Ringkasan
Aisyah Sholehatun Nisa adalah gadis cantik yang terpaksa di jodohkan dengan laki laki yang telah beristri karena orang tuanya yang punya banyak hutang pada laki laki itu. laki laki yang sudah beristri itu adalah Salman Alfarizki, keturunan dari orang kaya di negara nya, tapi sayang nya Salman hanya lah anak dari seorang selir. bagai mana kisah cinta mereka apa lagi Salman sudah beristri? akan kah cinta mereka bersama?
Bab 1 pernikahan
Pagi hari yang sangat cerah terlihat seorang pria paruh baya yang berjalan ke arah ruangan putranya.
"apa Salman ada di ruangannya" tanya laki laki yang memakai jas rapih itu.
"Ada tuan" jawab Fira sekertaris di perusahaan besar itu.
Laki laki yang di taksir berumur 50 tahunan itu berjalan ke ruangan tuan muda Salman.
Sambil melihat semua karyawan yang sedang bekerja.
"Ayah" sahut Salman kaget saat Ayahnya sudah ada di ambang pintu.
"Ada apa ayah kesini" tanya ketus dari sang anak.
"Hanya melihat lihat perusahaanmu" jawab Tuan besar yang di panggil Ayah oleh tuan Salman.
Tuan Salman hanya tersenyum kecil.
"Dimana istrimu yang bodoh itu" tanya tuan besar yang bernama Imran alfarizki itu.
"Dimana lagi sudah pasti di mall dan salon" jawab tuan Salman ketus.
Tuan Imran berjalan ke arah jendela.
Memandangi setiap mobil yang berlalu lalang.
"Apa kamu mau jika di jodohkan dengan putri teman ayah" tanya tuan besar yang masih menatap jalanan.
Tuan Salman bangkit dari duduknya.
"Apa ayah sudah gila, kemarin Ayah menjodohkanku dengan wanita yang matrealistis dan sekarang ayah mau menjodohkan aku lagi" protes tuan Salman.
"Tapi ini perintah, mau atau tidak kamu harus tetap menikah pak Retno punya hutang besar pada Ayah jadi Ayah meminta putri nya untuk di jodoh kan dengan mu" ujar tuan Imran dengan senyum menyeringai.
"Terserah" sahut tuan Salman pasrah.
Begitulah tuan Imran selalu saja melibatkan pernikahan di antara bisnis bahkan dia pun sudah memiliki 1 istri sah dan 2 yang di jadikan selirnya.
Dan itu pun berlaku pada tuan Salman.
Tak perduli orang orang berkata apa tentang poligami tapi bagi tuan Imran sah sah saja.
"Mas minta uang" teriak seorang wanita yang berlari ke arah tuan Salman.
"Kanti" ujar tuan Salman kaget karena istrinya itu menenteng paper bag yang begitu banyak.
"Dasar bodoh" gumam tuan imran memutar bola matanya malas.
"Upss ada Ayah, maaf Ayah Kanti ga lihat kalau ada Ayah" ucapnya.
Kanti mengambil dompet tuan Salman yang tergeletak di meja, mengambil beberapa lembar uang merah di dalamnya.
Kanti langsung belari ke arah luar ruangan tuan Salman.
"Ayah lihat wanita itu, hanya uang uang dan uang yang ada di otaknya, karena uang dia lupa kalau aku adalah suaminya yang harus di hormati dan di layani" cecar tuan Salman kepada ayahnya.
tuan Imran hanya duduk dan tak bicara apa apa.
"Mas aku laper pulang yuk" ucap Kanti yang sudah berada di hadapan Tuan Salman.
"Kanti apa kau mengijinkan jika Salman menikah lagi" tanya tuan Imran.
"Apa mas mau Nikah lagi, terus bagaimana dengan jatah bulananku apa akan di bagi" ucap Kanti polos dan itu membuat tuan Salman semakin tak suka dengan Kanti.
Tuan Imran berdiri dan mendekati Kanti.
"Tidak, uang bulananmu masih sama, aku hanya ingin supaya Salman ada yang mengurusnya" ucap tuan Imran secara tak langsung menyindir Kanti.
Kanti hanya berpikir, walaupun Kanti keturunan orang kaya tapi sikapnya seperti orang kampungan dan sedikit bar bar.
Bahkan Kanti tak pernah melayani Tuan Salman bahkan Tuan Salman pun tak pernah menyentuh Kanti.
Karena tak saling cinta apa lagi Salman tak suka pada sikap Kanti.
Sehingga mereka tinggal satu atap tapi pisah Ranjang.
"Baik Ayah jika mas Salman mau silahkan nikahkan saja dia" ucap Kanti, tak ada rasa cemburu atau sakit hati di diri Kanti.
Bahkan saat Tuan Salman sakit pun Kanti tidak perduli dia hanya mau uangnya saja.
"Nanti malam kalian berdua kerumah Ayah, akan ayah pertemukan kalian dengan putri teman ayah" perintah tuan Imran yang langsung berjalan ke luar ruangan.
**
Malam ini tuan Salman sudah bersiap dan memakai jas yang rapih.
"Mas lihat gaun merah ini aku baru beli loh bagus gak mas" ujar Kanti yang tak di tanggapi oleh tuan Salman.
Dengan bergegas tuan Salman masuk kedalam mobil, menunggu Kanti yang tak kunjung keluar.
"Lambat" gerutu tuan Salman.
Dengan tas yang besar Kanti masuk kedalam mobil.
"Apa kau tak punya tas yang lebih besar dari ini" ucap tuan Salman sedikit mengejek.
"Mas tas ini itu lagi trend dan limited edition" ucap Kanti yang bar bar itu.
Begitulah Tuan Salman tak pernah memarahi atau membentak Kanti walau pun Kanti selalu mempermalukannya.
Karena Tuan Salman selalu melihat ibunya menangis hanya karena di bentak oleh ayahnya.
Makannya tuan Salman tak pernah memarahi Kanti karena kesalahannya.
Mobil sudah terparkir di halaman rumah yang sangat luas.
Tuan Salman turun dari mobil dan langsung masuk kedalam Rumah tanpa menghiraukan Istrinya.
Di ruang keluarga sudah berkumpul dua keluarga yang sedang berbicara ringan dan sesekali tertawa.
" itu anak Saya namanya Salman dan itu istrinya Kanti" sahut tuan Imran yang memperkenalkan putranya.
Tuan Salman duduk di kursi kosong.
Matanya tertuju pada gadis yang cukup muda dan memakai pakaian tertutup itu.
"Nak Salman perkenalkan ini putri kami namanya Aisyah Sholehatun Nisa" ujar pak Retno teman bisnis nya tuan Imran yang punya hutang banyak sekali.
Tuan Salman hanya mengangguk dan melempar senyum kepada gadis itu.
"Bagaimana Ais kamu mau menikah dengan tuan Salman" tanya pak Retno kepada putrinya padahal pernikahan ini adalah paksaan dari Pak Retno supaya Aisyah setuju.
Karena Aisyah adalah anak yang berbakti dia pun mengiyakan nya walaupun dalam hati nya dia tak mau.
Aisyah melirik tuan Salman,
"Terserah Abi saja" jawab Aisyah tersenyum malu karena terus di tatap oleh tuan Salman.
"Baiklah pak Retno anak kita sudah setuju, dan sekarang tinggal menentukan tanggal pernikahannya" sahut tuan Imran dengan penuh kewibawaan.
"Bagaimana kalau minggu depan tuan, dengan acara sederhana" saran pak Retno.
"Baik saya setuju pak" ujar tuan Imran.
Hari kehari tuan Salman lewati dengan kegembiraan, Tuan Salman tinggal di rumah ayahnya banyak tawa canda di sana.
Suasana inilah yang di rindukan oleh tuan Salman.
Akhirnya minggu ini acara pernikahan tuan Salman dan Aisyah berlangsung juga.
Semua keluarga sudah bersiap melihat ijab kabul yang akan di lontarkan oleh tuan Salman.
Tuan Salman sudah duduk di depan penghulu tinggal menunggu Aisyah keluar.
'Semoga saja aku tak gugup' batin tuan Salman.
Tuan Salman malah merasa semakin gugup.
Mempelai wanita datang dan duduk di samping tuan Salman.
"Kamu sangat cantik Ais" gumam tuan Salman yang masih bisa di dengar oleh Aisyah.
Aisyah hanya tersipu malu mendengar pengakuan tuan Salman laki laki yang akan menjadi suami nya itu.
"Apa mempelai laki laki sudah bersedia" tanya pak penghulu.
Tuan Salman mengangguk.
"Apa mempelai perempuan sudah siap" tanyanya pada Aisyah.
Aisyah mengangguk dan menundukan kepalanya.
Pak Retno menjabat tangan tuan Salman dan itu membuat tuan Salman semakin gugup dan grogi tak karuan.
"Nak Salman Saya Nikahkan anda dengan putri saya yang bernama Aisyah Sholehatun Nisa, dengan mahar seperangkat alat sholat dan emas 20 gram di bayar tunai" ucap pak Retno.
Tuan Salman menarik napas panjang.
Gugup hanya itu yang di rasakan tuan Salman.
"Saya terima Nikahnya Aisyah Sholehatun Nisa binti pak Retno setya wijaya dengan mahar tersebut di bayar tunai" suara tuan Salman lantang mengucapkan ijab kabulnya.
Didalam lubuk hatinya tuan Salman merasa tak enak hati dengan Aisyah, dia berjanji akan menjaga Aisyah dan tak akan pernah menyakitinya.
Semua acara sudah selesai, malam hari ini tuan Salman akan membawa Aisyah kerumahnya dengan Kanti.
Sesampai nya di sana tuan Salman membawa kan koper Aisyah.
"Aisyah kamarmu di sana dan itu kamar Kanti" ujar tuan Salman saat mereka sudah tiba di rumah mewah itu.
"Baik tuan" ucap Aisyah lembut dan patuh.
"Biar saya antar" perintah tuan Salman.
Aisyah mengikuti tuan Salman menuju kamarnya,
Tuan Salman meletakkan koper Aisyah di atas Ranjang.
"Tuan apa tuan akan tidur di sini atau tidur dengan mbak Kanti" tanya Aisyah yang masih menunduk tak berani menatap tuan Salman suaminya itu.
"Untuk malam ini aku akan tidur di kamar tamu saja" jawab tuan Salman.
Aisyah terkejut karena mendengar Tuan Salman akan tidur di ruang tamu.