.
Jay sebagai pemilik club ini selalu mencari tahu pelanggan vip mereka. Jadi, dia bisa menyortir siapa saja yang bisa masuk ke dalam komunitasnya.
Dia menyiapkan para pelanggan vip nya yang ingin memenuhi fantasi seks mereka, baik wanita maupun pria. Jay sendiri memilih para ‘anak-anak’ nya itu dari kalangan atas seperti model, artis, ataupun selebgram. Yang tentu saja bayaran mereka membutuhkan harga yang fantastic. Tapi bagi para penikmat yang merupakan kalangan atas, membayar mereka bukanlah sesuatu yang sulit—seperti Diane.
Jay membuka pintu berwarna putih, “Silahkan masuk, cantik.”
Diane pun melangkah masuk, ia tersneyum melihat tiga pria muda nan tampan sudah menunggunya dengan hanya menggunakan boxer.
“Bagaimana?” bisik Jay kepada Diane.
Diane tersenyum miring dan mengangkat bahunya, “Belum di coba, tapi dari penampilan cukup menjanjikan.”
Jay tersenyum lalu memanggil tiga pemuda dengan tubuh atletis untuk memperkenalkan diri mereka kepada Diane, “Perkenalkan diri kalian dulu.”
“Salam kenal kak…”
“Stop!” Diane menyela acara perkenalan yang memuakkan itu. “Tidak perlu basa basinya Jay!” tambahnya.
Jay tertawa kecil, “Okelah! So… Have fun, cantik.” serunya lalu menutup pintu.
Diane berjalan masuk dan menyimpan tasnya di atas meja, lalu menoleh ke belakang, kepada para pemuda tampan, “Kalian mau diam saja?”
“Ah maaf, kak.” Sahut salah satu dari mereka lalu melangkah menyusul Diane, diikuti dua temannya di sisi kiri dan kanan.
“Buka pakaianku.” Titah pertama yang dikatakan Diane.
Yah, searogan itulah Diane kepada para pria. Pria tampan bagaikan mainan untuknya.
“Permisi.” Ucap salah satu dari mereka, berinisiatif membuka blazer yang di kenakan Diane.
Diane tersenyum, “Perkenalkan diri kalian sambil melepaskan pakaianku?”
“Nama saya Zeyn, kak.” Ucap salah satu pria tampan berambut coklat dengan kulit putih bersih.
Satu yang lainnya menurunkan restleting rok Diane dan berkata, “Kalau namaku, Frits.”
“Nama saya, Troy.” Suara bass pria muda yang sedang membuka highheels Diane.
Hingga mereka benar-benar meloloskan semua pakaian yang dikenakan Diane, membuat tubuh cantik Diane terekspos begitu indah di bawah cahaya lampu yang begitu terang.
“Kak, kamu sangat cantik.” Gumam Zeyn dengan mata berbinar-binar. Berlaku dengan Frits dan Troy, kedua pemuda itu kesulitan meneguk saliva mereka melihat tubuh Diane yang bagai pahatan patung Yunani, sempurna tanpa lecet sedikitpun.
Payudara ranum dengan puting yang sangat indah, kulit putih dan lembut seperti kapas. Tubuh Diane benar-benar terawatt dan terlihat sangat mahal.
“Hmm, aku tahu. Jadi, puaskan aku malam ini, hmm?” jawabnya santai.
Ketiga pemuda tersenyum dan berkata dengan kompak, “Serahkan pada kami, kak.”
Mereka pun mulai menyentuh area sensitive dan memberikan ransangan. Para pemuda itu mencumbu setiap inci kulit putih Diane.